aku pun berusaha mencerna perkataan abas"apa maksudmu mengawasiku?"
abas pun mulai berbicara dengan sangat hati hati"s-sebenarnya semenjak lo ninggalin gue disitu aku mulai nyelediki kenapa lo bicara kayak gitu ke gue, gue tau lo boong ke gue supaya gue menjauh dari lo?alasan gue gak pernah menyapa lo ataupun sekedar bicara itu karena gue di awasin oleh suruhan ayah gue_bodyguard yg menyamar jadi guru bk kita"
aku pun membulatkan kedua mataku tidak percaya"pantesan aja gurunya gak tau sama sekali peraturan untuk guru bk ternyata bodyguard toh"bisik ku pelan.abas pun melirik ku dengan ekspresi kebingungan.
"Apa?" Tanyaku tidak nyaman.
"Ah tidak ada, emm....?"abas pun berhenti berbicara dan melirik diriku sekali lagi.
" Jadi? Alasan kau bawa aku kesini karena mau bicarain hal itu? kenapa gak dari dulu aja ko bicara kayak gini bukan nya saling diam diaman?"tanyaku dengan tatapan serius melihat muka abas. abas pun sedikit senang terpancar senyuman manis abas yg melekat di kedua lesung pipinya itu melihatku menatap dirinya lagi.
"Senyuman itu? Sudah lama aku tidak melihatnya? Ternyata masih sama seperti dulu?"
Abas pun menundukkan kepalanya sampai lutut untuk meminta maaf dariku.aku yg melihat itu langsung panik tidak enak karena abas meminta maaf bukan jabatan tangan melainkan menundukkan kepalanya.
Tunggu sebentar? Itu kan tradisi minta maaf ala jepang?ternyata dia masih suka nonton anime yah?.
abas pun masih menundukkan kepalanya seperti tadi"geomenne, karena aku selama ini bohong sama mu ra? Gue gak mau bicarakan hal ini karna aku lihat lo sudah bahagia bersama sahabat barumu bahkan aku sangat jarang melihat senyuman mu yg lepas seperti itu saat kita sahabatan dulu?".ucap abas panjang lebar mengingat kejadian kami berdua 2 tahun yg lalu.
"Ah benarkah?" Bisikku pelan.aku pun memegang kedua bahu abas dan menyuruhnya berdiri seperti tadi.
"Yah? Gue maafin? Lagipula disini kita saling salah jadi lo gak perlu pakai minta maaf segala , aku cuma butuh klarifikasi dari lo aja? Dan maafin aku juga karena udah mutusin persahabatan kita gitu aja geomenne"ucapku seraya menyodorkan tanganku untuk berjabat tangan.
abas pun menjabat tanganku dan kami berdua sudah mengetahui apa kesalahan dari diri kami masing masing.
" Jadi?? Bisakah kita sahabatan kayak dulu ra?"tanya abas tiba tiba yg membuatku sedikit marah.
"Apa maksu-"
Abas pun menutup mulutku dengan jari telunjuk nya"gue belum selesai ngomong"sarkasnya sambil mengedipkan satu matanya.
Deg!
Perasaan apa ini?"Gue tau kalo ini pertanyaan yg egois? gue juga gak berharap kita bisa kayak dulu lagi, dari ekspresi lo gue udah tau kok kalo lo gak ingin kita kayak dulu lagi?" Sahutnya, ia pun berdekham sedikit."ekhem, tapi walopun kita gak bisa kyk dulu lagi gue pengen temenan sama lo bukan sahabatan tapi temanan!"tegasnya sedikit.
"T-temenan? Sepertinya itu sangat be-rat?"aku pun segera memalingkan wajahku dari abas.
" Oh begitu yah?"jawab nya lesu, ia pun menundukkan kepalanya arti kecewa.
Ah bagaimana ini?aku paling malas jika ada orang yg kecewa terhadapku?apa aku terima aja yah, kan cuma temenan aja gak lebih, ya udah deh.
"Ah baiklah... Tapi kita cuma TEMENAN gak lebih. Jangan deket" disekolah cukup saling sapa satu sama lain mengerti?!"ucapku sedikit tegas supaya abas tidak mendekatiku lebih jauh lagi. abas pun mengangguk mengiyakan terdapat wajah senang yg terpancar dari wajahnya yg sawo matang itu.
"Ah baiklah, aku sudahi pembicaraan ini sudah terlalu lama kita berbicara pasti teman teman ku sudah menunggu lama, sudah aku pergi dulu" Ucapku seraya meninggalkan abas sendirian di lorong rumah sakit. Ia pun menyusul diriku yg sudah agak jauh berjalan.
"Ternyata sifat tegasnya itu gak berubah yah dari dulu" Bisik batin abas riang.
Aku dan abas kami berdua pergi menuju tempat tunggu tempat bima dan mika. Sesampainya disana aku melihat bima dan mika sangat khawatir akan sesuatu. mika langsung menghampiriku dan memelukku, aku tidak tau apa yg terjadi sama mika.
"Ada apa mik?"tanyaku khawatir melihat mika dengan raut yg tidak senang. mika pun melepaskan pelukannya dan mengatur napas nya perlahan" Itu.... si derex dia udah dipindahin ke rawat inap".
"APA?! seriusan?dimana?"jawabku dengan meninggikan pita suaraku. aku tidak tau aku harus senang atau sedih, disisi lain aku senang karena aku bisa melihat derex sepenuhnya, tapi disisi lain aku sedih karena derex belum bisa membuka kedua matanya.
Mika pun berusaha menenangkan ku dengan menepuk nepuk pundakku pelan" Dia ada di ruangan dahlia nomor 203 lurus dari sini terus belok ke kanan nanti jumpa disana"jawab nya seraya menunjukkan jalannya dengan jari telunjuknya.
Sebelum aku pergi aku menanyakan keadaan bima. Aku melihat bima yg sedari tadi hanya duduk di pojok ruang tunggu dengan melipat kedua tangan nya seperti menahan marah.
"Kenapa sama bima?" Tanyaku penasaran. mika pun menjelaskan apa yang terjadi sama bima sebelumnya.
"Eh mika? Sudah 20 menit mereka berdua belum kembali? Jangan jangan terjadi sesuatu lagi" Tanya bima khawatir. mika pun melirik bima ia melihat bima dengan raut wajah khawatir.
Ah baru 10 menit mereka belum kembali, dasar bima selalu melebih lebih kan masalah ini.
"Mungkin mereka membahas sesuatu yang penting makanya lama" Jawab mika ngasal. bima pun mengacak rambut nya frustasi ia tidak tau harus berbuat apa,ia tak ingin melihat dera dekat dekat dengan ketua kelas, ia pun tidak tau kenapa ia tidak suka.
"Ah sudahlah bim, palingan mereka punya sesuatu yang kita gaboleh tau? Kan setiap orang punya rahasia masing masing" Jawab mika seraya menatap ke atas langit rumah sakit.
"Ah sudahlah gue mau ke toilet dulu by" Ucap nya seraya meninggalkan mika sendirian diruang tunggu.
"Habis itu gue gatau deh dia kenapa lagi?habis balek dari toilet raut muka nya langsung berubah 180° kayak orang depresi" Jawab mika panjang lebar seraya mempraktekkan raut muka depresi sesungguhnya. aku yang mendengar perkataan mika hanya bisa tertawa kecil.
Kira kita bima kenapa yah? Yodah deh aku samperin aja? aku takut nanti bima lakuin hal aneh lagi. aku pun duduk disamping bima namun bima tidak menyadari kehadiran diriku.
"Oi bima?" Sahutku seraya memukul pundak bima pelan. bima pun terkejut sambil memegang dadanya.
"apa? untung jantung gue belum copot gara gara elu" Ngeluhnya tidak terima.
aku pun hanya tertawa kecil"lo kenapa? Kayak orang stres aja?".
Bima pun hanya menanggapiku dengan senyum simpul nya yang terlihat manis di wajahnya itu. "Ah gak papa, kita ketempat derex aja yok"seru bima seraya meninggalkan diriku yg masih bingung dengan jawaban nya. aku pun mengikutinya dan kami pun sampai di tempat derex di rawat inap.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERA and DEREX
Teen FictionAku tidak tau jika rasanya kesepian itu seperti ini. Dulu kau berada di samping ku, sekarang aku harus melihat mu dibalik kaca tebal ini.. Miris emang! "Maaf ya rex, aku gagal jadi kakak untukmu" Andai.. Saat itu aku menyelamatkanmu tepat waktu pas...