Pelangi duduk di meja bundar dengan gelas berkaki yang ada pada gengamannya. Matanya menyorot seorang pria dan wanita yang sangat begitu serasi. Ia meneguk minumannya hingga habis ludas kemudian ia menghapus jejak air yang ada pada mulutnya. Ia bangkit dan hendak menghampiri Zean dan Fania yang sedang menyapa para tamu.
Langkah kakinya terhenti ada seseorang yang menahan tangannya. Pelangi menoleh kesamping. "Lepasin!" pintanya.
"Lo jangan kesana ini bukan pesta lo! Jangan buat diri lo jadi bahan candaan disini."
"Gak usah sok pe-duli!" Pelangi menepis tangan Destand. Cewek itu melanjutkan langkah kakinya.
"Ok kalo itu mau lo! Besok lo bakal liat penjuru Arta Negara Gold tau tentang keadaan nyokap lo," ancam Destand.
Pelangi menghentikan langkah kakinya. Cewek itu berdecak sebal lalu kembali ke tempat duduknya semula.
Gue tau cuma itu kelemahan lo, Batin Destand.
Pemotongan kue ulangtahun dimulai semua orang speechless. Fania memberikan potongan kue pertamanya pada Zean. Cewek itu menyodorkan potongan kue pada Zean, Zean tidak peka. Cowok itu malah melamun dengan mata yang tertuju pada Pelangi. Fania mengintruksi agar Zean mau membuka mulutnya dan melahap kue yang ia berikan. Seketika Zean tersadar dan langsung melahap potongan kue dari Fania.
Pelangi cemberut melihat Zean. Sedangkan Destand tahu betul bagimana perasaan Pelangi.
Pemotongan kue selesai. Fania naik ke atas panggung menyapa semua para tamu. "Haii... Semuanya terima kasih sudah mau datang. Oh iya, bay the way kita punya penampilan sepesial lho dari temen kita," Fania menjeda melirik Pelangi sambil tersenyum miring. "Kita sambut diva baru kita Pelangii... Ayo Pelangi naik."
Sontak Zean terkejut. Memangnya Pelangi bisa? Zean khawatir. Bagaimana jika cewek ini hanya akan di jadikan bahan candaan?
"Gak usah naik. Lo disni aja!" suruh Destand.
"Gapapa. Aku bisa ngatasin ini."
Dengan percaya diri Pelangi menaiki panggung. Fania memberikan mixe-nya pada Pelangi.
"Liat apa yang bisa lo lakuin sekarang, Pelangi?!"
Pelangi mendekatkan mixenya. Ia mulai bernyanyi. Seketika semua orang terbius dengan suaranya. Ia membawakan lagu 'steal my boy' padangan cewek itu hanya terarah pada Zean. Suara Pelangi sangat bagus, suara yang lembut dan juga ringan. Sangat nyaman untuk di dengar.
Fania berdecak.
Sial!
Rencananya gagal.
Tapi tenang, bukan Fania namanya kalau tidak mempunyai rencana B.
Pelangi turun dari atas panggung. Fania dengan cepat mendorong Pelangi hingga membuatnya terjatuh. Lalu Fania mengambil gelas berkaki dengan isi air dari pelayan yang lewat di depannya lalu cewek itu menumpahkannya di atas kepala Pelangi. "Ops Maaf," kata Fania tertawa lalu pergi meninggalkan Pelangi.
Semua orang menyorot kasihan pada Pelangi. Keadaan cewek itu jauh dari kata baik-baik saja. Rambutnya lepek, gaun putihnya basah, sedangkan tumit kakinya nyeri gara-gara jatuh secara tiba-tiba membuat kakinya tertekuk.
Destand bangkit dan hendak membantu Pelangi tapi Zean sudah diluan menghampiri Pelangi.
Pelangi mendongak menatap Zean yang ada didepannya. Dengan segara Pelangi memalingkan wajah, malu dengan keadaannya sekarang.
Zean membuka Jas-nya. Ia membungkuk memasangkan jas-nya pada tubuh Pelangi. Lalu cowok itu menaruh tangannya di sisi punggung dan paha Pelangi. ia mengendong membawanya pergi dari acara itu. Semua orang menatap mereka.
"Zeannn!!!" Fania berteriak. Zean memberhentikan langkah kakinya. Pandangan cowok itu lurus kedepan.
Fania sudah berada disamping Zean. Cewek itu melirik Zean dengan wajah sendu. "Kok kamu malah bawa dia sih? Aku, kan, pacar kamu. Aku ngga suka turunin dia sekarang!"
Zean bergumam. "Gue tau lo tadi sengaja kan dorong Pelangi dan nyiram dia pake air?"
Fania terkejut berusaha menepis pernyataan Zean padanya. "Nggak! Aku gak sengaja, Zean. Percaya sama aku."
Zean berdecih. Melirik singkat Fania. "Gue tau lo bohong. Asal lo tau gue gak suka di bohongin!"
"T-tapi Zean-" Fania kehabisan kata-kata.
Zean tidak merespon Fania. Cowok itu memilih melanjutkan langkah kakinya dan pergi meninggalkan Fania sendirian. Semua orang menggeleng tidak percaya dengan apa yang di lakukan Fania.
Fania mengepalkan tangannya kuat hingga buku-buku jarinya tampak memutih. "Pelangi, lo liat apa yang bisa gue lakuin buat ngejatuhin lo!"
Zean memasukakn Pelangi ke dalam mobilnya. Cowok itu lalu memasangkan sabuk pengaman pada Pelangi. Nafasnya terhenti seketika.
Zean tidak mengatakan apa pun tapi Pelangi sangat berterima kasih atas tindakannya tadi. Pelangi menoleh melirik Zean lekat. Cewek itu gugup. "M-makasih Zean."
"Untuk apa?"
"Tadi kamu udah nolongin aku, makasih."
Cowok itu tidak merespon. Ia menancap gas lalu melaju dengan kecepatan normal. Pelangi tersenyum tipis melihat Zean.
Pelangi menguap. Cewek itu mulai tertidur. Zean melirik singkat Pelangi. Zean memberhentikan mobilnya menatap dalam wajah Pelangi yang berada di sampingnya.
Cowok itu menyelipkan rambut Pelangi yang menutupi sebagian wajahnya ke daun telinganya. Zean membelai wajah Pelangi ntah bagaimana Zean sangat rindu akan senyum manis dari Pelangi. Pelangi menggolek dengan terburu-buru Zean langsung kembali ke tempatnya semula. "Bangun kita udah nyampe."
Pelangi bergumam. Cewek itu membuka matanya kemudian melirik Zean. "Udah nyampe ya, Zean?"
"Iya."
Pelangi lekas turun. Cewek itu mengetuk pelan kaca mobil Zean. Zean membuka kaca mobilnya. "Sekali lagi makasih ya, Zean!" kata Pelangi tersenyum manis.
"Y." Zean membalas datar. Padahal saat itu juga ia ingin memeluk Pelangi dan menanyakan apakah ia baik-baik saja.
*
*
*
TBC...

KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI
Romance[SEMANGAT LO BISA GAPAI YANG LO MAU. DOA & USAHA NOMOR SATU] "Gimana sih lo? Punya mata lo kan? Gue yang segede ini masa lo gak liat? Buta mata lo?! Main tabrak aja!" gerutu cowok itu. "Iyaa Maaf." balas Pelangi. Cewek itu masih menunduk membersihk...