Tadi malam mika datang kepadaku untuk menemaniku sebentar dan memberikan buah buahan serta handuk putih untukku,aku tidak tau harus kugunakan apa handuk ini. Bima tidak bisa datang tadi malam karena ada urusan mendadak kami berdua tidak tau urusan apa yang bima lakukan.
Waktu menunjukkan pukul 07.45 pagi aku bergegas membersihkan tubuhku dikamar mandi dan merapikan barang yg berserakan di kamar inap derex. aku tinggal menunggu pukul sembilan karena itu adalah saat di mana orang tuaku datang kesini,sebenarnya aku takut, aku takut ayah dan ibu pergi membawa derex dari hadapanku dan pergi ke luar negri untuk pengobatan derex. Aku sangat takut akan hal itu.
Terdengar suara ketukan dibalik pintu kamar inap derex, aku membuka pintu secara perlahan dan mendapati bima dan mika serta abas, what? Abas?
aku mengernyit dahiku"a-bas?" abas pun hanya tersenyum lebar"hai dera.Kenapa kau kaget seperti itu? Memangnya aku tidak boleh menjenguk derex?"tanya abas yang membuatku semakin aneh.
"B-boleh sih, Tapi kan bukannya kau hari ini sibuk ya? Jangan terlalu sering kesini uruslah urusanmu sendiri, aku, mika dan bima bisa mengurusi derex sendirian,Mengerti?" Tegasku sedikit agar abas tidak kelewatan lagi. abas pun lagi lagi hanya tersenyum tipis"ah baiklah, lagi pula aku punya waktu senggang jadi aku bisa kesini" aku pun hanya ber oh ria saja.
Aku pun mengajak mereka bertiga untuk masuk tak lupa aku menyediakan makanan yang aku siapkan dari rumah untuk mereka bertiga makan.
aku menarik tangan bima dan izin keluar kepada mereka berdua karna aku ingin membicarakan hal penting kepada bima.
"Kok bisa abas ikut sama mu?" Tanya ku dengan ekspresi sedikit kesal.padahal aku sudah menyuruh abas untuk menjaga jarak denganku, aku hanya bilang berteman tapi dia seenaknya datang kesini. Cih itu membuat ku kesal.
"Huft,sebenarnya tadi itu abas datang kerumah gue, Gue aja bingung kok dia bisa tau rumah gue jangan jangan dia hacker lagi"aku hanya menatap bima dingin. bima pun tunduk melihat tatapan ku seperti itu.
" Ck, dia bilang dia pengen jenguk derex bareng kami berdua aku mau gamau harus iyain lah perkataan dia lagi pula dia udah datang jauh jauh kerumah ku masa iya aku tolak"
aku pun merenungkan perkataan bima. Aku harus beri pertanda peringatan ke abas agar dia tidak terlalu dekat dengan kami bertiga.
aku dan bima kami kembali ke ruangan derex. aku melihat mika dan abas mereka saling canggung terlihat dari ekspresi mika yg marah karena aku terlalu lama berbicara kepada bima padahal aku hanya sebentar berbicara kepada bima.
kami berempat mengobrol dengan rasa canggung, tidak biasanya kami berbicara dengan ketua kelas sang handsome boy di kelas kami itu. Pas masuk sekolah nanti pasti aku dan sahabatku ditanyain perihal abas menjenguk derex di rumah sakit.Padahal dia bukan teman nya. ha, memikirkan nya saja sudah membuat ku pusing.
aku melirik arloji di tanganku waktu menunjukkan pukul 10:00 tepat tapi orang tua ku belum datang juga. seharusnya mereka sudah sampai di bandara, apa terjadi sesuatu sama mereka?
Aku pun mengambil hp di kantung celanaku dan bergegas keluar untuk menelepon ibuku.
Dring..... Dring..... Dring....
"I-bu? Ibu dimana kok lama kali kesini apa terjadi sesuatu sama kalian berdua?!".
" Ah, ibu baru nyampe dirumah sakit cuma ibu kebingungan kalian ada diruangan berapa?"Tanya amresa memastikan.
"Ruangan dahlia nomor 203 ib-"
Ibu memutuskan saluran telepon,aku yakin pasti ibu masih marah sama ku. aku tidak tau lagi harus berbuat apa ketika ibu dan ayah datang kesini? apa yg harus aku lakukan.
Aku pun segera memasuki ruangan derex dan berbincang kembali seperti tadi walaupun diliputi rasa canggung tak berarti.
Tok.. Tok... Tok...
Terdengar suara pintu di ketuk beberapa kali aku sudah menebak pasti itu ayah dan ibuku, aku langsung bergegas dan membuka pintu ternyata benar dugaanku itu orang tuaku. ibuku langsung melewati diriku yg ingin sekali dipeluk olehnya.
Ayah ku memelukku dengan erat dengan penuh kasih sayang.
"Dera ku sayang, sudah lama kita tidak bertemu secara langsung ayah sangat merindukanmu" aku sangat senang ternyata ayah tidak memarahiku. aku pun membalas pelukan ayah. Dan aku melirik ibuku terlihat wajahnya yang sangat suram itu, aku ragu untuk memeluk ibuku. Padahal sudah beberapa tahun kami tidak berjumpa dengan orang tua kami.
Drap!
Amresa memeluk putri kesayangannya itu sambil menangis"apa apaan kamu? Kenapa kamu hanya bengong melihat ibu? padahal ibu berharap kamu langsung memeluk ibu"ucap amresa hangat disertai elusan lembut yang mendarat di rambut hitam milikku. aku kaget! kukira ibu akan memarahiku, tetapi ibu justru memelukku."M-maafkan aku bu, karena aku sudah lalai menjaga derex. Aku tau kalo aku kakak yang buruk bagi derex" jawabku terisak dalam pelukan ibuku.
Ibu tersenyum kepadaku"tidak dera, Maafkan ibu karena ibu harus meninggalkan kalian berdua disini ibu juga lalai dalam mengurus kalian berdua. jangan bilang kamu kakak yang tidak berguna nanti derex dengar dan nanti kalian berantam lagi"ujar ibuku berusaha menghibur diriku yang sedang bersedih.
"Huh, ibu" aku dan ibuku kami berdua berlarut dalam pelukan hangat yang sudah lama aku dan derex rindukan.
"Terima kasih bu, berkatmu aku jadi lebih tenang" gumamku menahan tangis.
ibuku langsung melihat keadaan derex yang masih di selangi infus. dan berusaha menahan tangis. Ibuku tersenyum memandangi derex" kamu pasti sangat kesakitan ya nak? Tahan ya.. ibu yakin kamu bisa melewati ini semua" ujar ibuku berusaha tegar.
*****
Hari berganti hari sudah sekitar 1 minggu orang tuaku nginap dirumahku. Padahal aku sudah menyuruh mereka untuk balik ke belanda tapi mereka tetap gamau, yah walaupun begitu aku sangat senang karena aku merasa seperti kembali dulu saat kami berkumpul bersama walaupun tanpa derex.
"Dera!"
Teriakan ibuku mengganggu lamunanku. aku berdecak sebal.
"Ada apa bu?"
Amresa mengambil potongan kain putih yang ada noda darah itu untuk di perlihatkan kepadaku.
"Ini noda apa? Noda darah?"
aku menepuk jidatku pelan. Sial!
"Ah itu bukan noda darah kok buk.. Itu cuma emmm ah itu noda pewarna makanan dah lama itu gamau ilang hehehe" jawabku bohong sambil cengegesan.
"Gak mungkin kan aku bilang kalo itu noda darah derex ke ibu yang gamau ilang?" bisik batinku gelisah.
Ibuku terdiam sejenak. Dan memandangiku sekitar 20 detik"kamu yakin?"tanya ibuku untuk memastikan.
"Iyaa bu"
Aku memegangi tangan ibuku dengan hangat sambil tersenyum"ibu hari ini aku mau nginap di rumah sakit untuk menjaga derex".
"Kenapa?"
"Engga ada bu, aku hanya kangen derex aja ga lebih. Lagipula aku tidak ingin membuat ayah dan ibu capek bolak balik kerumah sakit".ibuku memelukku dengan hangat sambil menahan tangis"kamu.. Selalu sok kuat di depan ibu kadang ibu merasa kamu selalu nanggung beban ini sendirian"
"Ah.. Ga gitu kok bu..". aku mengernyit bingung. ada apa dengan ibu? Kenapa ibu ngomong seperti itu?
"yaudah kamu hati hati ya jangan lupa izin sama ayahmu juga oke?"
"Iyaa iyaa"
KAMU SEDANG MEMBACA
DERA and DEREX
Teen FictionAku tidak tau jika rasanya kesepian itu seperti ini. Dulu kau berada di samping ku, sekarang aku harus melihat mu dibalik kaca tebal ini.. Miris emang! "Maaf ya rex, aku gagal jadi kakak untukmu" Andai.. Saat itu aku menyelamatkanmu tepat waktu pas...