Pagi ini Pelangi kembali bersekolah setelah seminggu lebih koma. Wajahnya masih pucat menandakan ia belum pulih sepenuhnya. Cewek itu berjalan menelusuri koridor sekolah semua siswi bergosip tentangnya.
'Setelah ngilang berani banget di muncul!'
'Ga punya rasa malu.'
'Huh kasihan! Zean udah punya penganntinya.'
Langkah kaki Pelangi terhenti. Ia mendengar seorang siswi mengatakan Zean sudah mempunyai penganti dirinya. Pelangi menoleh menatap siswi itu. "Zean udah punya pengganti?" tanyanya. Suara Pelangi masih serak.
"Iya. Emang lo gak tau? Tepat disaat lo gak ada Fania nembak Zean dan Zean nerima."
Pelangi terkejut. Cewek itu bergegas pergi menuju markas Zean.
"Zean," Panggil Pelangi. "A-aku udah sembuh," katanya mencoba tersenyum walaupun rasanya begitu sulit.
Zean menatap Pelangi datar. "Gue gak peduli."
"T-tapi Zean. Bukannya kamu sering jenguk aku dan selalu ngasih aku hadiah disaat kamu dateng?"
1 minggu yang lalu di rumah sakit...
Zean meletakkan bunga diatas meja bangkar Pelangi. "Gue dateng. Lo harus cepet sembuh."
Keesokan harinya Zean datang lagi membawa photocard, merchandise, album, dan lighstick. Ia mengecup singkat punggung tangan Pelangi. "Cepet sembuh gue sayang sama lo."
Zean selalu datang membawa coklat, eskrim, novel dan beberapa makanan ringan lainnya. Di atas coklat itu tertera sebuah tulisan'cepet sembuh! Semangat!' dan Zean selalu menjenguk Pelangi tanpa ada absen satu hari pun.
Cowok itu selalu menyempatkan diri untuk menjenguk Pelangi. Dan membawa beberapa barang yang disukai Pelangi.
Zean tidak tahu harus bagimana. Hanya itu yang ia bisa lakukan untuk Pelangi.
Menjaganya.
Zean menatap mata Pelangi kosong. "Jangan salah paham gue cuma kasian sama lo selama lo di rawat gak ada orang yang mau liat lo selain gue."
Pelangi tersenyum getir. "Aku gak percaya," katanya menatap lekat manik Zean.
"Terserah! Lo mau percaya atau nggak. Gue tetep gak peduli. Lo udah gak penting!"
Mata Pelangi berkaca-kaca. Ia mengambil tangan Zean. Ia mendongak menatap mata Zean lekat. "Aku tau kamu masih sayang sama aku, kan?"
Didetik yang sama Fania datang dan langsung mendorong Pelangi hingga membuatnya terjatuh. Lutut cewek itu berdarah. "Gak usah pegang-pegang cowok gue! Inget lo cuma mantan!" tekan Fania.
Pelangi meringis.
Saat itu juga Zean sangat ingin menolong Pelangi atau bahkan menggendongnya dan membawanya ke UKS. Tapi niat itu ia urungkan.
Destand berdecak. Menatap kasar Zean dari balik tembok. Cowok itu menghampiri Pelangi meletakkan kedua tangannya di sisi paha dan punggung Pelangi. Ia menggendong membawanya pergi menjauhi Zean dan Fania.
Zean mengepalkan tangannya kuat hingga buku-buku jarinya tampak memutih.
"Turunin aku! Ngapain kamu peduli sama aku? Bahkan disaat aku koma kamu nggak ada sekalipun jengkuk aku!"
Destand menurunkan Pelangi membiarkan cewek itu berjalan dengan tertatih-tatih.
Gue dateng, gue selalu ada. Gue selalu mantau lo dari kejauhan. Gue gak mau lo tambah koma kalo gue jenguk lo. Batin Destand.

KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI
Romance[SEMANGAT LO BISA GAPAI YANG LO MAU. DOA & USAHA NOMOR SATU] "Gimana sih lo? Punya mata lo kan? Gue yang segede ini masa lo gak liat? Buta mata lo?! Main tabrak aja!" gerutu cowok itu. "Iyaa Maaf." balas Pelangi. Cewek itu masih menunduk membersihk...