*****
Setelah tiba di Osaka, Sesshoumaru bergegas untuk bertemu dengan Bakuseno, sang pemilik Osaka Corp di hotel. Tentu saja Kagome dan Miroku ikut dalam perjalanan bisnis. Sesshoumaru dan Bakuseno terlibat pembicaraan seru demi mencapai tujuan dan kesepakatan bersama. Dua pria itu berdiri dan berjabat tangan tanda persetujuan telah disepakati untuk membangun resort pariwisata. Mengingat belakangan ini wilayah Kansai sedang gencar-gencarnya meningkatkan wahana permainan juga tempat hiburan. Maka itu kedua group besar sangat tertarik.Miroku sibuk mencatat jadwal pertemuan berikutnya, sedangkan Kagome tak kalah sibuknya mengetik laporan yang akan dia serahkan pada Sesshoumaru. Harusnya Sango yang mendampingi Sesshoumaru. Namun, wanita cantik itu tak bisa karena mendampingi Touga ke Korea Selatan.
Sebagai hadiah, Bakuseno memberi pedang katana sebagai tanda kenangan. Sesshoumaru pun memberikan hal yang sama. Bakuseno berjanji akan mengajaknya ke kastil Osaka, wisata kuliner dan Dotonbori.
Setelah beristirahat sejenak di Hotel dekat stasiun Namba, Sesshoumaru bersantai sejenak sambil menatap pemandangan dari lantai tujuh di kamarnya. Ia menyesap ocha hangat. Di hadapannya Kagome sibuk berkutat di laptop. Miroku keluar untuk bertemu dengan teman lamanya.
Manik kebiruan Kagome berbinar, tanda pekerjaannya sudah selesai. "Done!"
Sesshoumaru menatap wajah ayu Kagome bediri dekat jendela. Ia ingin merengkuh tubuh gadis yang sudah mengikat hatinya. Namun, ada hal yang mengganjal. Bohong kalau dia tak suka. Bohong kalau dia tak cinta.
Walaupun kata-katanya suka pedas, tapi itu berbalik dan tindak tanduknya enggak sinkron. Ia sangat memperhatikan gadis yang mungkin menurut orang perangainya buruk. Anehnya, justru Sesshoumaru jatuh cinta.
Sesshoumaru tak tahan membohongi diri sendiri. Musik terus bersenandung memenuhi kamarnya cukup luas. Sebuah lagu di era tahun 80an Lovely Day.
"Kau tahu, Sesshoumaru? Kemarin kita kompak ya menghajar adikmu," Kagoms tergelak ramai.
"Hn."
"Dia memang pantas mendapatkannya."
"Hn."
"Jangan 'hn' melulu, dong. Katakan yang lain kek." Kagome memutar tumit menghadap laki-laki jangkung ini. Ia menarik lengan yukata biru yang dipakai Sesshoumaru saat ini. Kagome terkesiap telapak tangannya digenggam erat.
"Kagome."
"Ya?" Kagome memakai turtle neck hitam dibalut setelan jaket dan celana jeans biru muda. Sebelah alisnya terangkat, Sesshoumaru merogoh dari balik saku Yukata. Pria itu menyodorkan sebuah kotak kecil. "Apa ini?"
"Bukalah."
Perlahan, gadis kuil Higurashi itu membuka kotak. Matanya membelalak lebar. "Apa ini?"
"Kau tak tahu itu apa?" Sesshoumaru balik bertanya.
Kagome memutar kedua bola matanya. "Maksudku, untuk apa kau memberiku ini?
"Hari Kasih Sayang." Sesshoumaru duduk di sofa berwarna abu muda, langkahnya diikuti oleh Kagome."Duduklah."
"Katakan, Sesshoumaru," desak Kagome tak sabar.
"Kau ingin tahu?"
Kagome mengangguk mantap. "Um."
Sesshoumaru membuang napas perlahan. Manik emas indahnya menatap tajam pada netra indah kebiruan milik Kagome. Ia menarik tangan dan digenggam erat. "Aku menyukaimu, Kagome."
Tubuh gadis manis itu menegak. Mata bulatnya tambah membelalak. Mulutnya menganga lebar. "Tunggu dulu, bukankah kau membenciku waktu itu? Kau bohong, kan?"
"Aku tak berbohong."
Kepala Kagome berdenyut-denyut. "Semakin hari aku sering memperhatikanmu. Aku sering memandangmu diam-diam. Bahkan aku geram melihat adik tiriku yang kurang ajar itu menyentuhmu. Aku tidak rela."
Kagome syok. Dadanya berdegup kencang. Sejujurnya dia pun mulai menyukai pria ini. Sejak ia bertukar nomer ponsel, Sesshoumaru sering mengirim emoticon love. Pria itu memang irit bicara, anehnya Kagome nyaman bila bersamanya. Anggap saja pertemuan pertama kali membawa keberuntungan.
"Itu untukmu, Kagome."
Kagome ingin memastikan sekali lagi. Dengan hati-hati ia bertanya, "Sesshoumaru, jangan bilang kau ...." Gadis itu sedikit ragu untuk mengucapkan kata terakhirnya, namun ia tak punya pilihan lain jika ingin tahu tujuan yang sebenarnya dari pria di hadapannya. "Melamarku?"
Sesshoumaru mengangguk. Ia tak mau membohongi diri sendiri. Sekarang saatnya menyatakan sebuah rasa yang sudah dipendam. Ia menunggu cemas. Menunggu kabar cinta dari Kagomenya. Ia menatap Kagome sedang memegang cincin yang ia berikan.
"Sesshoumaru." Pria berambut perak itu kembali menatapnya. "Apa kau serius, Sesshoumaru?"
Pria itu mengangguk mantap. "Sesshoumaru ini selalu serius. Karena kau gadis langka yang harus dilestarikan."
Kagome menahan tawa. Ia tahu maksud Sesshoumaru bercanda, itupun susah payah baginya. Buat Kagome itu sudah cukup dan manis. "Bisakah kau memberi waktuku untuk berpikir?"
"Sampai kapan?"
"Kapan-kapan." Ia kembali tergelak. Suka sekali menggoda CEO nya. Wajah Sesshoumaru berubah masam. Kagome memberanikan diri mencubit gemas hidung bangir laki-laki ini. "Aku canda, Sesshoumaru."
"Aku menunggu jawaban darimu." Sesshoumaru masih menggenggam jemari lentik Kagomenya.
"Tapi ada syaratnya."
"Katakan."
"Bisakah di kantor nanti kita biasa saja? Maksud aku, jangan terlalu mencolok gitu. Aku tak ingin ada gunjingan tak sedap dan itu akan memengaruhi reputasimu."
"Itu saja?"
Kagome mengangguk. "Di kantor kau atasanku dan aku anak buahmu, tapi diluar kantor itu beda lagi."
Sesshoumaru menunggu kalimat selanjutnya.
"Sebagai gantinya, aku menerima rasa yang kau berikan untukmu, Sesshoumaru." Kemudian Kagome memyematkan cincin bulatan di tengah di jari manis kirinya. "Ini."
Mata Sesshoumaru membulat lalu kembali seperti biasa. Cincin pemberiannya melingkar manis di jari Kagome. Putra sulung Taisho menjauhkan punggungnya dari sofa, namun ia tak menemukan kata yang pas diucapkan. Gelar pria berwatak dingin tampaknya tak berguna saat ini.
"Sesshoumaru," tegur Kagome karena pria ini tak kunjung bersuara. "Berhenti menatapku dan katakan sesuatu."
Tangan Sesshoumaru terulur, meraih tengkuk Kagome dan membawa tubuh gadis itu ke dalam pelukannya. Ia dapat merasakan jantung keduanya berdetak cepat. "Terima kasih," gumamnya pelan.
Kagome dapat mendengarnya dengan jelas mengingat posisi mereka begitu dekat. Gadis berambut panjang sepunggung itu menggerakan tangannya membalas pelukan Sesshoumaru. Ia tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Kagome tak pernah menyangka berada di dalam pelukan Sesshoumaru membuatnya senyaman ini.
TBC.

Happy Valentine Day, minna! Arigatou gozaimasu.

YOU ARE READING
You And I
FanficSelenophile. Lelaki berkharisma itu selalu menatap rembulan. Entah apa yang dipikirkannya. ia tercenung lama, namun 'kegiatan' memandang cressent sudah tak dilakukan lagi akhir-akhir ini. Seorang perempuan berambut panjang mencuri perhatiannya. Heli...