-Jaehyun Jean Aksara-

577 58 4
                                    

Sepertinya tidak perlu untuk saya memperkenalkan diri terlebih dahulu, kalian pasti tau siapa saya.

Sombong amat! -author.

Disini saya bukan ingin klarifikasi soal putus nya saya dan rose, jika ingin membahas nya sedikit maka itu hanya sebuah salah paham.

Rose yang berpikir saya selingkuh, dan saya yang tak ingin repot menjelaskan.

Dia salah paham, berfikir bahwa saya main belakang dengan dahyun yang fakta nya hanya sebatas teman nugas saya waktu itu. Jika kalian bertanya kenapa saya tidak menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya kepada rose, maka jawabnnya adalah percuma.

Saya rasa cukup untuk membahas soal percintaan saya yang sudah selesai. Disini saya hanya ingin membahas soal perempuan yang paling berharga di dalam hidup saya setelah mama.

Ya adik saya, jaesha.

Beberapa minggu ini saya sering melihat jaesha bukan seperti jaesha yang saya kenal.

Jaesha berubah, saya paham betul apa yang dia rasa dan permasalahan apa yang terjadi pada dia.

Saya juga tau apa yang terjadi antara hubungan dia dengan haechan yang sudah putus. Haechan bilang sendiri ke saya waktu itu, dimalam dimana dia dan jaesha putus, haechan langsung datang menemui saya yang lagi nongkrong di Starbucks PI bareng temen kampus saya di malam itu.







































Side story chapter 24..

Haechan

|bang?
|dimana?????
|p
|p
|p
|p

Sbux|
PI|
Kenapa|

|gue kesana ya
|sekarang

Ngga lama dari itu haechan datang, dengan muka babak belur yang bisa saya tebak kalo dia habis berantem, ngga hanya itu. Mata nya juga sembab, penampilannya kacau.

"kenapa lo? Di keroyok begal?" tanya dokyeom, haechan hanya duduk terdiam dan saya hanya menatap dia bingung.

"ada yang mau di omongin? Ke mobil aja" ajak saya kemudian narik haechan untuk mengikuti saya menuju parkiran mobil.

"ngobrol disini aja lah" katanya sambil sandaran di mobil saya yang terparkir tepat di samping mobil nya haechan.

"rokok?" tawar saya sambil menyodorkan sebungkus kotak rokok ke haechan, dia menggeleng menolak.

"bang gue putus" ucap nya,  membuat saya yang baru saja menyalakan korek api untuk membakar puntung rokok sontak berhenti, menoleh ke arah nya.

"diputusin?" tanya saya ke haechan, dia menggeleng lemah. Haechan di hadapan saya sekarang seperti ngga punya nyawa untuk sekedar bicara.

"gue yang minta putus"

Saya marah, amat sangat marah saat itu, saya tau bagaimana jaesha ke haechan, juga bagaimana haechan ke jaesha.

"ngomong jelas-jelas! Gue dengerin!"

Saat itu haechan menjelaskan alasan mengapa dia mengakhiri hubungannya dengan jaesha.

[1] Day After Day|Haechan ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang