Welcome And Happy Reading All!
"Ayo, buruan bangun. Dasar bandel!"
Gadis itu mengangkat kepalanya, "emang, ya. Kamu anak gak tau diri, dibilang bangun, ya, cepat bangun!" Wanita paruh baya itu menarik telinganya.
Gadis itu mengaduh kesakitan. Ia meringis berkali-kali, mencoba tenang dengan tatapan kosongnya.
Wanita itu tak tinggal diam, ia menguyurkan air dingin di sekujur badan gadis di depannya tanpa perasaan.
"Iya, cukup Ma. Dingin."
"Jangan lemah jadi orang, kamu!" Wanita itu membanting gayung yang ada di gengamannya. Kemudian keluar.
Gadis itu hanya menatap datar punggung Mamanya, ia rapikan rambutnya kemudian segera menuju kamar mandi.
🥀🥀🥀
Laki-laki di ujung sana menghampirinya. Memeluk gadis itu dengan seksama.
"Aletta?"
Gadis itu, Aletta Shaqueena. Tatapan kosong khas dirinya, cantik, dengan rambut yang tergerai indah.
Lantas, siapa laki-laki itu? Dia Alvan Zeero Eloin. Entah siapa dia, Aletta juga tidak mengerti, remaja itu selalu mengikutinya. Bahkan, di saat Aletta merasa sendiri, sosok Alvan selalu ada di sampingnya. Waoo, heroin!
"Lo, kenapa lagi?" Tanya Alvan sembari membenahi maskernya.
"Bukan urusan, lo!" Sahut Aletta lantang.
"Perempuan gak baik malam-malam di luar, lebih baik masuk, terus tidur."
"Emang, gue peduli?" Aletta menyapu sisa bulir air matanya, kemudian berbalik badan.
"Ya, sudahlah. Ayo ikut gue!" Alvan mengenggam tangan Aletta erat, membawahnya menjauh dari rumah neraka itu.
"Lepasin gue! Kok lo...."
Alvan menatap lekat mata Aletta, meraih anak rambutnya, "lo, tahu gak? Tatapan lo meyakitkan, Letta."
"Gue, gak peduli. Lepasin gue!" Aletta memberontak, namun, tak bisa tangan Alvan lebih kuat.
"Letta, gue tahu, lo sakit. Gue tahu, lo rapuh. Jangan pura-pura kuat kayak gini."
"Lebay, lo itu lebay. Gak usah ganggu hidup orang, bisa? Haha. Kayaknya, gak bisa!" Aletta menatap mata Alvan, namun, pandangannya tetap sama. Kosong.
"Selama mereka belum berhenti nyakitin, lo. Gue akan tetap di sini."
"Kenapa lo peduli sama, gue? Gak usah sok kasihan sama gue. Gue gak butuh itu semua."
"Lo, butuh ini." Alvan merentangkan tangannya kemudian memeluk Aletta kembali.
Aletta merasakan hangat, ya, pelukan itu begitu nyaman untuk Aletta. Ia membutuhkan itu. Seumur hidupnya, orang tuanya tak pernah memberi kehangatan. Kenapa harus orang lain, yang melakukannya?
🥀🥀🥀

KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH [On Going]
Short StoryRAPUH [NEW] [Welcome And Happy Reading All!] Cover By: Taryuni_ Keluarganya utuh, hanya saja perlindungan dan kasih sayang tak pernah berpihak padanya. Dari masih bayi-hingga menjadi dewasa, seperti sekarang, ia hanya mendengar kata-kata yang tak pa...