Selenophile.
Lelaki berkharisma itu selalu menatap rembulan. Entah apa yang dipikirkannya. ia tercenung lama, namun 'kegiatan' memandang cressent sudah tak dilakukan lagi akhir-akhir ini. Seorang perempuan berambut panjang mencuri perhatiannya.
Heli...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ohohohoooo 😎😎
*****
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kagome bersenandung di ruang kerjanya. Wajahnya bersemu, senyum manis tak lepas dari bibir gadis itu. Ia merapikan dan mengelap komputer dan perkakas alat tulis di meja kerja.
Alis Sango mengernyit. Tumben? Ada apa ini? Ah, tampaknya ia mengerti asistennya tengah berbahagia. Ya iyalah, hanya dirinya dan Miroku tahu hubungan Kagome dan CEO nya. Sudahlah biarkan saja dan melanjutkan minum teh nya tertunda.
Seorang wanita berparas cantik memasuki gedung lobby. Sepatu putih menghentak lantai. Ia berjalan dengan anggun. Rok putih terusan sampai lutut dibalut blazer merah. Rambut hitamnya dibiarkan tergerai. Ia merasa bangga beberapa pasang mata memandang iri ke arahnya.
'Salah sendiri wajah kalian di bawah rata-rata,' pikirnya sombong. Wanita berwajah dingin itu memencet tombol angka 9. Senyumnya mengembang.
Sesshoumaru sedang memeriksa laporan perusahaan yang berkerja sama dengannya. Kedua alisnya bertemu di tengah. Sebuah map merah berisikan ajakan kerjasama dengan seorang wanita bernama-"
"Sesshoumaru, ada yang ingin bertemu denganmu," jawab Miroku gugup sekaligus bingung.
"Siapa?"
"Hallo Sesshoumaru." Wanita itu sekonyong-konyong masuk begitu saja melewati Miroku yang berdiri di depan pintu.
Sesshoumaru terpaku. Wajahnya tetap datar tanpa ekspresi. Kenapa dia datang kesini? Apa ini menyangkut dengan--"
"Apa kabar, Sesshoumaru? Lama tak bersua." Perempuan itu mendekati pria berambut perak, tapi langkahnya terhenti. Ia menoleh ke belakang Miroku masih berdiri di sana.
"Kau boleh pergi," ucapnya ketus.
"Yang boleh menyuruhnya pergi itu aku, bukan kau!" Tegas Sesshoumaru dingin.
"Ahaha kau masih saja begitu dari dulu tak berubah."
"Mau apa kau kesini, Kikyo?"
"Tentu saja aku merindukanmu. Apa kau tak kangen padaku?"
