01 - There for you

10.4K 520 3
                                    

Ruangan nuansa kuning dengan 2 gadis kembar tak seiras, chaeyong dan Lisa. Chaeyoung yang tengah bersandar di kepala ranjang dengan mata tertuju pada ponselnya dan Lisa membaringkan tubuhnya pada paha chaeyong yang menjadi bantalan dengan kepala menghadap perut chaeyong dan tangannya memeluk pinggang saudarinya itu.

“Lisa” suara chaeyoung yang menghilangkan keheningan diantara mereka yang hanya dijawab dengan gumaman oleh Lisa yang masih betah dengan posisinya.

“aku lapar” keluh chaeyong kepada adiknya itu.

“lagi?” jawab Lisa yang kali ini sembari menegakkan tubuhnya menjadi duduk menghadap chaeyong
Chaeyong menjawab hanya dengan anggukan dan menatap Lisa dengan tatapan memelas.

“yak unnie bahkan ini belum 1 jam setelah kita makan” Lisa yang merespon dengan perasaan heran kepada kakaknya itu.

“temani aku makan ayo” pinta chaeyong pada Lisa.
Lisa hanya menatap malas pada kakaknya itu, tapi dia tetap beranjak dari kasur yang membuat chaeyong senang dan ikut beranjak juga.

Kini mereka sudah berada di meja makan dengan posisi duduk bersebelahan. Lisa hanya memperhatikan chaeyoung yang tengah makan Terkadang ia akan tersenyum saat melihat pipi chaeyong yang mengembung akibat Makanan yang dikunyah.

“kau tak mau?” tanya Chaeyong pada Lisa dengan mulut yang masih penuh.

“aigo, telan dulu baru berbicara unnie, kau akan tersedak nanti” respon Lisa atas tawaran Chaeyong dengan tangan yang memegang pipi kakaknya itu.

“maaf” dengan menampilkan deretan giginya.
Lisa hanya menatapnya dengan malas setelah itu itu dia melihat sekitar yang memang tidak ada orang selain mereka di ruangan itu. Lisa menghela nafas panjang dengan kepala tertunduk yang membuat Chaeyong mengalihkan fokusnya pada Lisa.

“wae?” bisa menatap Chaeyong yang baru saja bertanya padanya.

“mau temani aku keluar?” Chaeyong mengernyit heran pada Lisa yang tiba-tiba memintanya untuk menemani pergi. Tapi setelahnya ia tersadar akan sesuatu dan dia tersenyum pada Lisa sambil tangannya terulur pada kepala gadis itu lalu mengusak poninya pelan agar sang empunya tidak marah

“arraso, kajja kita pergi keluar. Tapi aku akan bereskan ini lebih dulu.” Yang langsung berdiri dari duduknya membawa bekas makannya yang memang sudah selesai setelah lisa menjawabnya hanya dengan anggukan.

Mereka pergi dengan menggunakan mobil dan Chayeong yang mengemudi. Terjadi keheningan sejak pertama mereka keluar dari rumah. Sesekali Chaeyong melirik adiknya yang hanya diam sambil melihat ke arah jendela. Chaeyong tau jika sudah seperti ini mood adiknya itu sedang buruk karena alasan yang bahkan Chaeyong sudah tak bisa berbuat apapun untuk bisa mengatasinya. Hanya dengan menemani Lisa seperti ini memang sudah cukup lebih baik dilakukan Chaeyong daripada membiarkan adiknya itu sendirian. Sudah cukup lama mereka dalam mobil, hanya berkeliling tanpa tujuan yang pasti.

“Mau pergi kesuatu tempat?” pertanyaan yang berasal dari Chaeyong memecahkan keheningan diantara mereka.

“unnie” bukan menjawab pertanyaan Chaeyong Lisa malah memanggil Chaeyong tanpa mengalihkan pandangannya yang melihat keluar jendela.
Chaeyong menjawab dengan gumaman dan  ia mengalihkan pandangannya sebentar dari depan ke arah Lisa.

“apa mereka akan terus seperti ini? Apa mereka tak ada sedikitpun keinginan untuk meluangkan waktunya? Apa tidak cukup selama ini hanya dengan appa dan omma? Mengapa kini mereka juga seperti 2 orang itu.” Pertanyaan yang keluar dari mulut Lisa membuat Chaeyong menepikan mobilnya. Chaeyong menatap adiknya itu dengan tatapan lirih. Tangannya terulur meraih tangan Lisa yang berhasil membuat fokus adiknya itu kini beralih padanya.

Lisa menatap Chaeyong dengan wajah yang sendu. Chaeyong melepaskan genggaman tangannya lalu keluar dari mobil. Lisa memperhatikan kakanya itu berjalan kesisi pintu mobil tempatnya duduk dan membukanya lalu mengajaknya untuk ikut keluar. Entah sedari tadi memang lisa tak fokus saat memandang ke luar arah mobil tapi kini dia sadar saat ini mereka berada di sungai Han. Chaeyong menarik tangan lisa menuju satu kursi yang ada ditempat itu.

“duduk.” Ucap Chaeyong setelah sampai disalah satu kursi “ disini lebih baik daripada terus berada didalam mobil” lanjutnya.

Lisa hanya menurut dan diikuti oleh Chaeyong yang ikut duduk disebelah Lisa.

“unnie kau belum menjawab pertanyaanku” itu terlontar sesaat setelah mereka duduk. Rose melihat kearah Lisa lalu menghela nafas karena jujur dia tak tau bagaimana dia bisa menjawab yang dapat membuat lisa berhenti sedih seperti ini.

“aku tak tau lisa, aku tak bisa memberikan jawaban atas pertanyaanmu karena aku tidak berada di posisi mereka.” Chaeyong Menatap pada mata hazel adiknya “tapi bukankah ada aku?aku akan berusaha untuk selalu ada saat kau membutuhkanku.” Setelah Chaeyong mengatakan itu ia memeluk lisa, mengusap punggungnya.

“aku mengerti perasaanmu lisa, bukan karena kita saudara kembar tapi kau tau aku juga merasakannya. Maka dari itu aku akan berusaha untuk menjadi kakak yang baik untukmu” mendengar ucapan kakanya lisa hanya diam menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher saudarinya itu.

Entah mengapa tiba tiba saja perasaannya berubah menjadi sangat sensitif, bahkan mood nya sangat buruk setelah menemani Chaeyong makan dan memperhatikan keadaan rumahnya yang sepi tadi.

“kau tau saat kau seperti ini, aku tak tau apa yang harus aku lakukan untuk mengembalikan lagi perasaanmu agar lebih baik itu membuatku sedih.” Ucapan chaeyong kembali pada lisa dengan posisi masih memeluk tubuh lisa

“maaf” kata yang Lisa ucapkan yang langsung mendapat respon dari Chaeyoung dengan melepas pelukannya.

“aniya, kau tak perlu mengatakannya. Kau tak melakukan kesalahan.” Kata kata yang terlontar dari Chaeyong dengan tanggannya meraih wajah lisa yang menunduk.

Chaeyong menatapnya dengan menampilkan senyuman pada lisa, lalu ide jahil muncul dikepalanya, dia menekankan pipi adiknya itu sampai bibir Lisa mengerucut.

“apa yang harus aku lakukan agar kau berhenti murung? Haruskah aku mengajakmu ke lotte word? Aku akan menemanimu manaiki semua wahana.” Ide yang terlontar dari Chaeyong rupanya mendapat respon yang baik dari Lisa.

“jinjja? Kau akan menemaniku untuk menaiki semuanya?” tanya lisa yang mulai semangat dan mendapat anggukan dari Chaeyong

“termasuk wahana ekstrim?” untuk pertanyaan ini sempat Chaeyong sesali perkataannya untuk menemani semua wahana tanpa memikirkan wahana ekstrim yang sebenarnya selalu ia tolak saat mereka datang ke lotte word. Tetapi untuk kali ini Chaeyong terpaksa mengganggukan kembali kepalanya karena tak mau lisa kembali bad mood.

Dan itu membuat lisa bersemangat dan tersenyum lebar.

“kalo begitu, ayo!!” ajak lisa menarik semangat tangan Chaeyong.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue

Hi!! Para readers ini ff pertama gua. Buat yang sempet mampir atau bahkan sampe baca full part ini terimakasih guys.

Minta tolong dikasih vote atau bahkan komen untuk cerita pertama gua ini yak😁😁😁

MY OLDER SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang