22 Kemoterapi

2.7K 264 17
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 10 malam tapi gadis berponi ini masih belum terlelap. Kini diruangan itu hanya ada dirinya dengan sang eomma. Ketiga kakaknya telah pulang atas paksaan dari yoona dan dengan di antar siwon.

"Tidurlah sayang. Besok kau akan kelelahan nanti." Yoona mengusap pipi putri bungsunya itu lembut.

Lisa menatap yoona, memandang setiap inchi pahatan wajah sang eomma, sampai dimana perhatiannya itu buyar ketika pintu ruangan terbuka menampilkan sosok siwon yang berjalan mendekat kearah keduanya dengan sebuah paperbag ditangannya.

"Appa" siwon meletakan paperbag yang dibawanya diatas nakas disamping tempat tidur anaknya.

"Mengapa kau belum tidur hmm?" Siwon mengecup kening lisa.

"Bisakah kalian tidur disampingku?" Siwon dan yoona saling memandang satu sama lain. Ini pertama kalinya lisa meminta kembali untuk mereka berdua tidur bersama gadis berponi itu.

"Tentu saja, bahkan eomma dan appa akan memelukmu sampai pagi." Siwon dan yoona mulai naik keatas kasur. Merebahkan tubuh mereka berdua menyamping ke arah lisa yang berada di antara mereka.

"Sekarang pejamkan matamu eoh. Kau harus segera tidur." Siwon merapihkan selimut yang menutupi tubuh mereka bertiga sedangkan yoona menepuk nepuk tangan lisa yang terletak diatas perutnya.

Merasa nyaman dengan perlakuan kedua orang tuanya kini membuat lisa dengan mudah terlelap. Terbukti dengan nafasnya yang sudah teratur menandakan jika gadis berponi itu telah tertidur.

Yoona menghentikan kegiatan menepuk lisa, kini ia memandang wajah putrinya yang damai itu. Melihat itu siwon meraih tangan sang istri menggenggamnya erat, mencoba menguatkan sang istri. Bagaimanapun mereka mencoba kuat tentu saja rasa takut akan penyakit lisa seringkali hinggap dalam diri mereka.

.

.

.

.

.

Pagi telah menjelang bahkan sinar matahari telah menyelinap masuk diantara celah tirai kamar yang sedikit tebuka. Ketiga putri kim siwon memutuskan untuk tidur bersama di kamar si kembar, karena bagaimanapun setiap harinya chaeyong akan tidur bersama lisa dan dia tak bisa jika tidur seorang diri, dan pada akhirnya ia meminta kedua kakaknya untuk tidur bersama.

Jisoo, gadis itu terbangun ketika sinar matahari menyoroti wajahnya, ia mendudukan dirinya lalu memandang kedua adiknya yang masih terlelap.

"Chaeng! Jennie!" Jisoo mengguncangkan tubuh kedua adiknya guna untuk membangunkannya.

"Sudah pagi, bangun." Chaeyong dan jennie hanya membuka matanya tanpa berniat mwrubah posisi tidurnya.

"Unnie akan mandi. Kalian juga, kita akan kerumah sakit setelah sarapan." Jisoo beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamar itu.

Jennie mambalikan tubuhnya menghadap langit langit kamar yang sebelumnya tidur dengan posisi miring ke arah chaeyong.

"Unnie" jennie melirik chaeyong yang memanggilnya, ia hanya bergumam untuk menjawab panggilan sang adik.

"Mengapa selama lisa sangat kuat menahan sakitnya? Bukankah sangat sakit jika sampai ia pingsan kemarin karena tidak meminum obatnya?" Jennie terdiam setelah mendengar perkataan chaeyong. Ia menghembuskan nafas berat lalu bangkit dari tidurnya, hal tersebut tentu membuat chaeyong menatap ke araknya.

"Cepat bersiap chaeng-ah" setelah melihat jennie keluar dari kamarnya, chaeyong juga bergegas untuk bersiap.

Setelah bersiap dan menyelesaikan kegiata sarapannya kini ketika gadis kim itu sudah diperjalanan dengan jennie yang menyetir.

MY OLDER SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang