Happy Reading All, Don't Forget To Vote And Coment! Thanks.
Aletta Shaqueena Pov:
Aku termenung di sebuah kursi kosong rumah sakit. Hatiku risau, Papa tak kunjung membaik kondisinya. Mama? Entah dia kemana.
"Letta," sapa laki-laki yang seumuran dengan Papa, dia—pamanku.
"Paman, silahkan duduk!" Perintahku canggung.
"Kamu yang sabar, ya. Jadi anak yang bermanfaat, buat orang tuamu bahagia, dan ... ya, kira-kira bisalah buat diandalain."
"I-iya," jawabku ragu, Paman menepuk pundakku, kemudian berlalu.
Bermanfaat, bisa diandalain. Sebenarnya, aku ini apa? Robot atau anak mereka?
Selalu dituntut ini-itu, harus bisa begini-begitu. Mereka mudah mengatakannya, sedangkan aku? Ah, sudahlah mereka juga tidak akan peduli.
"Gue, peduli." Aku mendonggak, menatap seseorang yang baru saja membuka suara. Alvan, laki-laki itu lagi.
"Gue, gak butuh simpati, lo!"
"It's oke, gue cuma mau ngasih saran. Cukup dilihat, jangan dijilat. Cukup didengar, jangan dirasakan. Cukup dijadikan pelajaran, jangan dijadikan beban pikiran."
"Gue, mau cabut dulu." Aku masih menatap kepergiannya, dengan tatapan khasku, menyerapi sedikit demi sedikit kata-kata yang baru saja ia lontarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH [On Going]
Short StoryRAPUH [NEW] [Welcome And Happy Reading All!] Cover By: Taryuni_ Keluarganya utuh, hanya saja perlindungan dan kasih sayang tak pernah berpihak padanya. Dari masih bayi-hingga menjadi dewasa, seperti sekarang, ia hanya mendengar kata-kata yang tak pa...