7. hampa

0 0 0
                                    

disinilah aku. Berdiri dibalik kaca tebal yang menghalangi perjumpaanku dengan derex. lihatlah.. Derex sekarang dipasangi oleh infus yang sangat banyak.. dan juga dipasangi alat pernapasan.. Padahal waktu aku terakhir kali kesini tidak sampai di pasangi seperti itu.

"Sakit ya? Maaf ya rex aku tidak berguna menjadi kakakmu" ucapku miris.

"Apa yang harus aku katakan pada ibu?" bisik batinku yang sedari tadi hanya menatap derex.

Diam. Hanya itu yang bisa aku lakukan saat ini tanpa sadar air mataku mengalir deras sangat deras kali ini.. seberapa kalipun aku menahannya tetap saja ini sangat berat.

Aku berjalan dengan tatapan kosong mengitari koridor entahlah saat ini aku ingin sendiri terlebih dahulu. Aku melihat hari semakin gelap, sudah berapa lama aku dirumah sakit ini? Bahkan rumah yang kutinggali bersama derex saja tidak aku ingat.

Sebelum aku pulang kerumah, aku berpamitan dulu dengan derex. yaps! Lagi lagi aku hanya bisa berpamitan dengannya melalui kaca tebal ini. Miris emang.

"Hai derex. aku akan pergi sebentar mungkin sedikit lama karena aku harus mengurus rumah sebentar dan.. emm.. aku akan selalu menunggumu untuk bangun... c-cepatlah bangun, kau tidak ingin kan biarin kakakmu sendirian dirumah?" jawabku sambil terisak.

"Aku akan menghitung setiap detik sampai kau bangun nanti"

"Sampai jumpa derex"

~~~ ~~~ ~~~~~ ~~~~ ~~~~~~~~

Aku memasuki rumah dengan langkah kaki sedikit lebih lambat kali ini, yaps! karena saat ini tidak ada derex di sampingku.. Jadi aku ingin merasakan kehadirannya disini walaupun dia tidak ada bersamaku.

Krek!
Aku mengucapkan salam, melihat sekeliling dengan seksama. Huh! Baru setengah hari saja aku sudah seperti ini, apalagi untuk waktu yang lama.

Tidak ada yang menjawab salamku dan juga tidak ada orang yang mengomeli diriku saat pulang sekolah. Hampa! Itulah yang dirasakan diriku saat ini. aku sekarang berdiri tepat didepan kamar derex kamar yang tidak ingin kumasuki.

Krek!
Sangat rapi, kamar derex saat ini benar benar sangat rapi bahkan tidak ada debu sedikit pun dikamar dirinya. bahkan dirinya menyusun buku sesuai abjad, berbeda sekali dengan diriku. kadang aku terheran heran kepada dirinya kenapa ada anak cowok yang bisa serapi derex? Apakah di keluarga nya ada anak yang sangat detail dan rapi seperti derex? ah sudahlah memikirkannya semakin membuat ku sedih.

Baiklah aku sudah memutuskan aku tidak akan pernah memasuki kamar derex sampai derex bangun dari komanya. Tidak peduli sampai berapa lama pun aku akan tetap menunggunya.

Besok adalah hari dimana aku harus bersekolah dan memberitahukan bahwa derex sedang koma, yah walaupun mudah mengatakannya tetap aja akan ribet nantinya.

*****

aku berjalan memasuki kelas dengan pandangan ke bawah hari ini aku tidak bareng dengan sahabatku karena aku ingin datang lebih lambat seperti biasanya.

setiap aku melangkahkan kakiku aku merasakan seperti banyak orang yang mengawasiku.

"Apa karena kejadian kemarin ya? Mereka jadi memperhatikanku seperti ini?"gumamku sambil memperhatikan sekeliling dengan seksama.

aku memasuki ruangan kelas seperti biasa tapi berbeda dengan pandangan semua teman kelasku terhadap diriku namun aku tidak memperdulikan nya dan tetap duduk seperti biasa.

"ra, lo udah sarapan?" tanya bima dengan memegang bahuku khawatir.

"Udahlah yakali engga" jawabku sambil senyum.

DERA and DEREXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang