Tema ke-17:
Okehh, Sesshy menggelap kalo gituh.
*****
"Kau telah membuat Kagome ketakutan. Kau menghilang tiba-tiba kemarin malam." Sesshoumaru berdiri di luar lobby hotel. Matanya lurus menatap sosok nenek berpakaian kimono.
"Maaf, sebab ini adalah 'rumahku'."
Sesshoumaru menengadah ke atas bangunan berdiri kokoh. Ternyata, ini bekas kuburan. Pantas saja kemarin malam Kagome merasa ada bayangan putih berdiri di lorong lantai tujuh. Apakah kamar yang di tempati Kagome itu adalah 'rumahnya'?
"Kau benar. Kamar itu adalah rumahku, tetapi gadis itu selalu membersihkannya. Terima kasih." Sang nenek berkimono membungkuk.
Sesshoumaru pun melakukan hal yang sama. "Semoga kau tenang di alam sana."
"Terima kasih, anak muda. Semoga anda juga berbahagia dengan gadis yang anda cintai." Nenek itu tersenyum.
"Hn."
Wanita tua itu perlahan mulai menghilang. Dimulai dari tusuk konde ceri menghiasi rambutnya memutih lalu ke kaki. Di akhir kata ia berkata, "Akhirnya nenek bisa berkumpul dengan keluarga."
Sesshoumaru menghela napas. Resiko sih silsilah dari ibunya bisa melihat roh halus dan itu menurun kepadanya. Ia menengadah pada langit malam bertabur bintang. Malam ini adalah terakhir berada di Osaka. Besok siang ia harus kembali ke Tokyo. Tak lupa nanti ia harus mengundang Pak Tua itu bertandang ke kotanya.
'Merepotkan.'
TBC.
Maaf, nulisnya pendek. Agak flu. Makasih.
YOU ARE READING
You And I
Hayran KurguSelenophile. Lelaki berkharisma itu selalu menatap rembulan. Entah apa yang dipikirkannya. ia tercenung lama, namun 'kegiatan' memandang cressent sudah tak dilakukan lagi akhir-akhir ini. Seorang perempuan berambut panjang mencuri perhatiannya. Heli...