18.surat rahasia

0 0 0
                                    

mika membuyarkan lamunan ku"oi dera lo gak papa?"tanya mika sedikit khawatir.

"Ah oh iya gapapa kok" Jawab ku ngasal.

Aku melihat dari sorot mata vanya seperti ia memendam sesuatu yg sudah lama ia pendam tapi itu bukan perasaan melainkan kesedihan.

Kenapa dengan mereka berdua?

aku melambaikan tanganku kepada bima dan mika karna kami beda jalur jalan, kini aku sudah sampai di depan pintu rumah ku namun aku tidak membunyikan bel rumah saat itu. Karna aku masih kepikiran akan surat yg di kasih oleh vanya ingin sekali rasa nya aku melihat isi surat tersebut tapi surat itu bukan lah milikku.

Melainkan untuk derex. apa mereka berdua punya masalah? setauku mereka berdua tidak saling mengenal satu sama lain. Jika ku flashback masa lalu vanya itu bukan dari salah satu mantan derex karna yg aku tau tidak ada nama vanya dalam buku harian derex.

Arrggh, kalo dipikirin terus lama lama jadi kesel sendiri karna penasaran.

Krek!

Tiba²pintu rumah yg awalnya tertutup kini tiba² terbuka sendiri. sudah ada derex di depan mataku dan itu membuat ku terkejut untuk ketiga kalinya.

Apa hari ini adalah hari untuk mengetes pompa jantung? Kenapa semua orang hobbi mengagetkan satu sama lain sih.

Aku pun mengacak rambut frustasi

"Is ngapain sih kau kagetin orang siang siang!"gerutu ku kesal.

Derex pun memiringkan bahunya sambil melirikku" Siapa suruh melamun depan pintu".

Ah iya benar juga ya? Emang salah kalo bicara sama orang yg cerdas.

Aku pun mendorong tubuh derex ke samping karna dia menghalangi jalan untukku masuk dan itu yg membuat derex merintih kesakitan.

Aku merebahkan badanku di sofa dan melempar tasku kesembarang tempat"ah enaknya lah rebahan di sofa".

Derex pun duduk di depan tv dan mencari chanel yg dia sukai yaitu spongebob yah apalagi kalo bukan itu.

Derex melirik diriku sekilas.

"Apa lo liat liat!"

Derex pun langsung memalingkan wajahnya kedepan tv dan tak mengubrisku.

"Ada yg nanyain gue gak disekolah?" Tanya derex sedikit penasaran ia pengen liat reaksi teman dan juga para gadis yg menyukai dirinya itu

"Entahlah" Jawab ku ngasal, sekarang Aku berada di posisi malas jawab.

Derex pun sedikit kesal dengan jawaban dera yang tak sesuai dengan ekspetasinya.

"Gue serius pasti lo buat para penggemar setia gue jadi takut kan gara gara muka sangar lo"aku melirik derex dengan tatapan sangat tajam dan itu membuat derex berhenti bertanya kepadaku.

"Oh iya, btw kau ada hubungan apa sama vanya?".aku ingin melihat reaksi derex apa dia mengenal vanya atau tidak.

Derex merenungkan diri sejenak"vanya...eum... Kayaknya gak kenal deh kenapa emang?"

Sudah kutebak pasti derex gak kenal vanya sama sekali. terus kenapa si vanya kasih surat ke derex?

"Ah itu si vanya kasih surat buatmu"aku pun menyodorkan surat bewarna biru itu ke hadapan derex dan derex bingung dengan tanda love di suratnya.

"Surat cinta?"tanya derex sedikit bingung.

"Mmm, maybe"

aku melihat derex dia masih melamun sama surat yg aku kasih barusan.

"Gimana?"

Derex pun mengkernyit bingung "gimana apanya?"

"Buka suratnya gue penasaran"aku pun memaksa derex untuk membuka suratnya namun derex nampak tak acuh terhadap diriku.

"Woi! Denger gak sih?!"aku berteriak sedikit kencang dan itu membuat derex tersentak dan langsung pergi ke kamarnya tanpa mengubrisku sama sekali.

Aku hanya bisa menghela napas kasar"lagi lagi aku gak bisa dapat informasi dari derex, ck menyebalkan!".

~~~~~ ~~~~~ ~~~~ ~~~~~~ ~~~~~~~

Derex seperti teringat sesuatu dengan sebutan nama vanya, ia seperti ingat sesuatu namun sulit untuk mengingatnya.

Derex langsung berdiri dan pergi meninggalkan dera yang sibuk mengoceh gak jelas kepada dirinya.

Ia menutup pintu kamarnya pelan pelan dan masih meratapi surat yg bertanda love itu.

ia duduk di meja belajarnya dan membuka sedikit demi sedikit isi surat yg ada di dalam kertas itu.

Deg!
Kenapa jantung gue deg degan ya? Padahal cuma surat. Kan gue tiap hari selalu dapat surat cinta dari banyak cewek tapi kenapa ini rasanya berbeda?

Derex membuka perlahan dan membaca dengan teliti lembaran surat tersebut.

                         -for derex-
     Aku yakin pasti kamu gak kenal sama aku,sebenarnya waktu dengar kamu masuk rumah sakit rasanya hatiku seperti di cabik cabik ribuan batu.

ya makasih karna udah nolongin aku waktu itu kalau bukan berkat kamu pasti aku gak akan bisa hidup tenang sampai sekarang, tapi aku punya berita buruk buat kamu.

Orang yg waktu itu kamu hajar dia ingin balas dendam sama mu. aku juga gatau kalau mereka bakal balas dendam. Aku kira mereka bakal lupa sama kejadian waktu itu.

Mereka mengancamku kalau mereka akan membunuhmu beserta keluargamu sampai habis. aku gamau orang di sekitar ku ada yg terluka jadi aku bakal nyerahin diri aku ke mereka agar mereka gak bisa gangguin kamu dan keluargamu.

Makasih karna udah jadi pelindungku untuk sesaat. aku harap kamu baik baik aja, jangan jawab pesan ini, buang dan bakarlah.

                                                     -vanya-

Deg!
Vanya? Gue ingat siapa vanya!dia orang yg waktu itu gue selamatin. Bukannya preman yang gue hajar waktu itu udah pada mati semua kok masih ada yg hidup?

Derex meremas selembar kertas surat itu secara kasar, ia tidak tau harus apakan dengan surat ini. Padahal dia hanya kebetulan lewat dekat gang sempit dan membantu anak yg bernama vanya itu dari preman hanya itu saja tidak lebih.

Bahkan dia tidak ingat bagaimana rupa vanya waktu itu, seingatnya vanya waktu itu sangat ketakutan bahkan dia tidak bisa memegang tangannya sendiri.

Derex bingung dirinya harus apa? apa dia harus berjumpa dengan vanya? ah tidak, dia saja tidak mengenal vanya. tapi bagaimana bisa derex membiarkan seorang gadis rela di culik oleh segerombolan preman.

Derex pun menghela napas berat"ck,lagi lagi aku harus ikut campur dalam masalah orang lain lagi", derex pun membuang selembar kertas itu ke dalam tong sampah mini milik nya dengan perasaan campur aduk.

derex merenungkan sejenak rencana apa yg akan di gunakannya untuk membohongi dera, ia tau dera bukan orang yg gampang dibodohi bahkan dia tau semua nama mantan derex yang bahkan derex sendiri tidak mengetahui nya.

derex merebahkan badannya di kasur empuk milik nya sambil melipat kedua tangannya di kepala, begitu banyak beban yang harus ia pikul.

Pertama ia akan membuat dera percaya kalau surat itu bukanlah surat penting melainkan surat cinta biasa, ya walaupun kemungkinan kecil dera gak akan percaya tapi gapapa lebih baik berjuang daripada tidak sama sekali.

Derex masih belum ngantuk ia masih kepikiran dengan nasib vanya, padahal ia bukan typical mencampuri urusan orang lain tapi jika bernyangkutan dengan nyawa mau gak mau derex harus membantunya.

Hari semakin malam dan derex masih belum menutupi matanya yang sudah sayu, padahal lukanya belum pulih tapi sudah dihadapkan dengan satu masalah.

DERA and DEREXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang