[LAST] BonChap: -Awal Mula- Haechan side pt.2

937 67 23
                                    

Ngga lama nancy masuk kedalam ruangan uks, "bilang ke jaesha kita pacaran cy" pinta gue ke nancy.

"ha?"

"bilang aja, bilang ke dia kita pacaran, terserah lo mau bilang dan ngapain jaesha, buat dia benci gue cy" kata gue lagi, gue harap jaesha bener-bener benci gue kali ini.

"makan dulu ya?" katanya kemudian ngasih gue sekotak makanan dari kantin.

"aku ke toilet dulu", katanya yang gue angguki, begitu nancy keluar ngga lama renjun masuk.

"kenapa lo?" tanyanya dengan nada nyolot.

"sakit gue, buta lo?" gue tanya ngga kalah nyolot.

"makan di rooftop aja, ada yang mau diomongin" katanya sambil ngambil makanan gue dengan kurang ajar terus narik gue buat keluar dari ruang uks.

Gue sama temen-temen gue memang punya satu ruangan khusus di rooftop, tempat biasa kita kumpul.

Ini semua fasilitas yang di sediakan sekolah, dikarenakan bapak nya si jeno adalah salah seorang donatur terbesar sekolah.

Orang kaya dia.

Pembahasan yang di ketuai oleh oknum huang renjun kali ini adalah tentang jaesha tentu saja.

Renjun bilang kalau hyunjin sudah ngungkap semuanya ke jaesha.

Dan dengan keajaiban dunia, jaesha datang ke rooftop saat kita lagi bicarain rahasia negara.

"jaesha??" gue ngeliat jaesha sedikit kaget dan langsung lari ke arah nya, penampilannya kacau, seragam nya penuh bercak darah.

Gue cuman berharap bahwa dia baru dateng dan ngga denger apa aja yang kita bicarain tadi.

"sha? kenapa?" gue tanya sambil memegang kening jaesha yang dia balut dengan gumpalan tisu yang sudah berubah warna, juga hidung nya yang dia sumbat dengan tisu.

"bukan urusan lo!" jaesha ngedorong badan gue cukup kuat, gue tahan pergelangan tangannya.

"aku tanya kenapa? siapa yang buat kamu begini?"

"gue bilang bukan urusan lo!" jaesha berontak, dia marah, dia nangis, dan lagi-lagi, sebabnya adalah gue.

Darah di kepala juga hidung jaesha keluar lagi, banyak, bahkan sangat banyak.

Gue khawatir setengah mati waktu itu.

"ke uks sekarang!" gue narik paksa tangan jaesha.

"ngga mau! lepasin!" katanya sambil mukul tangan gue.

"nurut nggak?!" gue ngebentak jaesha cukup keras.

"gue bilang bukan urusan lo! Lo ngga denger?" Dia ngebentak gue ngga kalah keras.

"siapa yang lakuin ini ke kamu?"

"udah lah! Ngga usah sok peduli! Lo ngga mau liat muka gue lagi kan? Keparat! Emang harusnya gue mati nyusul bunda!" Gue diem, dada gue sesak dengernya.

"gue tau lo ngga peduli ke gue chan! Lo cuman pura-pura! Kalo lo selama ini cuman buat nebus rasa terimakasih lo ke mark gue harap lo berhenti sekarang! Gue MUAK!" Jaesha teriak, kemudian ngusap kasar wajahnya.

[1] Day After Day|Haechan ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang