Seulgi, wanita itu terus mengikuti langkah Jimin memasuki rumah megah keluarga Park.
Yah Seulgi sudah menjadi bagian dari keluarga Park, dalam artian anak adopsi. Kedua orang tua Jimin tidak keberatan jika Seulgi menjadi bagian dari keluarganya karena mereka sangat mendambakan seorang anak perempuan. Tetapi mereka tidak mengatahui satu fakta yang terjadi diantara Jimin dan Seulgi. Yah... mereka sudah bertindak jauh untuk disebut sebagai saudara tiri.
"Mama..." Jimin memanggil ibunya yang terlihat sedang menyiram tanaman di halaman belakang.
Nyonya Park tersenyum senang mendapati Jimin dan Seulgi datang mengunjungi nya.
"Kalian udah dateng. " Mama Park mencium pipi Jimin dan pipi Seulgi bergantian.
"Maaf ya Ma kalo kita jarang kesini." Ucap Seulgi dengan nada pelan.
Mama Park membelai pipi Seulgi lembut. "Gakpapa nak, pasti kalian sibuk kerja kan?"
Jimin mengangguk kecil. "Oh iya Ma, Papa mana ?" Tanya Jimin.
"Papa lagi keluar sebentar. Kalian makan siang dulu. Mama udah masak enak loh." Kata Mama Park.
Seulgi dan Jimin tersenyum senang , lalu mereka mengikuti langkah Mama Park.
"Jimin, minggu depan kamu bisa kan stay disini. Kamu juga Seulgi." Pinta Mama Park.
Jimin dan Seulgi saling berpandangan, "Emang kenapa Ma?" Tanya Jimin.
Mama Park tersenyum , "Minggu depan keluarganya Shannon mau kesini dan mau ngomongin soal pertunangan kamu sama Shannon." Jawab Mama Park.
Baik Jimin maupun Seulgi sama-sama merasakan sakit di dada mereka. Apalagi Seulgi. Wanita itu langsung kehilangan mood seketika. Tak dipungkiri ternyata kebersamaan nya bersama Park Jimin membawa dampak yang luar biasa baginya. Ia terlanjur terbawa perasaan selama lima tahun hidup sebagai bagian keluarga Park. Harusnya ia bisa menjaga perasaannya agar tidak berjalan terlalu jauh. Kalau sudah begini siapa yang akan menderita?
Jimin melirik Seulgi yang terlanjur murung sambil menatap hidangan yang tersaji dihadapan nya. Mama Park masih mengajak mereka berdua mengobrol. Hingga suara bel rumah mereka berbunyi.
"Seulgi, Jimin kalian makan dulu. Pasti itu temen arisan Mama." Kata Mama Park.
Mama Park meninggalkan mereka berdua di ruang makan. Seulgi masih menundukkan kepalanya , Jimin membelai pundak Seulgi namun wanita itu menghindar.
"Aku mau ke toilet dulu." Seulgi beranjak dari kursi dan meninggalkan Jimin yang masih memandang sayu wanita kesayangan nya itu.
Di dalam kamar mandi, Seulgi menangis pelan. Ia berkali-kali mengusap pipi nya yang basah akibat air matanya sendiri.
"Bangsat! Harusnya gue gak jatuh cinta sama Jimin ! Inget Seul.. dia cuma nolongin lo dari tante jahat itu ! Dia cuma manfaatin tubuh lo doang! Sadar!"
Seulgi terus memaki dirinya sendiri. Ia menyesal dengan perasaannya sendiri. Lalu ia harus bagaimana? Ia tidak ingin Jimin dimiliki orang lain, tapi ia tidak bisa melihat Mama Park sedih. Ia cukup tahu diri jika Mama dan Papa Park telah mau menampung nya.
"Mungkin gue harus rela kalo Jimin tunangan sama orang lain. Gue gak mau Mama kecewa."
Moonbyul dan Jung Dawon sedang menikmati waktu luang mereka di cafe. Yah awalnya mereka membicarakan tentang rancangan terbaru karya mereka, namun beralih menjadi sesi curhat sesama wanita.
"Jadi kamu gak jadi ke Milan gara-gara Hoseok ?"
Moonbyul meringis lalu ia beralih menatap layar ponselnya yang sedari tadi memunculkan pesan dari Jung Hoseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's girl
Romancebagaimana jika sekumpulan wanita cantik ini terjerat dalam kesepakatan yang membuat mereka rela menjadi simpanan para pria dewasa kaya raya?