Zean bersandar pada dinding menatap gamang lalu lalang orang yang lewat di depannya. Agra menaiki satu alisnya melihat Zean berperilaku aneh.
Agra menepuk bahu Zean membuatnya menoleh. "Kenapa lo?" tanya Agra padanya.
"Gue gak pa-pa."
"Gue tau lo punya masalah yang gak bisa lo hindarin." Agra menatapnya, "ini tentang ayah lo sama Pelangi, kan?"
Zean langsung memandang dalam Agra. Bagaimana bisa ia mengetahuinya?
Banyak yang tidak tahu bahwa Agra adalah kaki tangan Zevgas ayah Zean.
"Kenapa lo bisa tau?" tanya Zean menyelidik. Zean tahu bahwa ayahnya memang tidak pernah berbuat kasar padanya tapi di balik itu semua ayahnya adalah seorang mafia. Dia akan menyingkirkan siapapun yang dianggapnya menganggu. Setelah bangkit dari kertepurukan Zevgas lebih tahu bagaimana dunia bertindak. Ia akan melakukan segalanya untuk membuatnya terus melambung tinggi tanpa harus terjatuh.
"Banyak yang gue tau. Lo mau jauhin Pelangi? Atau lo bakal diam-diam deket sama dia? Semua tergantung lo Zean. Lo gak tau sebanyak apa ayah lo ngirim orang buat mastiin lo jauhin dia. Kedepannya gue gak bakal tau apa yang bakal terjadi sama dia. Ini di luar nalar." jawab Agra serius. Bahkan dari raut wajahnya Zean tahu bahwa Agra tidak pernah bermain-main dengan ucapannya.
"Gue bakal tetap jadi kaki tangan ayah lo Zean, sekaligus sebagai pelindung lo" ucapnya dalam hati lalu cowok itu menepuk bahu Zean dan pergi dari sana.
🌈🌈Pelangi mengambil telapak tangan Zean ketika ia lewat di sampingnya membuat cowok itu berhenti. Zean menatap lurus ke depan membelakangi Pelangi. Pelangi berdiri di belakang Zean. "Zean kamu kenapa? Kamu ada masalah?" tanya nya lembut.
"Lo masalah gue!" sahut Zean ketus membuat Pelangi terkejut.
Pelangi bergeming, "Emang aku ada salah ya, Zean? Aku minta maaf." katanya mulai lirih. "Zean, nanti kamu anterin aku pulang, kan?"
"Gue gak bisa. Lo punya kaki, kan? Pake untuk jalan gak usah manja!"
Pelangi melepaskan tangan Zean. Ia maju menghadap Zean. Gadis itu berjinjit menangkup wajah pacarnya. Zean memalingkan wajahnya ke samping tidak ingin melihat cewek yang ada di hadapannya. "Kamu kalo ada masalah cerita, jangan kaya gini
hati aku sakit." katanya lirih.Zean menoleh. Ia sangat ingub mendekap pacarnya tapi ia tepis jauh-jauh pikiran itu. Cowok itu segera melepaskan tangkupan tangan pacarnya itu dari wajahnya. "Gue sibuk gue pergi dulu."
Pelangi menatap nanar bahu Zean yang semakin jauh darinya. Butiran kristal bening menjatuhi pipinya. Ia langsung menghapus jejak air matanya dan tersenyum simpul. "Okay Pelangi, you're strong,everything's going to be okay." ujarnya pada dirinya sendiri. Pelangi berusaha berpikir positif.
🌈Bel pulang sekolah berbunyi. Pelangi pulang sekolah dengan berjalan kaki. Ia tidak memiliki sepeser uang pun untuk membayar taksi atau pun angkutan umum lainnya.
Sebenarnya uang Pelangi lebih dari cukup untuk membayar taksi dan angkutan umun lainnya. Tapi tadi cewek itu tidak sengaja melihat anak kecil yang sedang memungut di pinggir jalan— tanpa pikir panjang ia langsung menghampiri anak berusia sepuluh tahun itu dan langsung memberikan semua uang sakunya.
Memang untuk ukuran uang Pelangi tidak pernah hitung-hitung untuk membantu sesamanya.
Pelangi berhenti di halte bus. Ia duduk di bangku panjang memandang lalu lalang di depannya. Tidak sengaja cewek itu melihat segerombolan geng motor yang mengenakan jaket bertuliskan Trigor. Pelangi langsung bangkit dan berlari sekuat tenaga. Tapi sial. Segerombolan geng motor itu tahu keberadannya dan mengejarnya. Cewek itu terus berlari sesekali ia melihat ke belakang untuk mengetahui apakah geng motor itu masih mengejarnya. Pelangi seperti menjadi buronan polisi yang di kejar-kejar belasan motor. Ia terus berlari hingga ia tidak sengaja tersandung batu dan terjatuh. Lututnya berdarah. Ia meringis pelan lalu langsung bangkit mencari tempat persembunyian yang aman. Ia bersembunyi di balik tong-tong hijau yang cukup besar. Ia membekap mulutnya sendiri agar tidak mengeluarkan suara.
Rombongan motor yang terdiri dari belasan motor itu berhenti mencari jejak Pelangi. Keyline ketua mereka turun dari motornya. Ia melihat sekeliling mencari-cari dimana keberadaan Pelangi.
Langkah demi langkah Keyline hampir mendekati tempat persembunyian cewek itu. Wajah Pelangi pias keringatnya mengalir dari dahinya. Ia tidak bisa berpikir apa yang akan terjadi padanya hari ini.
Seketika cewek itu terkejut mendapati bahunya yang di sentuh oleh seseorang. Ia menahan takut sembari memejamkan mata lalu menoleh dan menatap orang yang ada di depannya. Pelangi membuka mata dan hampir berteriak, namun Zean langsung mengintruksi agar ia tidak mengeluarkan suara. Cewek itu menganguk. Lalu setelahnya mereka pergi dari sana.
🌈🌈
Pelangi menangis sesegukan di pelukan Zean. Zean berusaha menenangkannya. Zean menyesal. Seharusnya ia tidak membiarkan Pelangi pulang sendirian. Seharusnya Zean mengantarnya tadi. "Aku minta maaf," kata Zean lembut. "Apa yang harus aku lakuin buat perbaiki semua ini dan dapat maafan dari kamu?"
Pelangi mendongak menatap Zean dengan mata berkaca-kaca. "..j-jangan kasarin aku. Kalo kamu ada masalah cerita jangan diem-diem pergi dari aku.."
"Maaf," Zean menarik Pelangi ke pelukannya. Cowok itu mengelus lembut rambut pacarnya. "Aku belum bisa cerita ke kamu. Poko nya untuk saat ini kamu harus jauh-jauh dari aku."
"Kenapa?"
Zean mengelus puncak kepala Pelangi. "Kamu harus janji untuk jauh dari aku. Di saat waktunya tepat aku bakal ngasih tau kamu. Kamu bisa sabar kan?"
Pelangi bergumam kecil. Ia menganguk di dalam pelukan Zean.
🌈
Destand mendorong Pelangi ke dinding di belakang perpustakaan. Membuat Pelangi takut padanya. Keadaan saat itu sepi. Perpustakaan jarang di kunjungi oleh murid. Bahkan yang sering ke Perpus bisa di hitung berapa jumlahnya jika tidak 5 orang pasti hanya ada 3 orang. Itu pun hanya anak-anak yang mempunyai tugas untuk meminjam buku dan menceritakan ulang bagaimana isi buku tersebut.
"Lo tau kenapa Zean nyuruh lo untuk jauhin dia?" tanya Destand menatap lekat Pelangi. Jarak mereka sangat dekat. Pelangi terpojok di dinding sedangkan Destand berada di depannya, membuat Pelangi tidak bisa berbuat apa-apa.
Pelangi menggeleng pelan.
"Karna ayah Zean— gak bakal biarin anak nya deket sama anak psikopat kaya lo!"
Menusuk. Perkataan Destand benar-benar menusuk.
Pelangi berdecih. Mendorong cowok yang ada di depannya membuatnya refleks mundur. Cewek itu menatap Destand penuh intimidasi. "Kenapa memangnya kalo aku anak psikopat? MASALAH BUAT KAMU?!" tanyanya ketus.
Destand tertawa sinis. "Gak masalah buat gue, masalah buat Zean! Lo tau? Lo cuma akan jadi parasit di kehidupan Zean. Sadar Pelangi! lo gak cocok sama Zean. Sama gue aja." ujarnya tersenyum manis. Senyum yang sangat menyebalkan dan menjijikan di mata Pelangi.
Pelangi menatap nyalang Destand. "Jangan mimpi! Aku, kamu, gak akan
pernah jadi kita dan seterusnya akan tetap seperti itu." lalu setelahnya Pelangi menabrak bahu Destand dan pergi dari sana.Destand tersenyum miring dengan senyum penuh kemenangan di bibirnya. Ia menepuk kumpulan foto yang berada di tangannya. Kemudian menatap bahu Pelangi yang sudah beranjak jauh dari nya.
****

KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI
Romance[SEMANGAT LO BISA GAPAI YANG LO MAU. DOA & USAHA NOMOR SATU] "Gimana sih lo? Punya mata lo kan? Gue yang segede ini masa lo gak liat? Buta mata lo?! Main tabrak aja!" gerutu cowok itu. "Iyaa Maaf." balas Pelangi. Cewek itu masih menunduk membersihk...