Tema ke-18 adalah....
Aku bingung harus digimanain ya😂
*****
Sesshoumaru, Kagome, dan Miroku baru saja tiba dari Osaka ke Tokyo sabtu siang. Sengaja mengambil jam penerbbangan pagi agar setibamya di Tokyo bisa langsung istirahat. Kagome dan Miroku pulang ke kediaman masing-masing. Sedangkan Sesshoumaru dia disibukkan oleh setumpuk pekerjaan yang dia pulang ke rumahnya.Baru saja dia memasuki kamar yang luas, ponsel berdering. Alisnya mengernyit. "Ada apa ayah?"
"Temani ayah nonton baseball hari ini."
"Ayah, aku baru saja tiba dari Osaka."
"Terus? Kau lelah? Aku di depan rumahmu sekarang."
Sesshoumaru memegang bahu kanannya. Masih agak terasa sakit, tapi dia lupa menaruh obat dan perban dimana ya? Apakah Kagome yang membawanya?
"Baiklah."
.
.
.Sesshoumaru memakai baju kemeja merah marun, kedua lengan digulung sampai siku. Celana jeans hitam membungkus kakinya yang panjang. Sepatu kanvas putih menambah penampilannya. Agar tak terlalu mencolok ia memakai topi baseball dan jaket hitam.
Ayahnya memakai kaus Polo putih. Ayah dan anak itu membeli minuman dan popcorn. Hari ini ada pertandingan antar kampus yaitu Tokyo dan Waseda. Berhubung dua pria ini alumni Todai maka bagi sang ayah wajib menonton pertandingan tersebut.
"Kau tahu? Pada tanggal 9 Februari 1971, pitcher Leroy “Satchel” Paige menjadi veteran Liga Negro pertama yang dinominasikan untuk Baseball Hall of Fame." Matanya terus menatap para pemain sedang bertanding di lapangan.
"Hn. Paige seorang legenda pitching yang terkenal dengan fastball, kecakapan memainkan pertunjukan, dan umur panjang karir bermainnya, yang berlangsung selama lima dekade, dilantik." Sesshoumaru mengambil jeda lalu berkata, "Bahkan Joe DiMaggio pernah menyebut Paige sebagai pelempar terbaik dan tercepat yang pernah ia hadapi".
Touga memutar tubuh ke samping menghadap anak sulungnya yang memandang lurus ke lapangan. "Kau masih ingat rupanya. Sewaktu masih muda, ayah sangat menyukai baseball selain kendo. Bagi ayah dua-duanya sangat menyenangkan."
"Hn."
Jangan 'hn' terus dong. Sesekali iya kek, oke kek," protes Touga merengut sambil bersedekap. Benar-benar deh, nih anak sulung dari dulu sampai sekadang enggak berubah. Selalu saja pasang wajah datar.
"Kalau kau seperti itu nanti kau enggak punya pacar. Selamanya jadi bujang lapuk enggak laku,-laku, padahal wajahmu di atas rata-rata."
"Ayah banyak bicara," sela Sesshoumaru dingin. "Lihat, tim Todai kalah."
"Hah apa?! Baru satu ronde. Ayah enggak khawatir, pasti Todai menang hari ini."
"Berani bertaruh?"
"Enggak."
"Hm." Sesshoumaru tersenyum segaris di sudut bibirnya.
"Ngomong-ngomong, apa kerjasama dengan Bakuseno sukses?"
"Hn."
"Apa ... Inuyasha datang kesana?"
"Dia menembak mengenai bahu kananku. Untung keserempet. Miroku langsung meringkusnya dan berakhir dengan Kagome memukul wajah si sialan itu dengan bunga mawar." Entah kenapa, menyebut nama adik tiri saja jadi iritasi. Sebal!
"Wah, seru dong! Nyesel ayah ga ikut kesana!"
Sesshoumaru memutar kedua bola matanya. "Ayah, ajarkan anak kurang ajar itu belajar sopan santun. Sejak kapan dia membawa pistol?"
Mata Touga meredup. "Izayoi sangat memanjakannya," sesalnya. "Ayah khawatir jika saja dia kerjasama dengan Bakuseno akan berantakan. Makanya dia tidak terima project resort itu kau yang menerimanya."
"Salahnya sendiri, megang perusahaan lain saja dia enggak becus! Lagipula kita ini mau nonton baseball apa ngobrol!?"
"Nonton!" Lekas-lekas Touga menyahuti pertanyaan sang anak. Bisa gawat nanti ngamuk di sini.
TBC
YOU ARE READING
You And I
FanfictionSelenophile. Lelaki berkharisma itu selalu menatap rembulan. Entah apa yang dipikirkannya. ia tercenung lama, namun 'kegiatan' memandang cressent sudah tak dilakukan lagi akhir-akhir ini. Seorang perempuan berambut panjang mencuri perhatiannya. Heli...