Beku

37 13 7
                                    

Happy Reading All, Don't Forget To Vote And Coment! Thanks.

Mobil hitam terparkir rapi di halaman Cafe. Aletta tak sengaja tertidur di meja cukup lama, menunggu kedatangan seseorang.

Remaja ber-hoodie hitam itu menuruni mobilnya, menghampiri Aletta.

Rambut yang menghalangi sebagian mata Aletta ia sapu halus, menatap gadis yang tertidur pulas itu.

Ia mengangkat tubuh Aletta, riuh sebagian orang di dalam Cafe melihat momen mereka berdua.

Aletta yang terganggu oleh suara bising akhirnya membuka matanya. Ia sangat terkejut, sungguh.

"Kak, turunin!" Aletta memohon. Laki-laki itu berdiam mengamati seluruh wajah Aletta. Dengan tak sadar.

"O-oh, maaf."

Kenapa gue jadi gugup, gini?

Aletta sangat malu, ia menaikkan maskernya. Berjalan mendahului laki-laki yang sedang terpaku di sana.

Di ambang pintu, Alvan ternyata ikut menyaksikan kejadian itu. Raut wajahnya tak bisa diartikan. Aletta hanya memperhatikannya, kosong. Kemudian menuju mobil.

Laki-laki itu terbelalak melihat kehadiran kakaknya, namun, ia masih bisa bersikap datar.

Alvan menatap kepergian dua orang itu, otaknya beku. Marah menggeroti hatinya. Lalu, jika seperti ini ia akan melampiaskannya ke siapa?

Ia menonjok dinding, keras.
"Kenapa, dia selalu merebut milik gue?!" Hey Alvan, sejak kapan Aletta menjadi milikmu?

RAPUH [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang