Bab 5 Half of Snake

31 6 11
                                    


Tema ke 5: Buat karya yang melanjutkan kisah dongeng/legenda yang ada.

Dongeng/legenda nya harus dapat dikenali, ya.

"...." Berusaha keras mikir legenda apa ya.

Kagome memasuki ruang khusus magang dengan mata sedikit mengantuk. Berapa kali ia menguap. Gara-gara kebangun akibat mimpi aneh semalam hingga terjaga sampai pagi.

'kenapa bisa bermimpi tentang ular, ya'? Gumamnya dalam hati. Kagome tak mengerti kenapa pria yang ia hindari setengah mati malah masuk ke mimpinya. Mana di mimpinya laki-laki sombong itu memeluk erat tubuhnya.

Dan kenapa ia jadi sedih ketika putra Taisho melengos wajahnya meninggalkan dirinya? Sejujurnya Kagome menyukai manik emasnya. Walau terkesan dingin ditunjang wajahnya datar tanpa ekspresi, tapi Kagome merasa nyaman saja.

Kagome juga belum terlalu mengenal sang CEO Taisho. Dia masih kesal sejak pertama kali bertemu sudah membuat hatinya jengkel. Kekanak kanakan memang, butuh waktu agar ia mau memaafkan Sesshoumaru.b

Gadis kuil itu beranjak menuju pantry hendak membuat kopi. Jemarinya membuka laci yang berisi bermacam-aneka kopi. Ia butuh kopi hitam. Setengah mengantuk menyeduh ke dalam cangkir.

"Higurashi, tolong fotokopi berkas ini."

"Baik."

Kagome berjalan menuju ruang khusus magang, lalu ia mengambil ponsel dari dalam tas lalu memotretnya. Tak lupa ia mengirim ke Sango atasan HRD devisi keuangan. 

"Pagi Kagome, sapa Ayame si gadis berambut cokelat datang menghampirinya.

"Huaamm pagi, Ayame."

Ayame meletakkan tas di atas meja berseberangan dengan Kagome. "Kau kenapa, Kagome?"

"Aku ngantuk. Semalam kejaga karena mimpi aneh. Lalu aku kebangun jam tiga pagi dan belum tidur sampai sekarang," lagi-lagi gadis kuil itu menguap mulutnya lebar-lebar. "Kopi hitam saja enggak mempan."

Ayame hanya tersenyum mendengar keluhan teman barunya. "Sana cuci muka, biar segar. Masa ketemu CEO ganteng mukamu kusut gitu."

Kagome menghela napas. "Ia sih." Ia menyenderkan tubuh ke kursi. Kedua tangan di atas perut dan kakinya disilangkan. "Dia baru datang," Kagome melirik jam tepat pukul delapan pagi."

"Benar-benar tepat waktu."

"Iya," Ayame mengangguk. "Cepat cuci muka dulu sana."

Kagome mengangguk. Ia beranjak ke toilet terdekat. Benar saja wajahnya terkena air dingin dan segar kembali. Untung ia membawa lipstik dan bedak. Eye shadow warna cokelat berada dalam pouch nya.

Kagome duduk kembali sambil membersihkan sisa air yang menempel di wajahnya dengan menggunakan tissue. Lalu ia sapukan bedak tipis-tipis dan lipstik warna nude merah muda poles ke bibirnya. Ketika ia mengerling ke ruangan CEO, matanya tak sengaja bertemu dengan Sesshoumaru sedang bicara dengan pemuda berambut jagung memperlihatkan sesuatu di ponsel.

Pandangan mereka terkunci.

Lekas-lekas Kagome mengalihkan wajahnya. Ia merasa saat ini semburat merah menjalar ke pipinya. Sekali dia mencuri panjang. Ah, pria dingin itu masih menatap dirinya lekat-lekat. Kagome melengos.

'Kenapa dia masih melihat ke sini?' gemanya dalam hati.

"Higurashi, sini sebentar."

Dadanya berdegup kencang. Ada apa ya? Wajahnya keliatan serius sekali. Ia berdiri dan membetulkan kemeja dan rok. Lalu ia melangkah mendekati dua orang laki-laki di pintu ruangan.

You And IWhere stories live. Discover now