2.pertanyaan?

1 0 0
                                    

"Eh bim, ra gue duluan yah soalnya rumah gue harus belok ke kanan oke"ujarnya dengan melambai lambaikan tangan sebagai tanda perpisahan. Aku dan bima mengangguk mengiyakan dan melambaikan tangan kami ke mika.

Sekarang tinggal kami berdua aku dan bima. Kami berdua hanya saling diam tanpa berbicara sedikitpun akhirnya bima pun membuka mulutnya.

" Eh dera?"

"Hmm?"

"Lo dah bilang kan ke derex untuk ringanin hukuman gue?" Tanyanya memastikan. Aku pun mempunyai ide untuk mengerjai bima.

"Udah sih tapi"

"Tapi apa?" Jawab bima cepat.

"Katanya hukuman lo lebih berat karna lo aduin ke gue gitu katanya" Jawabku percaya diri. Bima pun mengacak ngacak rambutnya frustasi "ha? Terus gimana dong" Rengeknya yg membuat ku tidak tahan lagi untuk ketawa.

"Hahahhahaah, sumpah yah harusnya muka lo tadi gue videoin ngakak omygut"jawabku jahil.bima pun memukul lenganku kuat " Dasar kau!"

"Hahaa, udah deh gue serius kali ini derex-".aku pun lupa memberitahu bima untuk mencuci gudang pas pulang sekolah.

" Derex paan?"tanyanya bingung.

Aku menggigit jariku panik"Gimana nih? Gue lupa kasih tau lo untuk cuci gudang pas pulang sekolah" Jawabku frustasi sambil mengacak ngacak rambutku.

"Cuci gudang ? maksud lo sebagai ganti hukuman nya gue harus cuci gudang gitu?" Jawabnya dengan melirik tajam ke arah ku. Aku pun mengangguk mengiyakan"hooh, gimana gak terlalu buruk kan?"

Bima pun berdecak sebal" Ah, sudahlah"

"Eh ra?" tanya bima tiba tiba yang membuat ku kaget.

"Hmm?"

"Menurut lo kenapa kita gak bisa melihat matahari?" Tanya bima kearahku. Aku pun berpikir sejenak" Karna biar mata kita ga buta kali?"jawabku ngasal

"Salah" Sahut bima.

"Terus apa dong?"

"Karna Tuhan sengaja untuk menutup mata kita supaya kita bisa melihat kearah yg lebih baik lagi" Ucap bima seraya melihat langit keatas.aku pun menatap mata bima bingung tumben bima kek gini? Kenapa yah kata katanya terlalu ambigu?

"Kenapa lo melamun?"tanya bima bingung. Aku pun membuyarkan lamunanku.

"Ah gak kok, cuma lo aneh aja tiba tiba kasih pertanyaan kek gini"ucapku gugup. Aneh, sepintas aku melihat bima seperti orang asing seakan sifatnya yg bobrok hilang seketika.

"Gada gue cuma kepikiran aja" Jawabnya  ngasal.

"Oh yah rumah gue dekat sini gue pergi dulu yah bye bima" Ucapku seraya memukul punggung bima pelan sebagai tanda perpisahan. Bima pun mengangguk mengiyakan "bye juga"

"Kapan yah gue bisa kasih tau lo yg sebenarnya" Ucap bima dengan menatap langit sebagai saksinya.

Krek!
Aku membuka kenop pintu yg bewarna kecoklatan secara perlahan agar derex  tidak curiga kepadaku"wakata, untung aja gada der-" Ucapanku terpotong oleh seseorang yg berada dibelakang ku.

"Kenapa lama pulang?" Ucap derex datar dengan melipat kedua tangannya ke dada.aku pun menggaruk kepalaku yg tidak gatal "itu tadi ada kelas tambahan" Ucapku ngasal. Dia pun langsung pergi ke meja makan dan menyuruh ku duduk dimeja makan.

"Duduk! Aku dah siapin makan siang" Ucapnya seraya memakan nasi goreng dan sup lezat buatannya. Aku pun menganga tak percaya, aku melihat di meja makan tertampang begitu banyak makanan, ada sup iga buatan derex, nasi goreng telur kesukaanku, dan telor mata sapi "ini semua, buatanmu rex" Tanyaku tak percaya. Derex pun mengangguk mengiyakan.

Aku pun segera duduk dan memakan nasi goreng, kami berdua memang menyukai makanan yg sama yaitu nasi goreng kampung buatan ibu kami sekarang karna kami tinggal berdua jadi derex yg membuat resep baru buatannya yah bisa dibilang sangat enak.karna aku jarang pulang kerumah karna sibuk ekskul disekolah jadi derex yg mengurus semua kebutuhan dirumah ini, sebagai kakak aku sudah payah menjadi kakak yg baik bagi derex.

