"ini punya jaesha?" tanya ku ke papa, bahkan air mata ku aja ga mampu buat sekedar keluar. Sakit banget, aku ngga pernah merasa sesakit ini seumur hidup. Kenyataan pahit yang lagi aku genggam sekarang buat aku minta ke tuhan untuk tolong cabut nyawa aku detik ini juga.
Papa diem aku liat matanya berkaca kaca, sedetik kemudian aku liat papa nangis. Selama 18 tahun aku hidup di dunia baru dua kali aku liat papa nangis. Pertama saat opa meninggal waktu itu, dan kedua saat ini, saat sekarang, detik ini, saat dia di hadapanku.
"papa jadi bener?" tanya ku lagi ke papa, demi tuhan beneran aku mau mati aja.
"eh ngapain?" tanya mama yang masuk ke ruangan kerja papa. Mama kaget liat muka papa yang udah basah karena air mata nya, langsung ngeliat ke arah ku yang menatap mereka ngga percaya.
Selama ini aku di besarin di keluarga yang bahkan bukan keluarga kandungku.
Dan sejak hari itu, jiwa ku mati.
Aku pulang kerumah, mendapati seseorang berdiri di ruang tengah sembari melebarkan ke dua tangannya, tersenyum lebar.
"abang pulangggg!" ku peluk dia erat.
"dari mana aja? kok baru pulang?" tanya nya sambil menyelipkan beberapa helai rambut yang menutupi wajahku.
"abis jalan-jalan" ku jawab.
Bohong.
"sama haechan?"
Aku menggeleng pelan menjawab pertanyaannya, di ruang keluarga semua manusia penghuni rumah ada (kecuali jaemin), tapi tetap. Pada sibuk dengan dunia nya masing-masing.
"jaesha mandi dulu sana, abis itu turun ke bawah ya" ujar mama, aku menurut.
Baru saja aku melangkahkan kaki ku menuju tangga untuk ke lantai atas,
"dekk?" panggil bang jaehyun, aku menoleh.
"mimisan lagi?" tanya nya sambil menunjuk seragam ku yang masih ada bercak darah.
Semua mata langsung menatap ku.
"ah, iya" ku jawab sedikit gugup.
"kerumah sakit aja sha, mama takut kenapa-kenapa" kata mama sambil mendekat dan mengusap wajahku.
"jaesha gapapa, cuman mimisan doang, kecapekan aja ma"
"jangan dianggap sepeleh! Bersih-bersih sana abis itu kerumah sakit!" kata papa.
"ih gamau! Jaesha gapapa, udah tenang aja, jaesha mandi dulu" selanjutnya aku langsung berlari menuju ke kamar.
Aku memang sering mimisan, hal biasa! Kalo kecapekan dikit aja pasti begini, entah tubuh ku emang lemah atau hidung ku yang alay.
Sampe dikamar, baru juga aku mau bersih bersih dan mandi, hp ku dering, haechan nelfon. Kali ini ku coba angkat.
"kok di angkat?" begitu katanya! Ngapain nelepon kalo gamau di angkat.
"ohh" ku jawab begitu, pas aku mau matiin telfonnya dia langsung teriak.
"eh jangan di matiin!"
"gajelas!"
"sha? Aku kerumah sekarang ya?"
"buat apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Day After Day|Haechan END
Fanfiction[Day After Day] I'm so smart, i was the last one to know. Everyone knows about it, except me. Start: 14 oktober 2020 End: 21 Januari 2021