-Awal mula-

682 75 7
                                    

(tolong baca note di akhir cerita)

Jika ingin berbicara tentang awal mula bagaimana aku, dan haechan bisa memiliki hubungan yang disebut dengan "pacaran", maka begini ceritanya...

Tapi sebelumnya aku mau bilang dulu, bahwa semenjak aku dan mark putus memang aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan haechan, jika di tanya kenapa ngga ke renjun? jawabannya adalah dia lagi bucin-bucin nya sama shuhua pada saat itu. kenapa ngga ke jaemin? YAKALI INI GUE SAMA DIA TERUS. kenapa ngga ke jeno? ngga mau ah ntar lia cemburu:(

jadi ya sehari-hari aku banyak menghabiskan waktuku bersama haechan, yang awal nya aku kemana-mana sama mark lee sekarang di gantiin sama dia.

kadang heran, nih anak kenapa mau-mau aja aku ajak kesana/kesini, aku suruh ini/itu, walau tiap hari juga aku di jahilin sama dia sih.

D-Day.
"shaaa" panggilnya ke aku yang lagi sibuk ngelipetin baju nya dia di lemari.

fyi dia jemputin aku dari rumah kerumah nya dia cuman buat di mintain tolongberesin baju, karena mama dan papa nya juga si cerewet gunhoo lagi berangkat keluar kota dan hanya ada dia dan bang doyoung dirumah. plus diminta buat beresin kamar nya yang udah kayak di terpa anging puting beliung.

"apa?"

"lo tau ngga kalo gue bisa maen piano?"

"gak!", kemudian lantunan suara piano yang sedang di mainkan terdengar, pas aku liat ternyata haechan lagi maenin piano nya sambil nyanyi.

"You and I must make a pact
We must bring salvation back
Where there is love
I'll be there"

Saat lantunan piano dan suara haechan sudah tak lagi terdengar, kemudian dia memutar tubuh nya kembali ke arah ku yang lagi duduk di atas karpet merah di kamar haechan.

"sha?" panggilnya lagi.

"hm, iya kenapa?" ku jawab agak sedikit gugup.

'ini gue kenapa sih?!'

"kita udah berapa lama temenan?" tanyanya.

"5 tahunan kali? Dari smp kan ya?"

"mungkin" jawabnya, kemudian kembali manggil nama aku, "shaaaaaa"

"iyaa?"

"masih mark?" aku bingung mau jawab apa kalo pertanyaannya soal mark.

"ngga tau" akhirnya kujawab, sambil nunduk.

"gue sayang sama lo sha" katanya kemudian.

aku noleh ke dia, "iyalah, gue juga! Kan kita temen--"

"bukan sebagai temen" potongnya, aku diam.

"sebagai laki-laki ke perempuan, sebagai haechan ke jaesha" aku masih diem, haechan tolonglah jangan begini bicaranya, aku susah nafas.

"shaa, ayo pacaran!"

Ada banyak perasaan yang tercampur aduk saat haechan mengucapkan kalimat itu, aku bingung harus seneng, sedih, marah, atau aku harus apa.

Seakan aku bingung dengan bagaimana perasaanku, aku takut aku masih mau ke mark yang jelas-jelas sekarang ngga ada lagi di dekatku, sekarang cuman ada haechan, dihadapanku sekarang hanya ada dia, lagi duduk di atas kursi piano nya, menatap aku dengan pandangan yang sukar untuk aku artikan, tangannya menyatu, kaki nya ngga berhenti bergerak.

"gue di prank ya? Kameranya dimana nih" ku jawab sambil celingukan, bingung. aku bingung harus gimana.

"gue serius" ucapnya kemudian ikut duduk di karpet merah, menatapku, lebih dekat lagi.

[1] Day After Day|Haechan ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang