Bab 15 Guns N Roses

15 3 4
                                    


Tema ke-15:

Entah kenapa jadi kebayang guns n roses

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Entah kenapa jadi kebayang guns n roses. Dah itu aja.

****

Selama di Osaka Sesshoumaru, Kagome, dan Miroku meninjau project resort hotel yang akan dibangun di daerah kaki pegunungan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selama di Osaka Sesshoumaru, Kagome, dan Miroku meninjau project resort hotel yang akan dibangun di daerah kaki pegunungan. Awalnya Bakuseno bersikeras di tengah gunung, namun ia kalah debat dengan penerus Taisho Group ini. Pria itu sudah memikirkan matang-matang.

Sebelumnya ia berdiskusi dengan Miroku dan Kagome. Melihat kontur tanahnya agak kurang bagus untuk membuat lahan, akhirnya Sesshoumaru memutuskan di bawah kaki gunung. Hal tersebut sangat menguntungkan karena lokasinya tak begitu jauh ke kota. Dan ada sumber mata air panas. Jadi  akan dibuatkan kolam air panas di tiap kamar hotel.

Untuk bangunan sendiri, Sesshoumaru dan Bakuseno sepakat untuk membangun resort hotel tradisional rasa bintang lima. Dua perusahaan besar berakhir dengan kata sah.

Sah?

Maksudnya sepakat.

Oya, mengenai kata sepakat, Sesshoumaru dan Kagome juga profesional dalam menjaga sikap di depan Bakuseno dan Miroku. Setelah kemarin mengungkapkan perasaan masing-masing mereka semakin dekat walau masih ada jarak yang memisahkan bila orang-orang sekitar berada di dekatnya.

Sesshoumaru tetap mengawasi Kagome dari belakang tatkala gadis itu sedang berbincang seru dengan Miroku membahas resort. Dan Miroku sendiri? Tangannya memang gatal memegang bahu dan punggung Kagome. Otomatis tangan Miroku terkena pukulan ujung pedang katana pemberian Bakuseno dari Sesshoumaru.

Pak Tua kaya raya itu tak dapat menahan senyum melihat muda mudi ini saling berdebat. Dan Kagome penengahnya. Tiba-tiba tak ada angin tak ada hujan pemuda berbaju setelan merah datang menghampiri mereka sambil marah-marah.

"Bakuseno!"

Rombongan Sesshoumaru serentak menoleh. Yang lain menatap datar, tapi Kagome malah berteriak. "Kau lagi!"

Inuyasha datang dengan lagak pongah. Di tangannya memegang buket mawar merah. Lalu ia menyerahkan kepada Kagome. Tanpa banyak basa basi ia berkata yang membuat semua orang terkejut, terlebih Sesshoumaru. "Aku suka kau!"

Kagome syok! Tentu saja. Ia mematung dan mulutnya menganga lebar. Di belakang gadis itu Sesshoumaru menatap tajam sang adik tirinya. Walaupun pria bermuka datar itu berusaha menutupi keterkejutannya, ia tak terima begitu saja.

Baginya ini adalah hari bahagianya. Dan sekarang si adik tak tahu diri datang membuat kekacauan. Ia meraih lengan kekasihnya. "Kagome," panggilnya.

"Ya, Sesshoumaru?" Manik kebiruannya membulat. Ia tak pernah melihat wajah Sesshoumaru mengeras. Manik amber itu terus menghunjam ke netra Inuyasha. Kagome bergidik.

"Mundurlah!"

Menurut, Kagome mengikuti perintah Sesshoumaru. Miroku pun berdiri di samping sang CEO. "Ada apa kau datang kemari?"

"Apa-apaan ini, Bakuseno? Bukankah project ini untukku kenapa kau malah memberi ke dia?!" Telunjuknya mengarah ke Sesshoumaru yang masih berdiri tenang. Inuyasha sangat marah.

"Yah, aku punya alasan tersendiri kenapa aku memilih kakakmu daripada kau, Inuyasha. Aku selalu mencari informasi kinerjamu dalam memegang perusahaan Taisho Group. Awalnya aku ingin memberi kepercayaan padamu, tapi ternyata aku salah. Kau tak becus hingga ayahmu lah turun tangan menghandel perusahaan di distrik Nagoya. Apa aku meleset?" Pak tua renta itu sangat paham kedua kakak beradik ini tak akur dari dulu. Walau Sesshoumaru arogan tapi ia mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Inuyasha terdiam. "Tapi aku tak terima! Harusnya ini adalah projectku bukan dia!" Sungguh ia sangat iri terhadap kakaknya. Amarahnya meluap hingga mengeluarkan pistol di belakang pinggangnya. Kagome memekik di belakang Sesshoumaru. Pria itu sigap melindungi kekasihnya.

"ARE YOU F***KING MAD, INUYASHA?" Seru Miroku. Kedua tangan pria berkuncir satu itu di depan wajahnya seperti petinju. Kaki kirinya agak tertekuk siap menendang kapan saja. Diam-diam Miroku punya beladiri.

"Mati kau, Sesshoumaru!" Pelatuk ditarik. Bunyi tembakan menggema di area resort. Miroku menerjang Inuyasha. Mata Kagome membelalak. Lututnya lemas melihat likuit merah menetes dari balik pakaian Sesshoumaru.

"Sesshoumaru!" Kagome memegang tubuh pria itu namun ia agak lega  rupanya peluru itu menyerempet bahu nya. Kagome lekas-lekas mengeluarkan saputangan dari dalam tas. Tanpa sadar bulir air mata keluar dari pelupuk matanya

Sesshoumaru melirik. "Terima kasih, jangan menangis, Kagome," ujarnya pelan. Telapak tangannya mengusap puncak kepala Kagome.

"Bagaimana aku enggak menangis, kau hampir saja tertembak, Sesshoumaru." Kagome menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan sang kekasih.

"Aku baik-baik saja."

"Beraninya kau melukai Sesshoumaru!" Miroku mengunci dua pergelangan Inuyasha yang berusaha melepaskan diri. Beberapa pekerja datang mengerumuni mereka.

"Bakuseno, batalkan project ini!" Inuyasha masih meronta hebat. Ia tak bisa melepas kuncian Miroku. "Dan kau rupanya punya peran ganda ya?"

"Yes, i am."

"Sialan kau goddamit!"

Bakuseno menghampiri Inuyasha. "Seharusnya kau belajar dari pengalaman yang sudah-sudah. Rupanya kau tak berubah ya." Bakuseno menggeleng lalu meninggalkan Inuyasha.

"Sesshoumaru! Awas kau, brengsek! Sialan! Kau-aaargh wajahku!" Ia menoleh siapa yang menampar wajahnya dengan buket mawar merah. "Kau lagi! Apa-"

"Apa hah apa?" Kagome berkacak pinggang. Ia benar-benar marah. "Harusnya waktu itu kau kutendang saja dan kulempar dari luar jendela! Kau makin melunjak! Sekarang kau melukai Sesshoumaru!"

Inuyasha makin tak suka melihat gadis incarannya bersama sang kakak. "Kau apanya Sesshoumaru hah pecundang?"

"Hoo," Bakuseno mengusap jenggotnya.

Bagai gunung fuji siap meledak kapan saja dari atas kepala Kagome, ia meraih buket bunga mawar yang dia lempar tadi. "Aku kekasih Sesshoumaru! Memangnya kenapa hah? Kagome terus memukul Inuyasha dengan buket bunga. Tentu saja pemuda itu tersungkur ke tanah.

Kedua alis Sesshoumaru terangkat. Hatinya terasa hangat. Akhirnya Kagome mengakuinya pada orang-orang yang ada di sana.

Setelah Inuyasha diamankan oleh bodyguard Bakuseno dan dibawa ke kantor polisi. Situasi aman terkendali. "Ayo, kalian bertiga ke rumahku dan lukamu harus diobati, Sesshoumaru," ajaknya.

"Hn."

TBC.

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


You And IWhere stories live. Discover now