23

1.5K 67 14
                                    



Seoul Hospital...

Namjoon masih menunggui jennie di ruang tunggu unit gawat darurat. Hatinya kalut dan hancur melihat jennie yang nekat dengan aksi percobaan bunuh dirinya. Namjoon bahkan mengutuk dirinya sendiri jika terjadi sesuatu yang fatal terhadap Jennie.

Dokter yang menangani Jennie keluar dari ruang unit gawat darurat. Dokter itu memasang wajah cemas. Namjoon dengan segera menghampiri dokter itu.

"Dokter, bagaimana kondisi pacar saya?" tanya Namjoon cemas.

"Untunglah anda segera membawa pacar anda kesini. Darah yang keluar akibat luka irisan pisau itu cukup dalam, kami bahkan kesulitan untuk menjahit lukanya. Tapi syukurlah sudah bisa ditangani. Ah iya dan satu hal lagi, pacar anda membutuhkan donor darah. Untuk golongan darah apa yang diperlukan, hasilnya akan keluar nanti sore." jelas Dokter.

Namjoon mengangguk paham atas penjelasan dokter, "Baik dokter, terima kasih banyak." ucap Namjoon.

Dokter itu pun pergi meninggalkan Namjoon, tak berselang lama beberapa perawat membawa Jennie ke ruang rawat inap. Namjoon pun segera menyelesaikan administrasi untuk perawatan Jennie, kemuidan pria itu menyusul Jennie

Setelah menyelesaikan administrasi Jennie, ia mendapatkan panggilan dari calon istrinya, Hwasa.

"Halo, Hwasa. Ada apa?"

"Namjoon kamu dimana? Kita sangat sibuk hari ini."

"Sorry Hwasa, aku lagi sibuk. Kamu bisa kan minta tolong asisten aku."

"Tapi Namjoon-"

"Hwasa please.. nanti aku hubungi kamu."

Namjoon kembali melanjutkan langkahnya menuju ruang rawat inap Jennie. Lusa ia akan menikah dengan Hwasa tapi sekarang ia masih merawat Jennie. Cintanya untuk Jennie terlalu besar, bahkan ia melupakan kewajibannya untuk menikahi Hwasa.

Namjoon menatap wajah pucat Jennie yang masih belum sadarkan diri. Ia digerogoti rasa bersalah di hatinya. Ia tidak ingin melukai dua hati sekaligus, apa yang harus ia lakukan?

"Jane, I'm sorry. Karena aku, kamu jadi menderita kayak gini. Aku cinta banget sama kamu Jennie. Please jangan buat aku sakit dengan keadaan amu kayak gini."

Namjoon menyesali perbuatannya terhadap Jennie. Ia kira Jennie hanya pelampiasan nafsu semata, ternyata wanita cantik itu berhasil merebut hatinya juga. Ia bahkan tidak berpikir panjang ketika ia mengiyakan wasiat ayahnya sebelum meningal dunia.

"Jane, kamu pantas mendapatkan pria yang jauh lebih baik dari aku. Aku terlalu pengecut untuk melawan wasiat itu."

"Aku janji sama kamu Jane, aku gak akan bikin kamu menderita lagi, kamu bebas mencintai orang lain dan bebas melakukan apa yang kamu inginkan. Asal kamu bahagia Jane."

Tak lama kemudian teman sejawat Jennie, Lisa datang dengan raut wajah yang cemas. Sebelumnya Namjoon sudah menghubungi Lisa agar datang ke Rumah sakit.

"Om, Jennie kenapa?!" tanya Lisa panik.

"Jennie mau bunuh diri, tapi syukurlah dia selamat." jawab Namjoon parau.

Lisa mendecak sebal. Ia tidak suka jika temannya sudah kelewat batas seperti ini. Ia tahu jika Jennie sangat mencintai pria dewasa bernama Namjoon itu, tapi Lisa tidak suka jika Jennie gegabah seperti ini.

"Ini yang aku takutkan Om, dia bakal nekat kayak gini." kata Lisa tak sanggup menahan air matanya.

"Aku udah bilang ke Jennie untuk nggak terlalu mencintai Om Namjoon, tapi apa yang dia dapet sekarang?" lanjut Lisa. Namjoon tidak bisa berkomentar apa-apa.

Daddy's girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang