[18] Rest in peace.

1.4K 303 37
                                    

Waktu menunjukan pukul delapan lebih sepuluh menit pagi. Sinar matahari pagi masuk ke dalam ruangan melalui jendela menandakan jika ini merupakan hari yang cerah.

Tapi hari cerah bukan berarti kebahagiaan, kan? Karena sekarang empat pemuda yang notabenenya sedang disekap di entah-dimana menunjukan jika mereka tidak bahagia sama sekali.

Apa tidak ada yang sadar jika mereka berempat belum pernah diberi makanan semenjak diculik dua hari yang lalu?!

Ya memang seharusnya mereka tidak mengharapkan diberi fasilitas dan makanan yang layak tapi ayolah, apa penculik itu benar-benar tidak akan memberi mereka makan?!

Mereka mungkin bisa mati sebelum sepuluh hari jika begini.

Jika digambarkan kondisi Jeno, Jaemin, Donghyuck dan Minho sekarang ini mirip seperti mayat hidup yang begadang seminggu. Semuanya terlihat pucat pasi karena kurangnya asupan makan dan minum sehingga membuat energi mereka terkuras dan menjadi lemas. Belum lagi kantung mata yang menghitam akibat kurang tidur.

BREM BREM (Aku bingung harus mendeskripsikan suaranya gimana, maafkan aku 😭)

Terdengar suara mesin mobil di halaman. Hal ini sontak membuat keempatnya tersentak dari pikiran masing-masing dan tidak bisa dipungkiri jika mereka menjadi sedikit berharap jika yang didalam mobil tersebut merupakan Renjun atau seseorang yang bisa menyelamatkan mereka.

Tapi tentu saja mereka tidak sepolos itu dengan tidak berpikir itu adalah orang yang menyebabkan mereka berada disini. Tentu saja ini lebih masuk akal daripada pemikiran yang pertama, kan?

Kini mereka berempat mendekat ke jendela guna melihat siapa yang kira-kira keluar dari mobil.

Terlihat dua orang berpakaian serba hitam beserta topi keluar dari mobil dan bisa dipastikan jika itu sama sekali bukan tampilan orang yang akan menyelamatkan mereka. Semuanya kembali lesu.

"Sekarang semuanya masuk akal kenapa mereka gak pernah ngunjungin kita semenjak diculik, toh ternyata mereka pergi." Kata Jaemin sambil berjalan menjauhi jendela.

Semuanya setuju dengan perkataan Jaemin tapi memilih untuk diam saja. Mereka memutuskan untuk menghemat energi sebaik-baiknya, bahkan Donghyuck sekalipun tidak banyak bicara sekarang.

Terdengar suara kunci yang sedang dibuka, itu artinya kali ini mereka akan bertemu dengan penculiknya. Berdo'a saja jika kunjungannya kali ini tidak akan menghasilkan luka seperti yang dilakukannya pada Jeno.

"Halo, guys? Kalian kangen gue?" Suara berat yang terdengar ceria kini memenuhi ruangan.

Semuanya terbelalak ketika mengetahui siapa yang datang. Untuk pertama kalinya dia tidak menutupi wajahnya untuk bertemu mereka berempat, kini wajahnya terlihat jelas.

Orang yang baru saja datang terkekeh melihat reaksi tawanan dirinya dan tiga yang lain.

"Kenapa? Kaget gue gak pake sesuatu buat nutupin wajah tampan gue? Ya gimana ya, temen gue bilang gak baik nutupin wajah cakep lama-lama." Ujarnya dengan nada jenaka yang terdengar menyebalkan.

Kini tatapannya beralih pada Minho yang masih terbelalak dan memandangi orang di depannya.

"Halo, saudara? Kabar lo gimana?" Tanyanya.

Iya, orang didepannya adalah Han Jisung yang merupakan saudara tiri Lee Minho. Han Jisung, orang yang bersekolah di tempat yang sama dengan mereka dan kerap bertemu dengan Jeno, Jaemin dan Donghyuck di beberapa peristiwa.

"Jadi selama ini lo?" Ujar Jeno tak percaya. "Kenapa?" Sambungnya.

"No question, kalian gak ada hak buat bertanya sekarang." Balas Han tegas.

[0.2] BAD DREAM | NCT DREAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang