Bab 1. The Look

88 12 2
                                    


Yeah!

Tema perdana malam ini adalah ... Jeng jeng apa itu?

'Penciptaan'

Seketika saja aku garuk-garuk pipi. Okeh, let's try to do this challenge!

*****

Acap kali ia berpikir bahwa pria itu memiliki wajah sangat rupawan dan digilai para wanita termasuk karyawannya. Ia bangga dilahirkan dengan raut sempurna. Ibu yang cantik, ayah yang berwibawa. Kedua orangtuanya pemilik Taisho Group yang bergerak dalam bidang properti. Di Tokyo.

Ia menyugar rambut peraknya ke belakang. Tak peduli dengan tatapan memuja orang-orang sekantor dia terus berjalan mantap memasuki lobi utama. S-class hitamnya terparkir indah dengan label 'CEO' di plang parkir khusus.

Postur tegap dengan tinggi 180 cm, ditunjang penampilan hari ini memakai setelan jas dan celana hitam, kemeja navy  membalut tubuhnya yang aduhai. Kedua tangannya di dalam saku celana.

Ia sendiri heran, kenapa diberi paras di atas rata-rata? Kami-Sama menciptakan sepasang suami istri yaitu ayah dan ibunya. Kedua orang tua memiliki rambut perak dan warna mata berwarna emas dan itu sudah turun temurun.  Kemudian lahirlah pria bernama Sesshoumaru Taisho.

Ayahnya selalu berkata, kelak sang putra yang akan meneruskan perusahaan keluarga. Maka Sesshoumaru mengambil kuliah jurusan bisnis di Todai. Ia lulus dengan predikat Cum Laude. Hal tersebut membuat kedua orangtuanya bangga.

Sungguh, ia bersyukur memiliki semua ini. Sudah jelas kan ia anak siapa.

Namun, dibalik tatapan tajam dan wajah datar itu ada kabar tak sedap selalu menghampirinya. Ia dikatakan gay oleh beberapa koleganya. Kenapa bisa begitu? Karena gosipnya sih ia anti terhadap wanita. Baginya wanita itu makhluk merepotkan. Alay. Lebay. Norak. Hobi bergosip. Ah, kata terakhir sudah menjadi makanan sehari-hari pegawainya. Bahkan, sekretarisnya pun laki-laki. Cakep pula.

Tuh kan? Benar. Eit, jangan begitu. Kan bisa saja itu gosip. Bagaimana kalau itu benar? Mari kita ikuti kisah nya.

Sesshoumaru menghampiri meja resepsionis. Perempuan itu langsung berdiri dan merapikan rok pendek sepaha.

"Selamat pagi, Tuan Sesshoumaru," sapanya ramah, nadanya seperti dibuat-buat.

Sesshoumaru sampai jijik dibuatnya. 'Menggelikan!'

"Apa mereka sudah datang?"

"Sudah, dan ini nama-nama yang akan magang di devisi keungan, Tuan." Kana menyerahkan lampiran tersebut kepada Sesshoumaru. "Kecuali satu orang belum datang."

"Aku paling tidak suka sama orang tidak tepat waktu. Suruh Myoga yang mengantar ini ke atas!" Titahnya.

"Baik."

Baru saja ia berjalan menuju lift, telinganya menangkap suara orang tengah berlari. Menoleh sedikit seorang gadis sedikit berjalan tergopoh-gopoh.

"Wait, wait!"

Sepatunya ditenteng salah satu tangannya. Sedangkan tangan satu lagi menulis.

"Untung saja kau datang, ayo lekas tulis namanu di sini."

"Baik. Aku ke lantai berapa?" Kana langsung memberitahunya. Gadis itu mengangguk cepat. Ia melesat menuju lift dan melewati sang CEO dan menekan tombol lift.

Kedua manik emas Sesshoumaru menatap tajam. Fokus nya kini menatap punggung gadis. Kemeja putih lengan digulung sampai siku, sebuah jas hitam tersampir di pergelangan tangan. Flared skirt hitam  jenis lebar di tepi nya dikelilingi renda hitam. Perempuan itu sedang memakai sepatunya.

You And IWhere stories live. Discover now