Renjun menghela nafas lega begitu punggung gurunyaㅡPak Parkㅡtelah menghilang dari balik pintu.
3 jam mata pelajaran beliau benar-benar hanya penuh dengan omelan yang terdengar menyebalkan!
Renjun mengerti jika pak Park adalah wali kelas pengganti mereka selama wali kelas lamanya cuti melahirkan, tapi masalahnya adalah pak Park adalah tipikal guru yang cerewet!
Selama sesi belajar mengajar ada saja hal yang beliau ributkan. Mulai dari kebersihan kelas yang menurut beliau kurang, formasi duduk siswa yang monoton, sistem kerja sama antar murid yang kurang dan yang lebih parahnya lagi adalah beliau mengkritik ekspresi wajah Renjun yang selalu datar.
"Kamu Huang Renjun, tolong selama pelajaran saya kamu biasain buat senyum. Ekspresi kamu seakan-akan mau makan saya."
Itulah yang beliau katakan tadi. Tentu saja hal itu berhasil membuat teman-teman sekelasnya tertawa, terutama Mark dan Jeno.
Lalu kenapa?! Renjun merasa tidak ada masalah dengan wajah dan ekspresinya, justru menurutnya dia menjadi sangat tampan dengan wajah datarnya, bukankah begitu?
Lalu pak Park siapa bisa mengomentari penampilannya?!
Ah iya, beliau gurunya.
Tapi tetap saja itu terdengar menyebalkan. Renjun bisa menyimpulkan jika dirinya dan pak Park di masa lalu mungkin berada di dua kubu berbeda. Renjun di kubu es dan pak Park di kubu api.
Kenapa arah pembicaraannya menjadi suku es dan api sih?!
Ayo kembali ke keadaan semula. Saat ini Renjun masih berada di kelas dan masih enggan beranjak dari tempat duduknya. Walaupun ini waktu istirahat tapi perutnya masih belum lapar, jadi dia memutuskan untuk membaca mungkin sekitar 5 atau 6 part buku ceritanya sebelum pergi ke kantin.
"Kak! ada berita!"
Tiba-tiba seseorang masuk ke kelas Renjun yang hanya ada beberapa orang siswa di dalamnya. Oh sepertinya dia kenal dengan siapa yang baru masuk, bukankah itu Jisung?
Renjun merotasikan bola matanya malas. "Masuk kelas pake salam dulu napa!" Teriaknya.
"Berita apa? Ada razia?" Itu Jeno yang berbicara. Ternyata dia dan Mark juga belum keluar kelas dan memilih untuk bermain ponsel daritadi.
Sedangkan Jisung hanya melompat-lompat di tempat dengan wajah gusar. Ah, Renjun bisa tahu jika itu Jisung dengan reaksinya tadi. Loncat-loncat ketika sedang panik adalah ciri khasnya.
"I-itu ada yang mau loncat dari rooftop!" Teriak Jisung pada akhirnya.
Semua yang ada disana termasuk Felix ketua kelas terlonjak kaget mendengar kata Jisung barusan.
Tanpa berpikir panjang lagi semua yang ada di kelas berlari keluar mengikuti arahan Jisung. Ini tidak mungkin, apa seseorang akan bunuh diri di sekolah ini?
Disaat semua orang sudah berlari keluar, Renjun justru hanya berdiri di tempatnya. Pikirannya melayang jauh entah kemana, tapi yang jelas saat ini adalah Renjun tidak asing dengan kejadian tadi.
Jisung yang datang ke kelasnya dengan berita seseorang jatuh dari rooftop.
Renjun tiba-tiba merasa kepalanya pusing dan berat, telinganya berdengung dan muncul potongan-potongan beberapa adegan yang acak.
Ada Renjun, penghuni rumah... oh dan apa itu Felix? Bahkan ada Minho, Han danㅡ
"RENJUN!"
Renjun tersentak begitu merasakan tangan seseorang menepuk pundaknya. Dia menoleh dan menemukan Jeongin si anak baru tengah menatapnya dengan aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
[0.2] BAD DREAM | NCT DREAM ✓
FanfictionAt the end, he's never wake up from his nightmare. ©elsanursyafira, 2021