Jisoo berkemas hari ni. Ia akan pulang ke kampung halamannya. Ia sudah cukup sakit hati dengan kelakuan Seokjin. Pria itu tak kunjung melepaskannya pergi. Ia akan pergi diam-diam, tanpa pengetahuan siapapun. Ia tidak ingin menambah masalah baru lagi. Cukup ini saja.
Setelah ia berkemas ia bergegas berangkat ke kantor. Ia sampai didepan gedung apartemen nya, tiba-tiba ia dikejutkan dnegan kehadiran pria tampan bernama Kim seokjin itu sedang menunggunya di dekat mobil mercedes nya. Lagi dan lagi Jisoo menghela napas berat. Ia perlahan menghampiri pria itu.
"Mau ngapain kesini lagi?" tanya Jisoo tanpa sapaan yang ramah.
Seokjin tidak menjawab tapi ia langsung membukakan pintu mobil untuk Jisoo. "Masuk"
Tanpa menyahuti Jisoo masuk kedalam mobil Seokjin. Pagi yang indah harusnya ia nikmati malah berakhir seperti ini. Ya Tuhan.. Jisoo salah apa?
Jisoo hanya diam sambil melihat pemandangan jalanan kota Seoul di pagi hari. Tidak terlalu macet, namun cukup banyak mobil yang sudah berlalu lalang.
"Kamu udah sarapan?" tanya Seokjin.
Jisoo diam, lalu ia menatap Seokjin kesal. "Napa sih harus jemput saya?"
Seokjin terkekeh. Ia mencoba menggapai tangan jisoo untuk ia genggam, namun wanita itu menepisnya. Seokjin tersenyum kecut.
"Kan biasanya aku jemput kamu. Kamu ini gimana sih sayang." kata seokjin.
Jisoo mendengus sebal. "halah cuma jemput seminggu sekali. Itupun cuma hari Jum'at pas karyawan inti aja yang kerja."
Seokjin gemas pun mengsuap kepala Jisoo. Ia menggapai tangan Jisoo, kali ini wanita itu membiarkannya. Ia tidak munafik, ia juga merindukan skinship dengan Seokjin.
"Baby, I miss u. aku kangen kita kayak dulu. Kangen kita Qtime bareng, jalan bareng, dan have sex bareng." kata seokjin.
"Wow wow.. stop it ! jangan bahas hal yang pernah kita lakukan. Inget kamu itu suami orang. Jadi jangan asal bicara ya." sahut jisoo ketus.
Seokjin tersenyum. "Jisoo, kamu tahu aku kan. Please, bertahanlah sebentar lagi. Aku tahu kalo Rose gak sedang mengandung anak aku. Aku tau dia itu gimana. Bukah kah kamu sendiri yang bilang kalo Rose cuma memanfaatkan aku buat dapat seluruh harta aku lewat bayi yang dia kandung ?" kata Seokjin.
Jisoo lagi-lagi menatap Seokjin sinis. "mentang-mentang aku ngomong gitu kamu bisa seenaknya sendiri gitu? Hei pak Seokjin, kamu itu masih jadi suami orang ! inget itu ! kamu mau aku di cap pelakor yang ga tau diri?!" sentak Jisoo.
"Oh kamu ga mau di cap pelakor? Okay aku punya solusi." kata Seokjin enteng. Jisoo mengerling sebal. Ia yakin apapun solusi yang ditawarkan Seokjin pasti akan membuat kepalanya pusing.
"Jadi istri kedua aku." cetus Seokjin.
Jisoo memukul kepala Seokjin dnegan tas jinjing nya. Ia sudah muak dengan Seokjin. Benar-benar sudah kelewat batas. "Kalau sampai aku jadi istri kedua kamu, ga pake lama aku bunuh kamu !" ancam Jisoo.
Seokjin tertawa, entahlah mendengar Jisoo yang sedang mengancamnya terdengar sangat lucu. Jisoo yang kalem dan lembut tak disangka akan berbuat hal senekat itu padanya.
"Ga salah lagi. Kamu itu jodoh aku Jisoo syang. Kita sama-sama gila, sayang." sahut Seokjin.
"Lo aja yang gila ! udah tau ada bini, ngapain pake baperi cewe lain, bikin dia kehilangan akal dan parahnya lagi dia gak ngaku ! dasar jahat !" bentak Jisoo.
Irene masih melamun sambil terus mengaduk teh hijau buatan mamanya. Sejak pertemuan tak terduga dengan Taehyung, ia menjadi sering melamun ia takut jika pria gila itu menyeret nya lagi untuk masuk kedalam hidup nya. Ia tidak ingi ikut campur terlalu dalam lagi kedalam hidup Taehyung, apalagi jika sudah berhadapan dengan Joy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's girl
Romancebagaimana jika sekumpulan wanita cantik ini terjerat dalam kesepakatan yang membuat mereka rela menjadi simpanan para pria dewasa kaya raya?