Setelah kami semua makan makan bersama teman teman derex pulang lebih awal karna mereka takut di omeli oleh orang tua mereka jika mereka telat pulang, kini tinggal sahabatku dan derex mereka masih stay disini karena ingin lebih lama bersamaku dan membantu menjaga derex.
Aku melihat dari ujung koridor aku melihat derex yg sepertinya kelelahan akibat terlalu banyak membuang tenaga untuk yg tidak perlu.dia merebahkan dirinya di sofa sekali lagi dan sedikit mengelap keringatnya yg lumayan banyak.
Semenjak dia koma dia lebih sering merasakan capek yg luar biasa dan keringat yg bercucuran lumayan banyak itu sungguh membuatnya frustasi.
Nging...
Tiba tiba dia merasakan nyeri di kepalanya itu dan berusaha menahan rasa sakit di kepalanya itu, aku yang melihat hal itu langsung bergegas menghampiri derex dan membopongnya bersama bima menuju kamar berdesain serba hitam itu.Sesampainya disana kami berdua merebahkan badan derex ke kasurnya agar lebih tenang dan bisa membuat peredaran di otaknya sedikit lancar, aku bergegas mencari obat anti nyeri milik derex di laci kamar ku dan mengambil sedikit air putih lalu menyuruh derex meminumnya.
Derex pun meminum obatnya dan merebahkan badannya di kasur.
"Apa kepalamu masih sakit rex?" Tanyaku sangat khawatir.
Derex pun menggeleng"tidak terlalu, sekarang sakitnya tidak separah seperti tadi", aku pun menghela napas lega syukurlah derex tidak apa apa.
"Dasar kau ini! Baru aku tinggalkan sebentar udah bikin masalah?! Padahal kau tau kalo aku menyuruhmu untuk istirahat bukannya bermain dengan temanmu dalam waktu yg cukup lama, kau liat sekarang kondisimu seperti ini?!siapa yg kau repotkan? Aku kan?!"
Derex hanya bisa tersenyum ia mengerti apa yg dirasakan oleh dera.ia tidak tersinggung atas perkataan dera karena ia tau betul dera seperti itu karna khawatir pada dirinya, ia sudah banyak merepotkan saudaranya itu ia berjanji akan membalas semua jasa yang telah dera berikan kepadanya suatu saat nanti.
"Mengapa kau tersenyum seperti itu?!"
"Ah tidak ada aku hanya lagi senang aja" derex menghela napas berat walaupun dia sakit dera masih tetap dera yang dulu yang judes dan galak, mungkin.. Tidak akan pernah berubah sifatnya.
Dera pun menghela napas berat lagi lagi derex membuatnya khawatir cukup dengan apa yg terjadi dengan derex saat ini ia tidak mau sesuatu terjadi dengan derex lagi.
Aku pun segera menarik selimut keatas untuk menutupi badan derex, dan menyuruh nya tidur dan jangan mimpi yg aneh aneh, aku pamit kepada derex untuk keluar dari kamar dan derex mengiyakan.
aku segera duduk di meja makan dan merentangkan kedua tanganku kedepan, rasanya badan nya udah tak sanggup lagi untuk bergerak energinya sudah habis menjaga derex seharian.
Bima dan mika duduk di depanku dan menopang dagu mereka kebingungan.
" Lo kenapa?"tanya bima khawatir.
aku pun menggelengkan kepalaku"ah tidak hanya saja sepertinya aku butuh istirahat "
"Yaudah mendingan lo istirahat aja, kami berdua balek" Sambung mika tiba tiba udah disampingku.
bima pun menyenggol bahu mika"lo apaansih kok kita disuru balek? Kan tugas kita jaga dera ama derex?"bisik bima tidak terima.
"Is kau ini! kan dera sendiri yg bilang kalo dia butuh istirahat! Peka lah dikit! gini gini gue juga cewek tau gue ngerti apa yang dirasain oleh dera" Bisik mika sedikit kesal.
bima pun hanya bisa pasrah ketika mika mengungkit-gungkit cewek atau cwok mau gamau dia harus mengikuti keinginan dua sahabatnya itu.
"Yaudah kami berdua balek dulu ya dera" Ucap mereka bersamaan.
Aku pun mencegat mereka"eh tunggu! aku antar kalian sampe depan pin-"
"Udah gosah kami berdua bisa kok buka pintu sendiri mendingan lo istirahat, assalamualaikum" Sambung mika langsung pergi begitu saja.
"W-walaikum salam".
****** ****
Keesokan harinya, aku sudah menyiapkan makanan sehat untuk kami berdua makan, aku memasak makanan ini sekitar jam 05.30 aku sudah bangun dari jam setengah lima kurang tak lupa aku solat subuh.
Hari ini adalah hari di mana aku akan sekolah lagi setelah libur 3 hari, tapi aku akan pergi sendiri karena derex masih izin untuk pengobatan kepalanya. sedih rasanya meninggalkan derex sendirian dirumah tapi mau gimana lagi jika aku izin terus aku bisa bisa gak naik kelas.
Aku sudah minta bantuan kepada tetanggaku untuk melihat derex sekali kali, karena tetanggaku sangat baik kepada kami berdua kami sudah di anggap anak sendiri oleh nya.
aku merapikan baju seragamku di depan cermin" Sudah lama aku tidak memakai baju ini".yah aku sedikit kangen dengan baju ini dan juga suasana disekolah aku sudah muak berada diruangan inap derex yang membuat pernapasanku terganggu .
aku segera membangunkan derex dari tidur nya dan tidak mendapati derex dari kamarnya, karena panik aku meneriaki nama derex dengan sangat keras.
"DEREX!! KAU DI MANA?!", aku takut kejadian yang sama menimpa dirinya.
derex pun keluar dari kamar mandi miliknya karena mendengar suara dera memanggil dirinya. ia hanya memakai handuk setengah badan dan handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya.
derex pun keluar kamar tanpa memakai baju sedikitpun dan hanya memakai handuk sebagai tutupan.
"ada apa"tanya derex dari belakang sedikit khawatir.
Aku pun berbalik karena mendengar Suara derex dari belakang dan mendapati derex hanya memakai baju.aku pun segera menutupi mataku dengan kedua tanganku dan menyuruh derex masuk kamar untuk ganti baju.
"Kenapa kau menutupi matamu?"
Aku pun berdecak sebal"apa kau ingin aku melihat badanmu derex?"
Derex pun baru menyadari kalau dia hanya memakai handuk didepan dera betapa malunya dia saat dera bilang seperti itu kepadanya.
"Ah i-ini, etto.. Eum,,yodah aku pake baju dulu"derex pun bergegas ke kamarnya dalam keadaan yg sangat malu.
Aku pun hanya menghela napas kasar"dasar anak itu, pekanya gak ketulungan dia itu keturunan siapa sih! heran gue"
setelah beberapa menit aku menunggu derex di ruang makan akhir nya dia mewujudkan rohnya.dia memakai baju kaos biru sama celana hitam serta handuk kecil di lehernya.
Aku melirik derex sebal, sudah beberapa menit aku menunggu nya disini dia baru muncul sekarang, fiks banget sih aku telat.
Derex pun segera duduk dan melirik ku bingung "Kenapa?"
"Kenapa, kenapa, Lama banget sih kau pake baju!"
Dia pun hanya bisa cengengasan gak jelas"perasaan cuma 2 menit doang deh aku pake baju?".
"haaaaaaa, dua menit kau bilang! 5 menit ada kali!"
"Tumben lo marah? kenapa? lagi pms ya?"jahil derex yang membuat darah tinggiku naik.
"Baru juga sembuh dari koma udah buat gue darah tinggi aja, pengen kali gue tampol tuh palanya tapi sabar kepalanya kan masih sakit huft,,"gumamku sebal masih menahan diri untuk tidak memukul derex.
"Kadang gue heran sama derex? Semenjak dia sembuh dari koma sifatnya berubah sedikit kadang manggil gue itu lo, atau kau.Jadi bingung yg mana yg bener, jangan jangan dia hilang ingatan mendadak lagi"
"Adekku sayang, kakak lagi gak Ingin berdebat jadi kita makan dengan baik yah?" ujarku dengan wajah memelas yang membuat derex mual melihat nya.
Derex yg lagi minum tiba tiba tersedak ketika ia tahu bahwa dera telah memakai nama haram dengan memanggil dirinya dengan kata sayang.
" Uhuk!Uhuk! Uhuk! HAH?!GILA KAU?".
teriak derex kaget dan syok setahunya dia cuma koma 2 minggu lebih gak mungkin dera bisa berubah jadi alay kayak gini. mana dera yang dirinya kenal dulu?
KAMU SEDANG MEMBACA
DERA and DEREX
Teen FictionAku tidak tau jika rasanya kesepian itu seperti ini. Dulu kau berada di samping ku, sekarang aku harus melihat mu dibalik kaca tebal ini.. Miris emang! "Maaf ya rex, aku gagal jadi kakak untukmu" Andai.. Saat itu aku menyelamatkanmu tepat waktu pas...