8.masa lalu

0 0 0
                                    

Sekarang tinggal kami berempat aku, mika, bima dan orang yg paling aku benci abas,pak jamal sudah keluar daritadi dan menunggu bima,mika dan abas diluar lobby. Bima pun memecahkan suasana kecanggungan diantara kita bertiga.

"Oy, gimana kabar lo?" Tanya bima tiba tiba

"Baik" Ucapku singkat

Greb!
Mika langsung memeluk diriku didepan bima dan abas.

"Eh, m-ika?"

"Gue gatau harus bilang apa, gue gak tega liat lo berlarut larut dalam kesedihan ra, ingat ada kita berdua disini yg selalu ada disisi lo sampe kapanpun ingat itu jan ngerasa di dunia ini lo cuma sendiri lo itu sekarang ada kami, kita kan keluarga ra keluarga harus saling tolong menolong yah kan bim?"tanya mika melempar jawaban ke bima.

Bima pun hanya bisa mengangguk paham.

Aku pun melepas pelukan mika" Makasih yah mik karna udah ngertiin gue"jawab ku dengan nada sedikit lembut.

Aku pun mendekatkan mulutku ke telinga mika "eh mika disini itu ada abas kita ngomongin ini nanti aja oke" Ucapku sambil bisik bisik ketelinga mika. Mika pun baru sadar akan kehadiran abas"ah gue lupa kalo ada abas disini hehehe"ucap mika cengengesan.

Bima pun iri melihat mika dan dera berpelukan didepan matanya tanpa dirinya, ia ingin sekali berada ditengah sahabatnya dan berpelukan bersama mereka bertiga.

"Apa? Mau pelukan juga?"tanya mika ke bima berusaha menjahili dirinya.

"Ah apa apaansih!mana ada jan sok tau lu"jawab bima berusaha menyembunyikan wajahnya yang sedang
memerah.

"Ekhem"

Kami bertiga berhenti  bercanda setelah mendengar suara batuk yang disengaja dibuat oleh abas.

"M-maaf kalo aku menganggu kalian bertiga sedang mengobrol tapi aku ingin berbicara sebentar dengan dera apakah boleh?" Tanya abas dengan nada lemah lembut kepada  kami bertiga dan menunggu jawaban dari diriku. aku pun menatap tajam mata abas dan mendesah"huh? Kenapa harus aku?"keluhku tidak terima

"Ada sesuatu yang harus aku bicarain dengan mu dera?"ucap abas sedikit kaku.

"Tidak ada sesuatu yang penting yang harus dibicarakan untuk saat ini" Jawabku dingin lagi dengan menatap tajam mata abas. abas pun menghela napas berat ia tau bahwa dirinya akan ditolak oleh dera namun ia berusaha memperbaiki hubungan mereka seperti dahulu.

                      *Flashback*

                 2 tahun yang lalu.......

Aku dan abas kami berdua sahabatan dari kelas 7 smp kami selalu sekelas setiap kami berdua naik kelas, bisa di bilang kami udah kayak kakak dan adik kemana mana selalu bersama.

Sampai suatu ketika abas dia mulai sedikit berubah yang awalnya dia selalu ceria, care terhadapku bobrok yang paling utama kini itu semua sirna seketika seperti angin petir disiang bolong. aku tau apa penyebabnya dia mulai menjauhiku berkat hasutan dari sahabat barunya _lani cewek yang deket sama abas.aku mengetahui hal itu karna aku sempat mendengar percakapan mereka berdua di lorong sekolah.

Lani bilang kepada abas bahwa aku telah memanfaatkan ketenaran abas.awalnya abas tidak mempercayainya tapi berkat kegigihan lani untuk mendapatkan abas seutuhnya dia rela melakukan sesuatu yg diluar nalar. Oleh karena itu abas mulai meragukan diriku. sampai suatu ketika abas bertanya kepada ku

"Emmm, dera?" Ucap abas sedikit takut. Ia harus membuktikan sendiri bahwa perkataan lani tidak benar. aku sudah tau apa yg akan dibicarakan oleh abas.

"Apa?"

"Apa benar selama ini lo manfaatin gue?" Tanya abas ragu. Ia berharap bahwa dera menyangkal hal ini semua.

Deg!
aku tau bahwa abas akan mempertanyakan hal ini kepadaku.

aku pun menghela napas berat"iya gue manfaatin elu selama ini"ucapku tidak tega melihat ekspresi abas yang seperti tidak percaya dengan perkataan diriku. Ia pun memegang kedua bahu ku"gak? Lo gak mungkin manfaatin gue kan ra? Lo bohong kan? mana mungkin lo kayak gitu? Iya kan?"tanya abas memastikan.

aku pun hanya bisa menunduk pasrah "gak! selama ini gue itu cuma manfaatin lo gak lebih! dan lagipula gue gak berniat untuk sahabatan sama lo!" aku pun meneteskan air mataku"dan lebih baik hubungan persahabatan kita sampai sini saja, aku harus pergi sekarang, p-permisi"aku pun berbalik dan meninggalkan abas. abas hanya bisa diam mematung berusaha menyangkal semua perkataan dera, ia yakin bahwa dera hanya berbohong/bercanda seperti biasanya namun dia salah ia melihat sorot mata dera yamg berkata seolah bahwa ini memang benar kenyataannya.

abas pun memegang tanganku berusaha mencegahku untuk pergi"gak! dera bilang ke gue kalo semua itu bohong! CEPAT BILANG KE GUE KALO LO ITU BOHONG DERA!!!"teriak nya dengan nada berat berusaha menunggu jawaban dari ku.

"a-aku benaran bas, jadi jangan pernah temuin aku lagi dan satu lagi anggap aja kita gak pernah sahabatan mengerti!Jangan mencegahku abas!?"aku pun langsung meninggalkan abas tanpa melihat dirinya yang dibelakang sedang menahan air matanya didepan diriku.

Semenjak hari itu, aku dan abas tidak pernah lagi ketemuan seperti biasanya dan setiap kami berpapasan kami tidak pernah memandang satu sama lain. semua itu berubah dalam sekejap seolah tidak ada kejadian apa apa di hari itu. kami pun mempunyai sahabat masing-masing di kemudian hari, walaupun itu sangat berat tapi aku tetap kuat menghadapi hal itu.

Berbalik di hari yang sekarang.........

sebenarnya alasan aku membenci abas tidak lain karna aku ingin menjauhi abas. sudah 2 tahun aku merahasiakan hal ini kepada abas kalau aku di ancam oleh edward_ayah abas. sebenarnya kami berdua tidak direstui untuk bersahabatan oleh ayah abas_edward karna masalah status kami.

Dulu saat itu ayah ku sedang bangkrut sedangkan abas selalu menolong ke ekonomian diriku dan keluarga ku. Jadi ayah abas mengira bahwa aku memanfaatin  dirinya.

Makanya dari itu aku berbohong kepada abas saat itu bahwa aku telah memanfaatkan  dirinya karna aku ingin menjauhi abas dari diriku agar orang yg di sekelilingku tidak terluka terutama abas. biar lah abas membenciku untuk selamanya, aku ikhlas daripada harus mengorbankan seseorang dalam persahabatanku ini.

aku pun berdiri dan menarik tangan abas ke dalam lorong rumah sakit dan mulai melipat kedua tanganku kedada dan memalingkan wajahku supaya tidak bertatapan dengan mata coklat yg pekat milik abas itu.

"Bicaralah" Ucapku dingin menatap arah lain. abas pun menundukkan kepalanya kebawah karena ia tau bahwa dera berusaha memalingkan wajahnya darinya.

"Maaf kalo aku lancang, tapi aku ingin berbicara tentang persahabatan kita yang dulu"

"Apa maksudmu?" Tanyaku tidak mengerti.

"Aku mengetahui bahwa selama ini ko diancam oleh ayahku kan dera?" Tanya abas tiba tiba yg membuatku menelan ludah kasar.

Gleg!
Bagaimana dia tau? apa dia selama ini menyelidiki kejadian itu? tapi bagaimana bisa? ah sudahlah lagipula itu adalah masa lalu, sekarang aku sudah mempunyai sahabat baru yang bisa membuatku selalu tersenyum.

"Bagaimana kau tau hal itu?" Jawabku pura pura tidak tau.

abas pun menghela napas panjang"karena selama ini aku selalu mengawasimu ra?".

"M-mengawasi ku?" ucapku tidak percaya mendengar perkataan yg dilontarkan abas.

DERA and DEREXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang