12

4.8K 395 20
                                    

Seulgi menemani Mama Park membeli perhiasan, di toko perhiasan langganan Mama Park.

"Seulgi, yang ini bagus nggak?" Tanya Mama Park antusias.

Seulgi tersenyum kecil kemudian ia mengangguk setuju. Cincin itu memang bagus, tapi sayang ia sama sekali tidak menunjukkan ketertarikannya pada benda itu.

"Kalo gitu Mama beli yang ini aja ya. Mudah mudahan Shannon suka cincin nya." Kata Mama Park senang.

Perkataan Makna Park barusan membuat Seulgi tertohok. Acara pertunangan Jimin dan Shannon tinggal menghitung minggu, Seulgi semakin terpuruk . Ia tidak tahu harus bagaimana, apa ia akan pergi dari keluarga Park? Ia tidak tahu.

"Seulgi.. kamu kok bengong aja sih nak?" Tanya Mama Park.

"Eh? Enggak kok Ma. Cuma hari ini Seulgi agak gak enak badan." Jawab Seulgi gelagapan.

"Oh iya, mama juga belikan kamu gelang loh. Lucu kan?" Kata Mama Park senang.

Seulgi memandang gelang yang ada ditangan Mama Park itu. Gelang silver yang indah. Ia tersenyum kecil.

"Bagus banget ma.. itu buat Shannon ya?" Celetuk Seulgi.

Mama Park menggeleng. "Buat kamu sayang. Shannon kan udah mama belikan cincin." Sahut Mama Park.

Seulgi tersenyum lebar. Setidaknya ibu angkat nya ini sangat perhatian padanya. Ia menyayangi Mama Park layaknya ibu sendiri. Justru karena ia menyayangi Mama Park ia tidak ingin mengecewakan beliau. Ia tidak ingin beliau sedih atas kelakuan dirinya dan Park Jimin.

Setelah membeli perhiasan, Seulgi diajak Mama Park menuju kantor anaknya itu . Ia ingin berkunjung ke kantor Jimin sekalian mengajak nya makan siang.



Sesampainya di kantor Jimin, Mama Park mendapatkan panggilan dari orang terdekatnya. Ia menyuruh Seulgi untuk berjalan dulu menuju ruangan Jimin.

Seulgi memasuki ruangan Jimin. Kosong  tidak ada orang. Entah pergi kemana pria itu. Seulgi mendaratkan pantat nya diatas sofa ruangan itu.

Seulgi merasakan dada nya agak sesak. Bukan karena ia memiliki penyakit asma, tapi... terlalu banyak moment nya bersama Park Jimin diruangan ini. Tak terasa air matanya merembes keluar.

"Goblok... jangan nangis." Seulgi memaki dirinya sendiri.

Suara pintu yang terbuka membuat dirinya buru-buru menghapus lelehan air matanya. Mama Park dan juga Jimin yang baru saja masuk.

"Jimin tadi mama sama Seulgi habis beli perhiasan buat Shannon. Nih Mama kasih ke kamu, buruan kamu lamar si Shannon." Kata Mama Park.

Jimin menerimanya dengan raut wajah datar. Kemudian ia memasukan kotak kecil dengan kain beludru merah itu ke dalam saku celana nya. Pandangan Jimin tak lepas dari Seulgi yang berusaha menghidari tatapan nya itu.

"Kalo begitu, Mama pamit dulu ya. Soal nya temen arisan Mama udah pada kumpul." Ucap Mama Park.

Jimin dan Seulgi mengangguk kecil. Mama Park kembali menatap Seulgi yang sedari tadi diam kaku.

"Seulgi sayang, kamu gakpapa kan pulang sendiri? " mama Park memastikannya.

Seulgi mengangguk kecil. "Gakpapa Ma. Seulgi bisa naik taksi kok." Jawabnya.

Mama Park tersenyum lega, ia meninggalkan Seulgi dan Jimin diruangan itu.

Demi apapun di dunia ini, Kang Seulgi enggan menatap Park Jimin. Bukan karena apa, ia tidak mau langkah awalnya meninggalkan Jimin menjadi goyah.

Pria itu mendekati Seulgi, namun wanita itu menjaga jarak dengan nya. Jimin semakin yakin jika sekarang ini Seulgi membencinya.

"Seulgi.." panggil Jimin.

Daddy's girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang