Renjun memandangi pemandangan dari dalam mobil dengan tatapan kosong semenjak meninggalkan hotel beberapa jam yang lalu. Yang lain ingin untuk sekedar menghibur Renjun, tapi sepertinya ini bukan waktu yang tepat juga. Mereka tidak dapat menyalahkan perilaku Renjun, siapapun akan merasakan hal yang sama setelah apa yang terjadi di hotel.
Singkatnya, Renjun gagal. Semua teorinya tentang memori baik dapat membuatnya mengendalikan mimpi ternyata hanya sekedar imajinasi belaka, nyatanya realita tidak semulus perkiraan.
Apalagi yang membuat keadaan semakin buruk adalah Jeongin yang bersekongkol dengan Han ternyata mendatangi mimpinya dan menunjukkan memori dari Renjun yang lain. Itu cukup mengganggu Renjun.
Hal-hal dan kejadian hanya semakin memburuk dan Renjun belum menemukan cara mengakhiri semuanya. Dia tahu jika opsi terbaik adalah memulangkan Jeongin, Han dan Chanyeol ke dunia mereka yang seharusnya. Hanya saja, dia tidak tahu bagaimana caranya.
Saat pikiran Renjun sedang tidak karuan, matanya menangkap sesuatu yang terlihat familiar.
Ingat tentang salah satu kenangan baik Renjun dimana dia berhasil membeli novel favorit dengan hasil jerih payahnya sendiri untuk pertama kalinya? Novel itu yang berhasil mengalihkan atensinya.
Renjun mengambil dan mulai membuka-buka novel yang sudah dia baca berkali-kali itu. Novel ini berjudul DREAM yang menceritakan tentang perempuan yang dapat memasuki dan mengendalikan mimpi teman-temannya. Ya, seperti itulah, cerita klise khas remaja waktu itu.
Dia kembali membuka-buka tiap lembar halaman sebelum Renjun menemukan sesuatu yang asing di halaman terakhir.
Tulisan tangan.
Renjun tidak ingat jika dia pernah menulisi novel ini karena seperti yang sudah dia bilang, novel ini adalah novel pertamanya, Renjun tidak ingin merusaknya bahkan dengan satu garis kecil sekalipun.
DREAM yang gue maksud.
-P. Renjun
Itulah yang tertulis di halaman terakhir novelnya.
Kemudian Renjun kembali membuka-buka novelnya berusaha mencari apapun yang mungkin bisa ada.
Dan benar saja, tangannya berhenti membuka lembaran baru di halaman dua puluh tiga.
Di paragraf pertama novelnya ditandai dengan pena merah untuk beberapa baris dan yang jelas ini bukan ulah Renjun atau teman-temannya.
Jika tidak bisa mengendalikan mimpi sendiri, kenapa tidak mencoba mengendalikan mimpi orang lain saja? Terdengar lebih menyenangkan.
Ini dia. Jawaban yang Renjun cari!
Dia yakin penulis dari pesan tersebut adalah another Renjun, terlihat dari nama yang tercantum di bawah pesan. Walaupun dia sendiri tidak yakin bagaimana another Renjun seperti dapat mengetahui jika dia baru saja gagal dalam eksperimen dengan mimpinya, tapi yang jelas ini membuat jelas segalanya.
Mungkin Jaemin salah menafsirkan mimpi yang dimaksud waktu itu, karena mimpi yang dimaksud untuk berkomunikasi dengan another Renjun bukan keadaan tapi sebuah benda. Novel lebih tepatnya.
"Berapa lama lagi sampe ke penginapan yang kalian makskud?" Tanya Renjun pada teman-temannya.
"Menurut maps sih sepuluh atau dua puluh menit lagi. Kenapa?" Chenle yang duduk di depan bersama dengan Jeno balik bertanya.
Renjun tersenyum, "Gue sekarang tahu."
>>>>>>>><<<<<<<<
KAMU SEDANG MEMBACA
[0.2] BAD DREAM | NCT DREAM ✓
FanfictionAt the end, he's never wake up from his nightmare. ©elsanursyafira, 2021