003 - Fotografi

4.3K 403 7
                                    

Sikembar telah tiba di kampusnya. Kelas chaeyong akan di mulai dalam 15 menit lagi.

“kelasmu pukul berapa lisa?” pertanyaan itu terdengar setelah lisa keluar dari mobilnyaa.

“kelasku mulai pukul 9, aku akan pergi ke ruang clubku dan menunggu jadwal kelasku disana unnie” lisa menjawab dengan senyuman.

“arraso, pergilah ke caffetaria sebelum itu, kau hanya sedikit memakan sarapanmu tadi.” Chaeyong menghentikan langkahnya dan berbalik tepat di hadapan lisa yang semula mereka berjalan beriringan dengan telunjuk yang menunjuk hidung lisa dengan sedikit jarak bermaksud memeringatkan.

Lisa hanya membalas dengan gumaman.

“okay, kita berpisah disini.” Karena arah tujuan mereka berbeda dan posisi mereka sekarang berada di persimpangan arah yang mengharuskan mereka berpisah. Lisa hanya menggangguk yang tak lama setelahnya Chaeyong memberikan satu kecupan pada bibirnya, yang mana adalah rutinitas si kembar saat mereka akan berpisah.

“bye!!” setelah mengatakannya chaeyong melangkahkan kakinya dan mulau menjauh.
Lisa menatapnya sampai punggung kakaknya itu tak terlihat lagi dan dia mulai beranjak dari sana, tujuannya caffetaria. Sebenarnya lisa tidak ada niat untuk pergi kesana jika saja chaeyong tidak mengatakannya tadi dan lisa tak bisa tidak pergi kesana jika chaeyong yang mengatakannya. Karena entah bagaimana caranya chaeyong selalu tau jika lisa tidak melakukan apa yang dia katakan dan berakhir chaeyong akan memarahi lisa.

Lisa hanya membeli 1 roti dan sekotak susu coklat yang ia bawa ke ruang club. Bicara soal club, lisa bergabung dengan salah satu club yang ada dikampusnya yaitu club fotografi. Karena memang dia dan chaeyong Adalah mahasiswa fakultas seni hanya saja chaeyong mengambil bidang seni musik dan lisa mengambil fotografi. Dan itu mengapa lisa juga tergabung dalam club tersebut.

Cekleeek~

Suara pintu ruangan club yang dibuka seseorang mengalihkan atesi lisa yang semula pada ponselnya ke arah pintu.

“eoh lisa?” suara yang terdengar terkejut yang berasal dari seorang pria yang membuka pintu. Ia menutup pintu dan mulai berjalan mendekati lisa.

“hey jungkook!” lisa menggerakan tangannya sekaligus tersenyum pada jungkook yang sudah duduk di bangku tepat di sampingnya.

Jungkook tersenyum saat lisa menyapanya.
“pasti chaeyong ada kelas pagi, itu sebabnya kau ada disini” tebakan jungkook yang mandapat anggukan dari lisa.

Semua teman lisa mengenal chaeyong begitupun sebaliknya karena mereka selalu terlihat bersama saat waktu keduanya kosong dikampus ditambah dengan mereka yang selalu datang dan pulang bersama walau terkadang salah satunya ada kegiatan kampus setelah semua kelas mereka berakhir.

“tumben sekali kau sendirian, dimana bambam?” Pertanyaan lisa yang heran karena jungkook dan pria itu selalu terlihat bersama  seperti dirinya dan chaeyong hanya bedanya mereka tidak kembar.

“kami tidak datang bersama, kau tau kelas kita baru mulai pukul 9 nanti, so dia menolak saat aku mengajaknya pergi tadi.” Lisa mengerutkan dahinya.

“lalu mengapa kau datang sepagi ini? Kau tau karena aku pergi bersama kakakku itu alasan mengapa aku sudah datang, tapi kau? Wae?” jungkook mengangkat bahunya.

“mungkin untuk menemanimu?” jawaban jungkook yang dibalah dengan dengusan dan pukulan pelan di kepalanya oleh lisa. Jungkook meringis tapi dia menampilkan gigi kelinci pria  itu setelahnya.

Mereka mengobrol dengan membahas semua hal ditambah bambam yang ikut bergabung tepat setengah jam sebelum kelas mereka di mulai. Mereka bertiga memang berada di jurusan yang sama karena kebanyak angkota klub fotografi tentu saja berasal dari jurusannya sendiri tetapi itu bukan berarti semua anggota club. Ada beberapa orang yang berasal dari jurusan berbeda.

Hingga kelas lisa selesai dan sekarang yang tersisa hanya beberapa orang saja di dalam, dan lisa, jungkook dan bambam termasuk orang orang itu. Lisa merapihkan alat tulisnya memasukannya ke dalam tas.

“yak lisa!” seruan tiba tiba dari bambam membuat lisa terkejut.

“kamcagiya! Yak kau mengagetkanku” balas lisa dengan kesal sambil menutup ranselnya dengan kasar.

“aakh” bambam memekik saat merasakan ada seseorang yang memukul kepala belakangnya. Bukan, itu bukan jungkook  karena posisi merak bertiga saat ini, tetapi chaeyong yang baru saja datang menatap bambam dengan tatapan yang tajam. Bambam menatap kesal pada chaeyong baru saja akan mengeluarkan umpatannya pada chaeyong suara jungkook mengintrupsi.

“kalian mau ikut bersama kami?” Lisa dan chaeyong menatap jungkook.

“eodie?” lisa yang mulai berdiri dari duduknya

“kerestoran ibuku, itu tujuanku memanggilmu tadi. Aku tidak berniat mengejutkanmu” balas bambam dengan mata yang terarah pada chaeyong. Chaeyong hanya menatapnya dengan malas.

“kau ada acara unnie?” chaeyong melihat ke arah lisa lalu menggeleng.

“aniya, kau mau ikut dengan mereka?” lisa melirik jam di tangannya.

“ini masih terlalu awal untuk kita kembali ke mansion, kupikir tidak masalah jika ikut dengan jungkook dan bambam.” Jungkook dan babam yang mendengarnya telihat senang.

“kajja” ajak lisa pada mereka berempat.

“tapi....” lisa dan chaeyong yang baru saja akan berjalan keluar tetapi urung karena seruan jungkook. Mereka menatap jungkook dengan tatapan bertanya.

“pagi tadi aku pergi naik bus begitu juga dengan bambam. So...” sebelum menyelesaikan ucapannya chaeyong memotong ucapan bambam.

“kita pergi dengan mobilku.” Setelah mengatakannya chaeyong menarik tangan lisa untuk berjalan lebih dulu.

Kini 4 orang itu sudah berada di dalam mobil dengan jungkook yang mengendarainya dan bambam di sampingnya juga sikembar di kursi belakang. Tak lama pun mereka sampai di restoran ibu bambam.
Sebenarnya mereka memang sering datang, dan ibu bambam juga sudah sangat mengenal lisa dan chaeyong. Tetapi sudah hampir satu bulan dari terakhir mereka datang kemari membuat ibu bambam memekik senang saat melihat mereka datang.

“aigo-ya. Aku merindukan kalian” ibu bambam memeluk si kembar. Jungkook dan bambam hanya melihat dan tersenyum lalu pergi lebih dulu duduk di tempat biasa mereka menghabiskan waktu disana.
Bambam menyiapkan tempat duduk khusus untuknya jika dia datang membawa teman temannya. Tentu saja untuk membuat mereka nyaman saat mengobrol dan melakukan berbagai hal. Karena sungguh bambam adalah orang yang berisik dan tak bisa diam apalagi saat dia bersama jungkook yang terkadang lisa juga terbawa pecicilannya bambam.

“ey ajumma mengapa kau selalu merindukan kami, bahkan kami sudah sangat sering datang.” Pernyataan lisa mendapatkan balasan berupa cubitan gemas dari ibu bambam di hidungnya.

“tentu saja. Terakhir kali kalian kemari itu 1 bulan yang lalu. Tentu saja aku merindukan kalian yang biasanya datang setiap minggu.” Ibu bambam menjawabnya dengan mencebikan bibirnya. Rose tersenyum mendengarnya.

“kami sibuk dengan kegiatan kampus akhir akhir ini, aniya maksudku Lisa yang sibuk dengan project fotografinya dan aku harus menemaninya untuk mengingatkan agar dia tidak lupa waktu. Kau tau dia akan lupa segalanya ketika fokus mengerjakan sesuatu jika tidak diawasi."

“yak eommaa!! Kau akan terus membuat mereka berdiri disana?” teriakan bambam membuat wanita tua itu tersentak saking kencangnya bahkan sampai beberapa pelanggan yang ada disana terdiam sesaat lalu melanjutkan kembali kegiatan makannya setelah ibu bambam meminta maaf atas gangguan yang di ciptakan anak sematawayangnya itu.

“ish jongmal. Anak itu memang benar benar.” Gerutu ibu bambam karena sikap anaknya itu.

“perlu ku wakilkan untuk memukulnya song ajumma?” Tawaran lisa sembari tersenyum jahil dan mendapatkan wink dari ibu bambam. Rose yang melihatnya hanya menggelengkan kepala karena sikap 2 wanita berbeda usia di depannya ini.

.
.
.
.
.
To be continue...

Part 3. Lagi semangat banget buat cerita ini sumpah.
Sebelum ini sempet bikin ff dan gue putusin buat unpub karena udah lama banget ga gua lanjut. Tapi buat cerita ini gue bener bener niat banget buat nulis sampe ending. So minta vote atau komen buat bikin gua tambah semangat yaak!😊








MY OLDER SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang