26. Again

550 62 20
                                    

Entah sejak kapan, antara aku dan haechan terdapat dinding yang begitu lebar dan sangat kuat yang berdiri kokoh di antara aku dan dia.

Bahkan sejak malam itu, malam dimana haechan memutuskan untuk mengakhiri semuanya, yang bahkan sampai detik ini dia ngga pernah berkeras untuk mengungkap dan berusaha menjelaskan alasan apa yang membuat dia melakukan keputusan itu.

Tapi atas keputusannya, ku harap dia bahagia.

Terhitung sudah 2 minggu aku dan haechan putus, 2 minggu ini juga aku berusaha untuk tidak menampakkan wajahku di hadapannya, walau dia sering datang kerumah entah itu untuk menemui jaemin atau ada alasan lain.

Untuk hubungan aku dan haechan aku belum cerita ke siapapun soal itu, karena masih cukup sakit jika aku harus bicara soal haechan ke orang-orang.

Haechan beberapa kali mengirimkan pesan ke whatsapp ku, sengaja tidak aku baca, apalagi aku buka pesan dari dia. Saat ini bisa dikatakan bahwa aku sangat menghindari haechan, bukan karena apa, tapi aku sedikit tau alasan mengapa dia melakukan ini.

Aku tau haechan sudah benar-benar memikirkan hal ini sebelumnya, mungkin menurutnya membuat keputusan yang begini adalah yang terbaik untuk dia dan aku.

Tapi nyatanya tidak. Haechan aku hancur, dan itu karena keputusan kamu.

































"bentar lagi kan UN nih yee, kumpul di rumah gue aja mau ngga? Itung-itung refreshing sebelum UN gitu" kata somi sambil ngemilin pocky.

Saat ini aku, somi, lia, renjun, jeno, juga jaemin lagi kumpul di kantin sekolah, karena guru juga lagi pada rapat ngga tau apa yang mau di rapat in, rapat terus kayak DPR.

"refreshing? di rumah lo ada apaan emang som? Ada aer terjun?" tanya si jaemin sambil makan nasi kuning yang baru dia beli.

"aer terjun kepala bapak kau! Lo pikir rumah gua di tengah hutan?!"

"terus refreshing ngapain anjir? Kalo cuman nonton film sama karaoke an doang dirumah gue juga bisa!"

"rumah lo ngga ada kolam renang beserta perosotan!"

"dirumah lo ngga ada akuarium yang ikannya warna warni!"

"rumah lo ngga ada home Theatre nya! Rumah gua ada!"

"rumah lo ngga ada jamban nya!"

"sembarangan mulut lo! Lo pikir gue berak dimana? Di empang?"

"tuh tau!"

Somi sama jaemin masih adu mulut, sementara yang lain terlihat ngga peduli dengan obrolan mereka berdua.

"sha lo kemaren ketemu si lucas?" tanya renjun ke aku, aku ngangguk aja nanggepin pertanyaan dia sambil main salon-salonan di hp lia, yang punya hp lagi ngeresume tugas sejarah. Biasa holang sok pinter mah begitu, di kantin aja masih sempet-sempet nya ngerjain tugas. Padahal asli nya si lia biar dikira sibuk aja di hadapan jeno, karena kalo ngga begitu dia pasti cuman diem aja, cosplay jadi Liberty alias jadi patung.

"iya" ku jawab singkat, tanpa mengalihkan pandangan ku dari layar hp lia.

"di ajak kemana lo sama dia?"

"KUA" kemudian wajah ku di lempar kulit kacang tanah.

"sialan lo!" ku lempar balik kulit kacang nya ke renjun.

"gue nanya serius!"

"tanya sendiri sama abang lu!"

"ngga pulang-pulang dia, nginep mulu di rumah ge aheng"

[1] Day After Day|Haechan ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang