[21] The Story

983 207 54
                                    

Setelah duduk dan tenang, Mark mulai berbicara kembali.

"Gue bingung mau cerita dari mana. Gimana kalo besok pagi aja?"

PLAK

Renjun benar-benar tidak bisa menahan dirinya, Mark pantas sekali mendapatkan tamparan karena hobi barunya yang membuat perasaan orang terumbang-ambing.

Orang-orang yang berada di sana terlihat terkejut tapi tidak ada yang berani menentang atau menginterupsi Renjun, bahkan Taeyong. Siapa sangka Renjun mode mengamuk cukup mengintimidasi.

Mark memegangi pipi kirinya yang baru saja dihadiahi sambutan selamat datang oleh Renjun, harus dia akui jika itu cukup menyakitkan.

"Jun, menurut gue Mark bener, kami ceritain besok pagi aja ya. Apalagi kami masih capek dan lo bisa lihat sendiri kalo kondisi Mark juga gak bisa dibilang baik-baik aja." Ujar Felix memecah keheningan.

Renjun menatap Mark, lebih tepatnya pada pinggang Mark yang dibalut perban. Sudah jelas jika pemuda marga Lee itu terluka.

Renjun menghela nafas. "Maafin gue, suasana hati gue acak-acakan banget akhir-akhir ini sampai gue gak peduli sama keadaan sekitar."

"Itu wajar, kok, gue yakin kita semua juga dibikin panik gara-gara kasus penculikan ini. Karena itu gue pikir lo juga harus istirahat dulu, kita bicarain ini semua besok pagi." Timpal Mark.

Renjun mengangguk setuju. Setidaknya dia tahu jika teman-temannya sudah selamat sekarang. Jeno, Hyuck dan Jaemㅡ

"Tunggu, Jaemin kemana?" Tanya Renjun. Dia baru sadar jika dia tidak melihat Jaemin dimanapun.

"Ah, iya juga. Kak Jaemin mana?" Chenle juga baru sadar jika Jaemin tidak terlihat.

Ekspresi Mark dan yang lain tiba-tiba berubah. Mereka tidak berbicara apapun dan hanya menunduk seperti tidak tahu apa yang harus dikatakan.

"Mark, gue tanya Jaemin di mana?" Tanya Renjun sekali lagi. Ayolah, ini tidak seperti yang dia pikirkan, kan?

"Kami sendiri gak tahu." Jawab Mark.

"Maksud lo?" Kali ini pandangan Renjun beralih pada Jeno dan Hyuck di meja makan. "Jaemin diculik bareng kalian, kan? Kenapa kalian gak tahu dia di mana?!" Tanya Renjun dengan nada suara agak naik beberapa oktaf. Jangan tanya, Renjun panik sekali. Pikirannya penuh dengan hal-hal negatif ketika tahu Jaemin tidak disini.

"Dia bukan Jaemin. Orang yang bareng-bareng sama kita selama ini bukan Jaemin." Balas Hyuck dengan wajah datar.

Renjun mengernyit heran. "Hah? Kalian bisa jelasin dengan bener gak, sih?!" Renjun dibuat makin bingung dengan balasan Hyuck barusan.

"Bukan Kak Jaemin gimana, sih?!" Kali ini Chenle ikut dalam percakapan.

"Ya badannya emang Jaemin, tapi isinya bukan." Kali ini Jeno yang menimpali.

Lalu maksudnya apa? Yang berada di dalam badan Jaemin bukan jiwanya?

"Iya, bener." Timpal Jeno menanggapi monolog Renjun. Sekedar mengingatkan kembali jika Jeno seoarang mind reader.

"Terus jiwa siapa yang ada di dalem tubuh Jaemin sekarang? Jiwa Jaemin yang asli ada di mana?" Tanya Renjun.

"Kami masih belum punya jawaban buat itu tapi gue yakin sama-sama kita bisa cari tahu, termasuk cara ngakhirin semua ini." Kata Mark.

Ini gila. Benar-benar gila. Renjun benar-benar dihadapkan dengan hal-hal tidak masuk akal di masa-masa SMAnya.

"Gue rasa gue tahu jiwa asli kak Jaemin di mana." Kata Jisung tiba-tiba.

[0.2] BAD DREAM | NCT DREAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang