Chenle membanting handphone dan memijat pelipisnya pusing. Bagaimana tidak? Temannya alias Donghyuck sangat keras kepala! Masa iya dia menginap di rumah orang asing?! Itu sangat memalukan ketika dia masih punya Chenle!
Maksudnya ayolah! Bahkan jika Donghyuck meminta dirinya untuk menyewakan hotel, bahkan uang sakunya sekalipun akan mampu menyewa hotel bintang 5! Numpang? Itu tidak ada di kamus seorang Zhong!
Park Jisung, orang disebelahnya yang sedari tadi sibuk mengunyah permen karet hanya memandang Chenle jengah. Kenapa orang kaya mempermasalahkan masalah orang lain? Jika Hyuck tidak mau ikut mereka yasudah, kenapa harus Chenle yang ikut repot. Begitulah pikirnya.
"Apa kita pindah aja ya ke hotel biar kak Hyuck ikut sama kita?" Usul Chenle yang semakin membuat Jisung jengah.
Jisung tersenyum paksa. "Lo alay banget seriusan. Ya gak apa-apa kalo kak Hyuck mau nebeng di rumah orang, kenapa harus kita yang repot?!"
Mendengar jawaban Jisung yang terkesan sarkas membuat Chenle semakin kesal. Ayolah setidaknya ada kan satu atau dua orang yang satu pemikiran dengan Chenle?!
Jisung tiba-tiba mengernyit dan memegangi kepalanya. Chenle yang menyadari hal itu menatap Jisung heran.
"Kenapa lo?"
Jisung mendengus kesal. "Jelas-jelas gue gak baik-baik aja! Setan di rumah lo gak nyantai!" Balas Jisung agak berteriak.
Chenle sontak mengedarkan pandangannya ke penjuru kamarnya. "Gue tahu lo spesial tapi bisa gak sih kalo lo lihat sesuatu jangan kasih tahu gue?! Gue tidur disini woy!"
"Tapi seriusan masa setan di rumah lo pada maksa mau masuk ke tubuh gue semua!"
"Ya kenapa lo nanya sama gue?! Lo kira gue setannya?!"
"Gue bukan nanya sama lo, tapi kebetulan ada satu disebelah lo!"
Hening.
"PARK JISUNG BANGSAT LO!!" Chenle berteriak dan menjauh dari sofa yang sedang dia duduki barusan.
Jisung hanya terkekeh geli. Kapan temannya itu akan terbiasa dengan kemampuannya
Ya dia memang bisa melihat sesuatu yang tidak seharusnya orang lain lihat dan percayalah, Jisung sendiri lelah dengan kemampuan ini.
Bayangkan saja ketika bangun tidur bukannya disambut cahaya matahari tapi disambut sosok perempuan dengan setengah muka hancur? Siapa yang tidak lelah dengan itu!
Terdengar ponsel Chenle berdering menandakan telepon masuk.
Chenle mengambil handphone yang baru beberapa saat yang lalu dia lempar karena kesal dan membaca peneleponnya. Dia menatap Jisung meminta pendapat.
"Kak Jaemin, mending angkat gak?" Tanyanya sembari menunjukan handphonenya.
Jisung mengedikkan bahunya acuh. "Gak tahu. Males gue ngobrol sama penghuni rumah, nanti kita juga dicurigain."
Chenle hanya menghela nafas. Memang benar, suasana rumah mereka saat ini sedang menyesakkan. Padahal baru satu bulan tinggal bersama tapi keadaan mereka semua sudah merenggang.
Akhirnya Chenle memutuskan untuk tidak mengangkat teleponnya. Ya setidaknya itu yang dia pikirkan sebelum teleponnya kembali berdering dengan penelepon yang sama.
Merasa jengah, Chenle mengangkat teleponnya. "Halo? Apa? Gue gak ada waktu, kita ngobrol nanti aja ya." Baru saja dia akan mematikan telepon tapi suara di seberang membuat Chenle mengurungkan niatnya.
"Dateng ke rumah, ada hal yang harus kita lurusin. Donghyuck juga udah ada disini." Ujar Jaemin di seberang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[0.2] BAD DREAM | NCT DREAM ✓
أدب الهواةAt the end, he's never wake up from his nightmare. ©elsanursyafira, 2021