Part ini Tentang Alvan dan Rey, ya.
Happy Reading All, Don't Forget To Vote And Coment! Thanks.Alvan berjalan angkuh dengan menenteng hoodie-nya. Rambut berantakan serta wajah kusut khas anak urakan menyertai langkahnya.
Pria jangkung di sofa menggelengkan kepala, menarik kacamata yang bertengger di hidungnya kemudian bersuara. "Alvan! Baru pulang, kamu?" Alvan menguap sebentar, kemudian matanya menghadap Zeero, sang Papa.
"Seperti yang Papa lihat." Ia melanjutkan langkahnya.
"Sopan, ya. Seperti itu? Duduk sini!" Alvan berbalik menuju Zeero. "Ada apa lagi sih, Pa?"
"Satu tahun lagi kamu lulus, setelah wisuda kamu harus segera tunangan dengan Armanda." Alvan membelakkan matanya.
"Pa, Alvan mau melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Alvan gak mau nikah muda!" Walaupun Alvan mempunyai sifat urakan tapi ia juga bintang kelas, dia tidak pernah absen meraih juara satu dalam kelas.
"Jangan ngebantah kamu! Kan bisa melanjutkan sekolah setelah itu."
"Bukannya Alvan ngebantah, Pa. Alvan masih belum siap membangun rumah tangga, Alvan masih muda, banyak yang mau Alvan raih." Ia mencoba membela.
"Justru itu kamu harus nikah muda, biar tidak terjerumus pada pergaulan yang tidak-tidak."
"Setelah wisuda kamu harus segera tunangan, masalah pendidikan biar Papa yang urus," lanjutnya. Jika seperti ini Alvan hanya bisa pasrah apapun yang terjadi nanti.
Pintu terbuka, terpampang wajah datar Rey. Ia memasukkan tangan ke saku celananya, berjalan tegap ke depan.
"Rey, ke sini kamu!" Rey hanya menuruti perkataan Zeero.
"Bagaimana keadaan, Reno?" Rey menarik nafas dalam kemudian mengembuskannya. "Masih belum membaik," jawabnya datar.
"Kamu jaga baik-baik gadisnya, dia akan menjadi pendampingmu kelak." Ada yang memanas di hati Alvan, tangannya mengepal kuat.
"Papa mempercayakan Aletta sama laki-laki, ini? Laki-laki gak tau diri, berani-beraninya lo menghianati Aletta di belakang!" Tuduh Alvan.
Rey membulatkan matanya, "maksud anda apa?" Rey masih bisa bersikap tenang.
"Lo, selingkuh 'kan sama cewek, ini?" Alvan memperlihatkan foto di ponselnya. Rey tetap bersikap tenang.
"Anda salah paham!" Jelas Rey, ia tidak mau tersulut emosi di depan Papanya ia pun segera meninggalkan ruang tamu.
Zeero terlihat marah saat ini, "Alvan! Kamu tahu Papa tidak pernah mengajarkan kekerasan seperti itu, dia ad- -" katanya terpotong.
"Haha. Adik, ya?" Sahutnya kemudian segera pergi dari hadapan Zeero.
-
-
-Maaf, baru up. Sok sibuk emang, ya.😂
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH [On Going]
NouvellesRAPUH [NEW] [Welcome And Happy Reading All!] Cover By: Taryuni_ Keluarganya utuh, hanya saja perlindungan dan kasih sayang tak pernah berpihak padanya. Dari masih bayi-hingga menjadi dewasa, seperti sekarang, ia hanya mendengar kata-kata yang tak pa...