Aku pun memakan nasi goreng dengan perlahan "sudah ketebak ini sangat enak" Bisik batinku kegirangan. Aku pun mengingat sesuatu soal derex yg katanya di tembak ama cewek.

"Oh yah rex?"

Derex pun mengernyit bingung "ada apa?"

"Tadi ku dengar kau ditembak ama cewek yah siapa?"tanyaku penasaran, derex pun yg tadinya lagi minum sekarang tersedak karna pertanyaan ku itu"apa maksud mu itu ohok-"jawabnya sambil meminum air dan memukul mukul dadanya.

"Kau tidak apa apa?" Tanyaku panik

"Yah, aku tidak apa apa" Jawabnya lega.

"Yah memang aku ditembak sama cewek tapi ku tolak" Jawabnya percaya diri.

"Apa!" Teriak ku kaget.

"Kenapa kau kaget? Aku tidak ingin berpacaran lagi itu sangat membosankan" Ucapnya dengan merentangkan kedua tangannya ke samping. Aku yg mendengar nya hanya bisa menggeleng gelengkan kepalaku tidak percaya, bagaimana sifat derex bisa se playboy ini apakah dia keturunan dari ayah.

"Ngomong ngomong katanya kau ikut ekskul musik apa itu benar?" Tanya derex yg membuatku tertegun.

"B-bagaimana kau tau" Jawabku gugup tidak percaya.derex pun menghela napas berat "huft, bagaimana aku tidak tau kan aku ketua osis jadi aku tau siapa aja yg ikut ekskul atau tidak" Jawab derex panjang lebar. Aku pun membulatkan mataku ke arah derex "terus kalo aku ikut ekskul musik kau mau aduin ke ayah?" Tanyaku memastikan.

Derex pun lagi lagi menghela napas berat "kau boleh ikut ekskul mana pun tapi jangan musik!" Jawab derex tegas. "Kau tau kan kalo sampai ekskul mu ini ketahuan ayah kau bisa dikirim ke luar negeri emang kau mau?" Tanya derex khawatir. Aku sudah tau pasti derex marah kalo aku ikut ekskul musik tapi itu adalah impian ku sejak kecil aku tidak tau kenapa ayah sangat membenci musik padahal musik bisa membawa ketenangan."iyah aku tau resikonya tapi aku tetap ikut ekskul musik rex"jawabku dengan mata berbinar binar

"Aku tidak mengizinkan mu mengikuti ekskul musik!" Jawab derex tegas. Aku pun menghentakkan meja dengan kuat.

Tanganku gemetar,kenapa hanya aku yang tidak diperbolehkan mengikuti keinginan ku? Kenapa cuma derex yang diizinkan? Memang apa salahnya dengan klub musik? Kenapa harus musik yang tidak diizinkan?

"Kenapa? Kenapa kau selalu mengatur hidupku hah! Itu hidupku bukan hidupmu! Ingat aku ini lebih tua dari mu bukan karena aku diam kau bisa mengatur ku sesuka hatimu,mau ayah tidak suka kek, atau siapapun aku tidak peduli! Dan satu lagi cukup ini terakhir kau mengatur ku kau MENGERTI!!"aku pun meninggikan suara ku dan membentak derex, aku tau aku ini terlalu kasar tapi aku sangat ingin masuk ke ekskul musik. Derex pun kaget melihat aku berteriak dan memegang dadanya, aku pun yg melihatnya buru buru menanyakan keadaan derex

"Kau tidak apa apa?"tanyaku khawatir.derex pun hanya mengangguk mengiyakan "aku tidak apa apa".

Aku pun yg melihat keadaan derex langsung menghampirinya dan melihat kondisinya" M-maaf kan aku derex"ucapku terbata bata dengan air mata yg membasahi pipiku. "Maaf,karna aku telah membentak mu aku tidak bermaksud untuk menya-" Ucapanku terpotong oleh sebuah pelukan yg dilontarkan oleh derex" Kau tidak perlu minta maaf aku baik baik saja".ucapannya begitu menenangkanku seakan aku dipeluk oleh ayah dan ibu.

Aku pun menangis karna merasa bersalah kepada derex, aku tau seharusnya aku tidak membentak nya apalagi memarahinya karna dia mempunyai tubuh yg sangat lemah dibandingkan dengan diriku, aku telah melanggar perkataan ibuku untuk tidak memarahi derex apalagi membentak nya.

"M-maaf kan aku derex".derex pun hanya tersenyum tipis " Hmm, ya"jawabnya tenang.

DERA and DEREXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang