Aku dan mika kami berdua duduk di belakang mobil dan bima yg menyetir mobil mika. Aku masih memegang kepala derex yg berdarah dan berusaha melakukan pertolongan pertama dengan jaket osis derex kujadikan perban untuk menutupi luka kepalanya.
"Derex, dasar bodoh! Kenapa kau melakukan hal ini..kenapa..Kenapa!!" Jawabku pasrah dengan menahan tangis ku sedari tadi.
"derex kumohon...sadarlah"
Mika yang melihat ku berusaha menahan tangis, merasa iba dan berusaha menenangkan ku "Udah ra, lo jangan nangis terus kasihan derex nanti dia tau kalo mata lo merah gara gara nangisin dia" ucap Mika seraya memegang tanganku dengan hangat.
Bima yang melihat kondisi derex semakin parah berusaha melajukan mobilnya dengan cepat namun berhati hati.
Sesampainya dirumah sakit......
Derex langsung dibawa ke UGD dengan ranjang putih dengan cepat menuju UGD.
"Maaf dek, kalian bertiga tidak boleh masuk dan harus tunggu diluar permisi" ucap salah satu suster seraya membawa derex ketempat ruang UGD.
Kami bertiga hanya bisa pasrah dan berdoa semoga ada keajaiban derex bisa pulih seperti sedia kala, kami bertiga duduk di kursi tempat orang menunggu dirumah sakit.
Aku dan Mika kami duduk bersebelahan sedangkan bima dia masih berdiri dan melihat dari lubang kecil pintu UGD tempat derex di bawa.
"Sabar yah ra,gue yakin derex pasti gak kenapa napa lo percaya aja sama gue oke!" ujar mika menghilangkan suasana ketegangan.
Aku pun mulai angkat bicara dan melihat kedua sahabat ku sudah berusaha menolong kami berdua disaat kami sedang membutuhkan mereka.aku sangat berterima kasih telah diberikan dua sahabat terbaik didunia ini.
"Ditempat ini, aku pernah dibawa kerumah sakit akibat aku jatuh dari pohon yang sangat tinggi dan mengalami patah tulang di lengan kanan dan kiriku, saat itu aku sekilas melihat derex khawatir dan menangis kencang karna aku dibawa rumah sakit, betapa lucunya dia saat mukanya sedang menangis" Gumamku sambil menahan perih yang masih kedengaran oleh mika.
"Sekarang gantian derex yg masuk rumah sakit dan aku yg menunggu dirinya disini" Bisik batinku masih dalam keadaan masih menangis.
"Bim,mik, Lebih baik kalian pulang bentar lagi waktu maghrib nanti orang tua kalian cariin lagi. Pulang aja gapapa biar aku yang jaga derex oke" ucapku khawatir melihat kondisi sahabatku ini yang sudah dalam keadaan capek dan lelah.
"Ah, gapapa kok ra, orang tua gue ngerti kok kenapa gue baleknya lama palingan mereka kira aku lagi les jadi gapapa kok seriusan deh" jawab Mika ngeles dan berusaha menenangkan ku.
"Udah mik, gue tau elu bohong udah gih mendingan kalian balek aja besok aja kalian kesini oke.nanti kalau ada apa apa nanti gue kabarin yah" Ujarku dengan senyum simpul dipipiku.
"Ah, baiklah gue balek, tapi kalo ada apa apa kabarin yah awas gak lo kabarin!" ancam mika seraya memelukku sebagai tanda perpisahan. "Iyah, Iyah bawel deh"sahutku sedikit tenang.
"Bima lo gamau balek?"tanya mika yamg melihat Bima sedari tadi hanya mondar mandir gak jelas.
"Ha? Gue? Emmm.... Gue nemenin elu aja disini ra" Jawab Bima sedikit ragu.
"Duh, Bima mendingan elu balek aja kasihan adek lo dirumah nungguin kakaknya pulang"tanyaku seraya memegang bahu Bima.
" T-tapi kan...."
"Udah, gih balek sana" aku mengusir Bima untuk pulang bersama Mika.
"Yodah deh, tapi awas lu gak kabarin kami berdua tentang keadaan derex yah? Jan lupa elu makan ingat jaga kesehatan diri lu paham" ancam bima panjang lebar dan enggan meninggalkan diriku dirumah sakit sendirian.
"Iyah Iyah, yodah gih balek"
"Yodah ra kami berdua balek dulu yah assalamu'alaikum" Ucap Mika seraya melambai lambaikan tangannya kearahku sebagai tanda perpisahan.
"Iyah waalaikum salam" Jawabku dengan melambaikan tanganku ke mereka berdua.
Sekarang hanya aku sendiri dirumah sakit ini. Sudah hampir 20 menit aku menunggu pintu ruang UGD milik derex dibuka tapi tak kunjung dibuka. aku semakin gelisah dengan perasaan yang campur aduk, aku sedari tadi hanya mondar mandir menunggu dokter membawakan berita baik.
Krek!
Pintu UGD dibuka dan keluarlah seorang dokter dengan pakaian lengkap seorang dokter bedah membawakan dokumen tentang derex."Mari kita bicarakan diruang saya" Ujar salah satu dokter itu seraya menuntun diriku agar ketempat dokter tersebut.
Perasaan apa ini? aku merasakan sesuatu yang buruk terjadi pada derex? ah, aku tidak tau aku hanya berdoa agar dokter memberikan berita baik tentang derex.
Aku dan dokter itu, kami berdua sampai ketempat ruang pribadi dokter yang bernama dokter agla dermansyah itulah nama dokter yang menangani derex, melihat dari penampilannya seperti nya dia berumur 25 keatas.
Aku pun segera duduk dikursi yang sudah disediain, aku pun melihat sekeliling dipenuhi peralatan bedah seorang dokter itulah mengapa aku sangat membenci rumah sakit karna di tempat ini aku pernah kehilangan seseorang yang kucintai.
Dokter agla pun memulai obrolan dengan membuka beberapa lembar dokumen"baiklah nak dera, seperti yang sudah diketahui anak derex mengalami luka sobek dan luka dalam dibagian tengkorak kepalanya dibutuhkan 21 jahitan di kepalanya... "Dokter pun menghela napas panjang " Dan derex dia mengalami koma sementara"ucap dokter tidak tega.
Deg!
Apa ini? Ku kira luka derex tidak terlalu parah? tapi kenyataannya... aku bungkam dan berusaha mencerna semua ini kepalaku seperti mau meledak, aku mengabaikan perkataan dokter yang sedang mengkhawatirkan diriku.aku pun bangkit dengan kepala yang menunduk tajam "baiklah dokter, saya mengerti"aku pun segera pergi meninggalkan dokter tersebut dan memaki diriku sendiri. Aku pun berjalan sempoyongan, mataku menatap tajam lurus kedepan Aku tidak mendengar suara orang yang lewat dirumah sakit ini. Aku merasa sendirian diruangan yang sangat hampa ini.
Brak!
Aku pun jatuh dalam keadaan frustasi dan memegang kepalaku yg tidak sakit" Dasar dera bodoh!!menjaga derex saja kau tidak bisa!!Padahal derex sudah sekarat saat dipukul tapi kau hanya diam saja saat itu? Mengapa!!"bisik batinku merasa bersalah Kepada derex.Tanpa sadar aku meneteskan air mata dipipiku, rasanya begitu sakit melihat orang yang kita cintai terbaring lemah dikasur rumah sakit. Hancur, menyesal, takut itulah yang aku rasakan saat ini, semua orang mengira bahwa aku adalah wanita yang kuat yang jarang menangis selalu berfikir positif dalam melakukan sesuatu, tapi mereka salah terhadapku aku adalah wanita lemah yang menyembunyikan perasaan takutku dalam diam.
Takut akan kehilangan seseorang dalam hidupku.aku tidak pernah membiarkan orang masuk dalam kehidupanku begitu jauh, cukup hanya aku yang mengalami penderitaan ini aku tidak mau melibatkan sahabat ku dalam urusan pribadiku aku tidak ingin membuat mereka kerepotan akan masalahku karna aku sangat menyayangi mereka berdua.
Tapi, apakah aku sanggup mengalami ini sendirian?
KAMU SEDANG MEMBACA
DERA and DEREX
Teen FictionAku tidak tau jika rasanya kesepian itu seperti ini. Dulu kau berada di samping ku, sekarang aku harus melihat mu dibalik kaca tebal ini.. Miris emang! "Maaf ya rex, aku gagal jadi kakak untukmu" Andai.. Saat itu aku menyelamatkanmu tepat waktu pas...