[22] Rescue

1K 210 24
                                    

Hari Penyelamatan Jeno, Donghyuck dan Jaemin.

Mark menyeruput air minum dalam botol untuk kesekian kalinya hari ini. Awalnya laki-laki berdarah Kanada itu minum untuk menghilangkan dahaga karena terik matahari yang bahkan AC mobil sekalipun tidak membantu meringankan kepanasannya. Tapi, sekarang Mark meminum air untuk alasan yang lain. Yaitu karena dia merasa mengantuk.

Tentu saja dia mengantuk, ini sudah menunjukan pukul 2 dini hari dan yang dia lakukan seharian ini adalah mengemudi. Dimulai dari membuntuti Han sejak pagi, hingga melacak GPS keberadaan Han yang menuntun Mark ke daerah penuh pepohonan ini dia lakukan dengan mengemudi.

Mark menguap sesekali. Ia benar-benar lelah.

Mark menoleh ke samping kanannya, ada laki-laki seumurannya yang tengah menggumam menyanyikan sebuah lagu yang terdengar sangat menganggu menurut Mark. Laki-laki itu tak lain adalah Felix, teman satu sekolah dan sekaligus Ketua OSIS.

Hal menakjubkan yang Mark ketahui tentang Felix adalah, ternyata seorang genius, pintar dan sosok pemimpin itu tidak bisa mengemudikan mobil. Karena itu Mark yang mengemudi seharian ini. Poor Mark.

"Lo capek? Kita berhenti aja dulu." Ujar Felix saat melihat Mark lagi-lagi menguap.

Mark tersenyum paksa. "Well, gue gak bakal terlalu capek kalo lo belajar caranya nyetir, pak ketu." Sarkas Mark.

Felix mendecih, "Manusia gak bisa perfect di semua hal ya, bawahan. Lagian kalo lo capek ya berhenti aja dulu. Ribet banget perasaan."

"Dan kita kehilangan jejak Han? Gak, makasih." Balas Mark ketus.

Felix menggeleng, tidak peduli. Toh yang penting dia sudah memberikan saran yang baik.

"Eh, Mark. Gue penasaran sama satu hal, deh." Tanya Felix tiba-tiba.

"Kalo gak penting, gue lempar lo keluar." Jawab Mark masih terdengar ketus.

Felix tidak menganggap serius perkataan Mark dan melanjutkan, "Gue heran kenapa waktu itu temen lo si Renjun nyari buku teori mimpi di perpustakaan?"

"Udah jelas, kan? Renjun tuh kutu buku." Balas Mark asal-asalan.

Felix mendecih, "Serius dong, gue penasaran. Ya awalnya sih gue mikir karena emang dia suka baca hal-hal yang diluar nalar tapi gue sempet lihat dia beneran depresi banget waktu baca buku tentang onierologi. Gue kira dia gak dapet informasi yang dia butuhin di bukunya. Yang dia cari sebenernya apa?"

"Gue percaya kalo lo harusnya tau, bukannya dia dapet bukunya dari lo?" Balas Mark.

"Mana gue tau, gue aja cuma baca dua paragraf karena gue ngerasa mending baca buku pelajaran daripada begituan." Kata Felix.

Mark merotasikan kedua bola matanya. Bukan rahasia lagi jika seorang Lee Felix ini benar-benar orang terlogis sekaligus terambisius di sekolah.

"Terus kenapa lo ngabisin duit cuma buat beli buku yang gak bikin lo pintar?" Tanya Mark agak mengejek.

"Gue gak beli tuh, orang ada yang ngasih buku itu di loker gue. Gue rasa gue punya penggemar, deh. Maksudnya udah jelas sih secara gue kan ganteng, pinter, kaya raya lagi. Cewek mana yang gak mau sama gue?"

Mark mendadak mabuk perjalanan setelah mendengar perkataan Felix barusan. Dia ingin muntah.

"Plot twist. Ternyata buku itu bukan dari secret admirer tapi dari serial killer." Balas Mark.

Felix tampak tidak terima, kedua bola matanya tampak membulat dan berkata, "Itu dari orang yang suka gue. Bahkan dia nulisin inisialnya di secarik kertas. HJ."

[0.2] BAD DREAM | NCT DREAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang