9. CEMBURU

21 2 3
                                    

9. CEMBURU

"Yang itu apa?" tanya Destand.

"Perpustakaan"

"Kalo yang itu?

"Toilet"

"Yang itu?"

"Laboratorium"

"Yang itu, tu?"

"Ruang guru, Destand!"

"Yaudah ih kok ngegas!"

"Kantin mana kantin?"

"Ituuuu..."

Destand tersenyum simpul ke arah Pelangi. Cowok itu mencubit kuat hidung cewek yang ada di sampinya. "Lo imut kalo lagi marah," ujarnya.

"Destand sakit tahu!!!"

Destand berlari. Pelangi mengejar  Destand. "Destand sini gak?!!"

"Gak mau," Destand menoleh kebelakang dan mengeluarkan lidahnya.

"Ih! Destand!!!"

Cewek itu terus mengejar Destand. Hingga ia tidak sengaja memijak batu dan jatuh terkilir. "Aw," ia meringis.

"Pelangi, lo gak pa-pa?"

"Kaki aku terkilir."

"Coba gue liat."

"Aw. Sakit Destand! Udah tau terkilir malah di pegang."

Destand nyegir, "iya-iya maaf. Sini gue gendong."

Destand menaruh tangannya di  sisi paha dan bahu Pelangi. Cowok itu mengendong Pelangi. Destand akan membawa Pelangi ke UKS.

Mereka berpas-pasan dengan Zean, Agra, Kanan, dan juga Bayu. Pelangi menoleh melihat Zean, begitu juga dengan Zean. Mereka saling bertatapan.

"HAREUDANG... HAREUDANG... HAREUDANG..." Bayu menyanyi dibelakang Zean.

"PANAS... PANAS... PANASS..." sambung Kanan.

Bayu dan Kanan terkekeh geli. Sedangkan Agra hanya geleng-geleng kepala.

Zean menoleh kebelakang. Cowok itu menatap tajam Bayu dan juga Kanan. Bayu dan Kanan langsung diam. Mereka berdua tahu bahwa Zean sangat benci menjadi bahan lelucon orang lain. Mungkin habis ini mereka berdua akan babak belur.

Zean langsung pergi dan tidak memperdulikan Pelangi lagi.


🌈🌈

Zean melihat Pelangi dari kejauhan. Cewek itu sedang bercanda gurau dengan Destand. Ada rasa yang membara dihatinya.

Zean berjalan dan tanpa aba-aba langsung menarik tangan Pelangi "Gue anter lo pulang."

"Gak usah!"  Pelangi menyentak tangan Zean. "Aku bisa pulang sendiri," ujarnya.

"Gue anter lo pulang, Pelangi."

"Gak perlu."

Zean menghela napas. Cowok itu langsung mengendong paksa Pelangi dan menempatkannya diatas motornya. "Gue berhak nganterin lo pulang. Gue udah janji sama nyokap lo."

Zean memasangkan helm ke kepala Pelangi. Saat Zean memasang kan helm ke kepala cewek itu. Pelangi diam-diam tersenyum simpul.

"Pegangan," suruh Zean.

"Gak mau!"

"Pegangan Pelangi..."

"Nggak mauu!!"

"Gue gak tau harus dengan apalagi ngasih tau lo," Zean mengambil kedua tangan Pelangi dan merekatkanya ke pinggangnya. Tangan Pelangi melingkari pinggang Zean.

PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang