14. flashback

0 0 0
                                    

Derex masih bingung apa sebenarnya yg terjadi dengan dirinya, ia merasakan sakit dikepalanya seperti di tusuk beribu jarum yg menusuk kepalanya itu, ia mengingat kejadian dimana dia dipukul oleh preman kelas atas tepat di kepalanya itu yg membuat kepalanya merasakan sakit sehebat ini.

Sedangkan diriku hanya bisa menangis tanpa berkata kata sudah lama aku menunggu derex sadar akhirnya keajaiban datang dan kini derex telah kembali.

Aku pun melepaskan pelukan ku dan menghapus air mataku secara kasar,yah walaupun aku sudah ketahuan sisi lemahku kepada derex aku harus tetap menjaga image, aku tidak mau derex mengejekku cengeng.

tapi aku kini tidak peduli lagi karna aku berharap derex selalu mengejekku, aku kangen derex mengomeliku dengan keras, aku merindukan itu semua tanpa aku sadari.hal yg aku benci kini aku merindukan itu semua.

"Saat kau kembali ke rumah nanti, aku berjanji akan merawatmu".

"Dasar bodoh, kenapa kau lama sekali sadar nya sih", aku hanya berbohong aku hanya merindukan saat²kita berantam satu sama lain.

Derex hanya diam ia tidak ingin memberitahukan kepada diriku bahwa ia begini karna berkelahi dengan kakak kelas.

"Maaf karna telah membuat mu khawatir dera"jawab derex mengalihkan topik

Derex melihat sekeliling ruangan rumah sakit "berapa lama aku koma dirumah sakit ini?"

Dasar, pertanyaan nya selalu to the point seperti ini. Sepertinya dia lebih peka akan keadaan ketimbang diriku.

"Kau ini sifatmu dari dulu tidak pernah berubah yah? kurangilah sifatmu yang terlalu peka itu?"

Derex pun hanya terkekeh pelan.

"Kalau begitu jadilah diriku untuk sementara waktu" jawabnya dengan bangga sambil memukul mukul diriku dengan ketawanya yang absurd itu. aku memutar bola ku malas.

"kau ini mau aku pukul ya?!"

"Yasudah kalau tidak mau, itu berarti aku istimewa"

Aku pun memukul derex dengan pelan, ia pun merintih kesakitan di tangannya itu, sungguh baru juga sadar sudah membuatku kesal.

"Arrgghh..., kau ini udah tau adeknya sedang sakit tapi malah dipukul"

"Kalau kau tidak buat ulah aku tidak akan memukulmu"

Aku pun kembali dengan tatapan serius, aku ingin minta penjelasan derex kenapa dia harus mencari masalah dengan orang lain.

Aku pun melipat kedua tanganku ke dada dan mulai melirik derex dengan tatapan tajam"bisakah kau beritahu diriku kenapa kau mencari masalah dengan ketua preman sekolah itu?!"

*Ternyata dera sudah tau alasan aku seperti ini, yah dia sudah tidak kaget lagi karena dia sudah menduga kalau dera sudah mengetahui semuanya tanpa ia kasih tau, karena dera mempunyai jiwa kepo yang sangat dalam*

"Ternyata kau sudah tau rupanya"

"Yaiyalah aku tau, tapi itu bukan masalahnya sekarang aku bukan menanyakan hal itu, tapi jawab pertanyaanku yang barusan tadi"

Derex pun mengacak ngacak rambutnya frustasi, ia sebenarnya malas memberitahu dera sebenarnya karena pasti dera akan menghukum orang yang membuatnya seperti ini,

*Flashback (ingatan derex)*

Aku pun mengingat kejadian 6 tahun yang lalu, kejadian paling memalukan seumur hidupku, saat itu aku dengan dera kami beda kelas, jadi saat itu aku dulu di bully sama teman kelasku karena akudulu pengecut, culun, pintar sih cuma bodoh dalam pertemanan.

Saat ajur di bully dibelakang sekolah , dera datang dari jauh dengan berteriak memanggil namaku dan dia mengangkat lengan baju nya keatas. dera pun tanpa basa basi memukul semua teman dirinya sampai babak belur tanpa ampun seraya berkata"jika kalian membully derex lagi masa depan kalian akan ku hancurkan!" teriaknya dengan gaya yang sombong itu. Mengingat kejadian itu membuat aku ketawa.

Semua orang berlari saat dera mengancam orang yang akan membully diriku, saat itu aku melihat sosok yang begitu gagah dan kuat didalam diri dera. Entahlah berkat dirinya aku ingin menjadi lebih kuat dari sebelumnya agar aku bisa melindungi orang yang kusayangi sekaligus dera, kakakku itu.

Dera mengulurkan tangannya untuk membantuku bangun. Aku sedikit tertegun dan menahan tangis .sungguh saat itu aku ingin menangis tapi aku sudah berjanji akan menjadi lebih kuat.

Dera terlihat bingung dan menatap tajam mataku"kau tidak menangis?"

"T-tidak! Aku tidak menangis!"

Dera meragukan diriku dan terus bertanya"apakah kau derex? Biasanya derex yang ku kenal dia sangat cengeng, dan setiap aku tolong dia selalu menangis. Tapi kenapa sekarang kau tidak menangis?"tanya dera bertubi tubi yang membuatku ingin sekali membungkam mulutnya yang cerewet itu.

"Aku ini derex! Dan aku tidak menangis!"

Dera memukul diriku dengan kuat"ah oke oke, baguslah jika kau tidak menangis. Lain kali jika ada yang memukulmu panggillah aku! sejauh apapun aku berada selama kau memanggil namaku aku akan menyusul mu. Kau mengerti?"

Akupun terdiam! Kali aku tidak akan menjawab perkataan dera yang barusan itu.

Setelah dirinya flashback akan dirinya 6 tahun lalu, ia terkekeh pelan. Sungguh! Jika diingat ingat dirinya dulu sangat cengeng padahal ia adalah seorang laki laki tapi bisa bisanya ia ditolong oleh kakaknya yang cewek.

Aku yang melihat derex yang terkekeh tidak jelas itu mengernyit bingung. "baru juga bangun tapi kau sudah gila"

Jleb!
Perkataan dera barusan sungguh membuat dirinya seperti ditusuk oleh ribuan jarum, ia ingin membantahnya tapi kali ini dirinya akan diam untuk kali ini!

"Aku tidak gila hanya saja ah sudahlah percuma juga jika ku jelasin" jawab derex pasrah

"Comeback to topik"

"Kau belum jelasin mengapa kau bisa berkelahi dengan preman sekolah itu?"

Derex menghela napas berat"padahal dirinya sudah mengubah topik pembicaraan tapi tetap saja dera masih mengingat topik yang barusan"

"Sifatnya yang tegas itu keturunan dari siapa sih?!" gumamnya sedikit kesal.

Derex menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Awwww!"

"Kau kenapa?!" tanya diriku sangat panik melihat derex yang merintih kesakitan.

Kali ini derex terkekeh pelan"heheheh, sorry tadi pas aku garuk kepalaku ga sengaja kena bagian kepala yang dijahit"

aku memegang dadaku sedikit lega"syukurlah kukira terjadi sesuatu denganmu"

"Ah tentang itu ya... Bagaimana ya cara jelasinnya.. Emm gimana ya... Bentar bentar aku mikir dulu"

Aku membuang napas kasar"huh! Kita bisa bicarakan hal ini nanti saja"

Lagipula aku tidak ingin membuatmu memikirkan hal yang tidak perlu

DERA and DEREXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang