16. TELL ME

6 3 0
                                    

Pelangi sedang berjalan di koridor sendirian. Cewek itu baru saja datang.  Ia merasakan sesuatu mengguyur kepalanya. Itu adalah cat. Pelangi mendongak menatap blankon ia menemukan Fania berada di atas sana sambil terkekeh melihat keadannya sekarang. "Ups maaf. Gue gak sengaja lagi." lalu setelah itu Fania tertawa gelak.

Pelangi meringis. Seumur hidupnya baru kali ini ia di perlakukan seperti ini. Mata Pelangi berkaca-kaca melihat Nara di ujung lorong yang hanya diam melihatnya diperlakukan semena-menanya. Biasanya kalau ada orang yang melakukan hal itu pada Pelangi, Nara pasti sudah membogem mentah orang itu atau tidak Nara akan memberikan pelajaran yang sama.

Tapi sekarang? Tidak ada yang peduli padanya sedikitpun. Pelangi di kelilingi oleh orang-orang yang hanya melihatnya dengan tatapan kasihan tanpa mau menolongnya sedikitpun.

Dikelilingi oleh banyak orang yang hanya bisa menonton-mu tanpa mau membantumu, rasanya mereka tidak peduli sama sekali dengan keadaanmu sekarang atau mereka ingin membantu tapi terhalang oleh rasa takut.

Semua tampak begitu jelas. Pelangi tidak bisa mengartikannya. Lututnya terasa lemas. Bahkan airmatanya sudah menjatuhi pipinya berulang kali.

Fania terkejut melihat Zean sudah ada di belakangnya. Di sisi kanan Zean, ada Bayu dan Kanan Sedangkan di sisi kiri Zean, ada Agra yang melirik datar Fania.

Zean menggeleng pelan tidak percaya dengan apa yang dilakukan Fania barusan. Lihat Pelangi sekarang sekujur tubuhnya di penuhi cat berwarna biru muda bahkan rambutnya sudah tak tampak hitam lagi. Fania langsung mendekati Zean memegang telapak tangan cowok itu. "Z-zean?"

"Apa?" tanya Zean sarkas. Cowok itu menepis tangan Fania.

"Nggak gitu."

Zean tertawa sinis. "Nggak gitu apa maksud lo?"

"Aku gak mau kamu deket-deket dia. A-aku cemburu."

"Kalo lo emang cemburu gak gitu caranya lo liat Pelangi sekarang! Coba lo yang jadi dia gimana perasaan lo?"

Fania menatap Zean sendu. "I-iya maaf. A-aku gak mau kamu deket dia. Aku takut kamu pergi dari aku dan kembali lagi ke Pelangi."

"Dari awal  gue emang udah pergi dari lo. Gue gak punya perasaan apa-apa ke lo! Dan sekarang lo bikin gue semakin ilfeel  sama lo." Zean pergi meninggalkan Fania sedangkan Fania terpaku ditempatnya.

"Dari awal gue emang udah pergi dari lo"

"Gue gak punya perasaan apa-apa ke lo"

"Dan sekarang lo bikin gue semakin ilfeel sama lo"

Fania meringis semua tubuhnya terasa lemas. Jadi selama ini Zean menganggapnya apa?

Fania menyeka air matanya ia berlari dan langsung memeluk Zean dari belakang. "Apa yang harus aku lakuin biar kamu bisa suka sama aku? Aku bisa ngasih segalanya bahkan masa depan aku, rela aku kasih ke kamu."

Zean terbelalak. "Lo cuma terobsesi sama gue! Jangan buang harga diri lo cuma buat cowok yang gak pernah nganggap lo ada!"

Fania menggeleng. Ia terisak. "Nggak! Aku tahu yang terbaik. Aku tahu aku bisa dapetin kamu dengan cara yang gak biasa."

Zean melepaskan cekalan Fania dari pinggangnya. "Gue gak suka sama cewek yang dengan mudah mau jatuhin harga dirinya cuma untuk cowok yang gak cinta sama dia!"

"Kenapa sih Zean, kamu gak bisa buka hati kamu untuk aku? Aku cinta, aku cinta sama kamu, Zean! Kenapa sih sulit banget untuk kamu ngasih aku tempat di hati kamu?"

"Karna gue gak cinta sama lo!" perkataan Zean benar-benar menusuk relung hati Fania yang paling terdalam.

Fania melirik tajam Pelangi. Cewek itu menuruni tangga  menghampiri Pelangi dan langsung mendorongnya dengan kuat hingga membuat Pelangi terjatuh ke lantai. "Kenapa? Kenapa lo harus ada? Hah?!"

PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang