Selenophile.
Lelaki berkharisma itu selalu menatap rembulan. Entah apa yang dipikirkannya. ia tercenung lama, namun 'kegiatan' memandang cressent sudah tak dilakukan lagi akhir-akhir ini. Seorang perempuan berambut panjang mencuri perhatiannya.
Heli...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hmm, apa ya? Ya baiklah, aku coba ya.
*****
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kau kelihatan menor."
Kagome terkejut mendengar tutur kata Sesshoumaru meluncur keluar dari bibirnya. Ia tak menyangka laki-laki berwajah datar tersebut mulai menghina dirinya.
Sesshoumaru duduk tenang dengan segala keanggunan yang dia miliki. Jemari saling terkait bertumpu di atas perut. Roman mukanya tak berubah, hanya alisnya berkedut.
Kagome berusaha tidak mengeluarkan amarahnya. Maka ia pun bertanya. "Aku rasa itu tidak benar, Sesshoumaru!"
"Aku memperhatikanmu, wajahmu sejak pertama kali ke sini dan sekarang."
Kagome makin tak mengerti. Memangnya ada yang salah dengan wajahnya?
"Mengacalah dulu." Sesshoumaru mengeluarkan cermin kecil dari dalam laci meja kayu ukir beralaskan kaca. Lalu menyodorkan kepada Kagome. "Ambilah."
Dengan ragu-ragu, Kagome menerima pemberian cermin kecil dari Sesshoumaru. Ketika ia membalikkan alangkah terkejutnya. Lipstik merah norak, warna eye shadow tak ia sukai, bahkan blush on seperti ditempel bulat seperti pipi boneka. Grr! Kurang ajar tetangga apartemennya benar-benar membuatnya emosi.
Kagome memutar tombol nomer ponsel orang tersebut. Seraya menghapus make up dengan tissu basah dari Sesshoumaru, ia berteriak. "Dasar kau pembohong, make up mu jelek, tauukk! I hate you, Riko!"
Tanpa diduga, Sesshoumaru tertawa kecil. Mata emasnya bersinar kagum saat ia bersandar di kursi. Ia terus menatap Kagome menggerutu sambil membersihkan wajahnya.
Mata Sesshoumaru mengamati tubuh Kagome yang ramping dalam balutan setelan blazer hitam, kemeja putih menutupi payudara agak besar dan kencang, pinggang ramping, dan lutut kurus berbentuk. Gairah melandanya. Wajah Kagome kembali bersih, polos tak bernoda. Inilah yang dia sukai. "Kau lebih cantik dandan natural, Kagome."
Dipuji seperti itu siapa sih yang menolak? Terlebih itu ucapan sang atasan seksi. Baginya, sih. Memang yummy. Eh? Jangan bilang kau mulai tertarik padanya, Kagome.
Kagome menggeleng kuat-kuat.
"Kau kenapa?"
"Eh, tidak apa-apa, Pak. Oya, aku malah lupa. Ada apa bapak memanggilku kemari?"
"Raut Sesshoumaru serius. "Aku ingin membicarakan resort yang akan kita bangun di Osaka."
TBC.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
An.: Maaf, aku lagi ga enak badan. Jadi segini aja. Makasih udah baca, komen, dan vote nya.