31 Clear

4.4K 310 12
                                    

Bugh bugh bugh

Nafasnya tersengal akibat tenaga yang digunakan untuk memukul Jungkook. Kedua pria itu kini berada di tangga darurat rumah sakit.

Bambam menyeret kasar Jungkook untuk ikut bersamanya setelah keduanya mengetahui keadaan sebenarnya mengenai Lisa dari apa yang dijelaskan Jessica.

Jungkook terduduk lemah dengan bersandar pada dinding. Ia tidak mencoba melawan karena tau alasan Bambang memukulnya.

"Yak aku sudah mengatakannya padamu beberapa kali. Pasti ada alasan dibalik menghilangnya Lisa dan kau lihat sekarang? Kau beranggapan dia menghilang untuk menghindari mu tapi nyatanya ia tengah berjuang akan hidupnya."

Mendengar ucapan bambam membuat Jungkook terisak. Berpikir betapa bodohnya ia selama ini akan pemikirannya tentang Lisa bahkan sampai ia melampiaskannya pada eunha.

.

.

.

Jisoo, jennie dan chaeyong dengan Setia terduduk di kursi yang berada di depan ICU. mereka tak diizinkan untuk melihat adiknya itu dari dalam.

Kedua orangtuanya tiba ketika Jessica sudah selesai memeriksa Lisa. Jessica mengajak pasangan itu ke ruangannya untuk menjelaskan keadaan detail mengenai putri bungsu mereka yang sebelumnya Jessica sudah mengatakan jika saat ini Lisa mengalami koma.

Ketiga putri kim  itu mendongkak tatkala dua pasang kaki berada di hadapan mereka, Siwon dan Yoona menatatap sendu pada ketiga Putri mereka.

"Bagaimana appa? Lisa baik baik saja bukan? Dia akan segera bangun kan appa?" Chaeyong mengguncangkan lengan Siwon yang semula tergantung bebas kemudian  saat ini Gadis itu genggam.

"Lisa tidak baik baik saja chaeng. Kita hanya bisa berdoa untuknga, Adikmu yang akan memilih untuk bertahan atau ia akan menyerah."

"Mwo? Appa wae?" Yoona tak bisa lagi menahan tangisnya. Ia terisak ketika mendengar pertanyaan lirih dari Putri keduanya.

Penjelasan yang jessica sampaikan tentang bagaimana keadaan lisa saat ini sangan mengguncangnya. Kejang yang dialami putri bungsunya itudisebabkan oleg sel kanker yang semakin sangat cepat berkembang dan mengenai syaraf pada otaknya.

"kankernya semakin berkembang, pengobatan yang dilakukan selama ini tidak berefek pada kankernya" chaeyong dan jennie menjatuhkan kembali lengan mereka yang sebelumnya mereka gunakan untuk menggenggam lengan sang ayah.

Siwon melihat kearah Putri sulungnya yang hanya terdiam menatap lurus kearah lisa.

"Jisoo-ya..." sebelum siwon mengucapkan kalimat nya sulung Kim itu sudah lebih dulu berucap yang membuat semua orang terdiam.

"Appa apa Lisa akan memilih untuk menyerah agar bisa terbebas dari rasa sakitnya? Aku akan sangat berat untuk menerimanya jika Lisa mengambil keputusan seperti itu."

Tak ada yang merespon ucapan jisoo. semua Berpikir itu adalah hal yang sangat sulit untuk mereka lakukan, tapi bagaimana jika hal itu yang sang bungsu inginkan.

.

.

.

Terhitung sudah satu minggu Lisa koma, selama itu keluarganya secara bergantian masuk ke untuk mengajaknya berbicara. Seperti saat ini di dalam ruangan dingin itu terdapat Jisoo yang tengah memandangi adik bungsunya.

"Lisa-ya  apa Mimpimu itu sangat indah? Hingga tidak dapat sekalipun kau merespon saat aku mengajakmu berbicara."

Jisoo menunduk menatap lengan adiknya yang dampak semakin kurus lalu ia beralih menatap wajah Lisa yang terhalang oleh selang yang membantu adiknya itu bernafas.

Lain halnya di luar ruangan itu jennie dan chaeyong berdiri di depan kaca pembatas ruangan ICU, menatap sendu kedua orang yang berada di dalamnya.

"Unnie apa Lisa akan memilih untuk menyerah dan meninggalkan kita? Seperti apa yang dikatakan jisoo unnie?" Jennie Manunduk setelah mendengar perkataan chaeyong.

"Aku akan membiarkannya jika hal itu yang akan lisa pilih, aku akan mendukungnya jika hal itu bisa membuatnya bahagia unnie." Jennie mendongakkan kepalanya untuk melihat adiknya yang kini menatapnya juga.

"sudah cukup untuknya selama ini bertahan dengan rasa sakit pada tubuhnya. Aku tak ingin lisa terus merasakannya jika menyerah adalah pilihan yang terbaik unnie."

Jennie menatap tak percaya kearah chaeyong, melepaskannya? Bahkan Jenni baru saja merasakan kembali kedekatan adik dan kakak dengan gadis berponi itu.

Keheningan terjadi ketika chaeyong tak kembali berbicara, Jennyie yang terus bungkam, tak berniat untuk bersuara sedikitpun. Ia hanya sibuk dengan pemikirannya.

Keheningan yang tercipta selama beberapa saat itu musnah ketika suara nyaring dari ruangan tertutup kaca itu berhasil untuk menyadarkan keduanya. Di dalam sana Jisoo dengan panik menekan tombol emergency yang langsung mendatangkan para perawat serta Jessica masuk ke dalam ICU.

Jisoo memundurkan tubuhnya untuk memberikan ruang kepada para perawat yang akan menangani adiknya. Jisoo menangis dengan segukan begitu juga dengan jennie dan chaeyong yang melihatnya dari luar ICU.

Tangis jisoo bertambah pilu ketika Jessica mulai memposisikan dirinya di atas tubuh adih bungsunya untuk melakukan kompresi dada.

"Siapkan defibrillator" ucap Jessica keras dengan nada panik sembari masih melakukan kompresi dada pada lisa.

Alat defibrillator segera dibawa oleh salah satu perawat yang membantu Jessica menangani Lisa.

"Siapkan 150 joule"

"150 joule siap" Jessica segera merebut alat defibrilator yang telah disiapkan oleh asistennya itu dan langsung men-shock kepada tubuh keponakannya itu.

Hal itu tak berhasil mengembalikan detak jantung Lisa, hingga percobaan ketiga sekalipun itu tak berhasil juga. Jessica kembali melakukan kompresi dada dengan mulai terisak.

"Lisa jebal jangan seperti ini." Ucap jessica di tengah tangis nya.

"Dr. Jung" panggilan dari salah satu perawatnya berhasil menghentikan pergerakan jessica yang tangah melakukan kompresi dada.

Tubuh jessica tertunduk lesu, perlahan ia turun dari atas tubuh gadis berponi itu menatap sendu kearah jisoo yang tengah berdiri di belakangnya lalu kemudian Ia mengalihkan ke arah kedua keponakannya yang lain beserta kedua Kakaknya yang berada di depan ruang ICU.

"Kim lisa waktu kematian 29 maret 2021 pukul 20.20" jisoo dengan terburu-buru menghampiri tubuh adiknya mendorong semua orang yang menghalangi langkahnya, ia menangis sampai meraung pilu.

Keempat orang yang berada di luar ICU juga dengan tergesa dan Tangis mendekat ke arah tubuh Lisa. Tangisan itu Terdengar sangat menyedihkan membuat orang lain yang berada di sana ikut meneteskan air matanya.

-END-

MY OLDER SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang