004 - Younger Sister

4.2K 413 4
                                    

Hari sudah sangat larut, tetapi sepasang gadis kembar itu baru saja tiba di depan mansion. Mereka benar benar menghabiskan waktu di restoran ibu bambam membicarakan segala hal sampai mereka lupa waktu, ditambah lolucon yang bambam lontarkan membuat mereka benar benar tidak sadar jika hari sudah larut. Jika saja ibu bambam tidak mendatangi mereka dan memberitahukan jika restoran akan tutup mungkin mereka sampai saat ini masih belum kembali.

"haha jinjja aku masih membayangkan bagaimana bambam terjatuh tadi, itu sangat lucu. Aku bahkan tak kuat menahan tawa haha" lisa yang mendengarnya juga ikut tertawa.

Pasalnya tadi sebelum mereka pulang lebih tepatnya saat ibu bambam memberitahu jika restoran akan tutup mereka berempat sedang memaikan permainan TOD dan bambam sedang menjalankan dare saat itu. Dare yang di berikan jungkook pada bambam adalah dia harus mengakui 1 kesalahan pada ibunya yang tanpa disangka ibu bambam siap memukul bambam tetapi bambam berlari dan berakhir jatuh karena kakinya tersandung kaki kursi. Melihat bambam terjatuh semua nya tertawa bahkan tak ada niat untuk mereka menolongnya.

"aku tak menyangka bambam akan mengatakan tentang hal itu pada song ajumma. Tentu saja...." perkataan Chaeyong terpotong saat suara dari arah belakang mereka terdengar dengan nada dingin.

"mengapa kembali selarut ini?" mereka tahu suara siapa itu, mereka menghentikan langkahnya tepat di bawah tangga menuju kamar mereka, berbalik menatap kakak tertuanya yang berdiri dihadapan mereka

"apa yang kalian lakukan sampai selarut ini?" pertanyaan keduanya terlontar dengan nada yang sama.

Chaeyong yang hendak akan menjawab tertahan oleh suara lisa yang mendahului.

"apa pedulimu?" setelah mengatakannya lisa hendak berbalik.

Plaakk

Tamparan pada pipi lisa menghentikan pergerakan yang akan lisa lakukan.

"karena kau adikku lisa." Melihat lisa yang diam setelah kakak pertamanya itu membentak serta menampar adiknya, chaeyong menatap kakaknya dengan tatapan sengit.

Karena sesungguhnya lisa adalah orang yang akan sedih hanya dengan dibentak saja dan kakaknya itu berani menampar lisa. Bahkan chaeyong tak pernah meninggikan bicaranya saat lisa Membuatnya kesal.  Amarah chaeyong benar benar akan meledak saat ini karena melihat bagaimana tamparan itu diberikan kepada adiknya yang bahkan chaeyong selalu memukul seseorang yang membuat lisa terkejut.

"kau berani menampar dan membentaknya?" chaeyong melangkah mendekat ke arah jisoo hingga jarak mereka sangat dekat. "kau sadar apa yang kau lakukan?" jisoo hanya terdiam mendengar suara dingin dari adiknya itu.

"yak, lisa adikku. Jangan pernah sekali lagi kau berani membentak dan menamparnya lagi. aku tak akan segan membalasnya dengan yang lebih parah padamu meski kau adalah kakakku." Ucapan chaeyong membuat jisoo meremas tangannya sendiri. Melihat tatapan yang di tujukan padanya jisoo bisa melihat chaeyong benar benar sangat marah padanya.

Chaeyong berbalik membawa lisa untuk naik dan pergi kekamar mereka. Jisoo memandang kedua adiknya itu dengan tatapan bersalah. Jisoo tak marah akan perkataan chaeyong padanya karena nyatanya dia memang merasa bukan kakak yang baik untuk mereka.

Lisa hanya mengikuti, dia diam tak mengeluarkan suara sampai mereka didalam kamar. Chaeyong mendudukannya di pinggir ranjang lalu memandang adiknya yang menunduk, ia berjongkok agar bisa melihat wajah adiknya lalu perlahan tangannya meraih tangan adiknya.

"gwencana?" pandangan lisa beralih tepat pada mata kakaknya itu.

Chaeyong melihat mata hazel adiknya memerah, ia tau lisa pasti sangat sedih dengan kejadian tadi. Melihat itu chaeyong menarik lisa dan memeluknya, seketika itu tangisnya pecah.

"uljima lisa-ya." Sungguh chaeyong tak bisa melihat adiknya menangis, dia merasakan sesak saat meliahat lisa seperti ini.

Tanpa mereka sadari, jisoo melihatnya di celah pintu kamar yang sedikit terbuka. Jisoo melihat bagaimana perkataannya menyakiti adiknya sampai menangis seperti itu. Ia menyandarkan tubuhnya pada diding menunduk sedih.

"miane" ucapnya pelan hanya bisa terdengar oleh dirinya sendiri, setelah itu ia melangkah pergi menuju kamarnya.

Hari berganti semalam Lisa tertidur setelah lelah menangis di pelukan chaeyong. Hari sudah pagi tapi belum ada tanda-tanda mereka akan bangun. Sementara itu di meja makan 3 orang penghuni lain mansion itu sedang melakukan aktifitas yaitu sarapan.

" apa Adik kalian sudah pergi?" jisoo dan jennie menatap yoona yang sedang menatap mereka juga.

"belum eomma, mereka masih tertidur" jawaban jennie membuat yoona bingung karena ini bukan hari libur, tapi anak kembaarnya itu belum bangun.

"eoh? Eomma akan kekamar mereka. Kalian makanlah lebih dulu." Yoona beranjak dari sana.

Saat yoona masuk ke kamar si kembar dia disuguhkan dengan pemandangan anaknya tidur dengan posisi saling memeluk. Hati yoona menghangat ketika dia melihatnya. Perlahan langkahnya mendekati sisi ranjang tepat disebelah lisa mengelus surai anak bungsunya itu. Lisa yang merasa terganggu menggeliat dengan mata masih terpejam membuat yoona terkekeh melihatnya.

"lisa bangunlah, chaeyong-ah" yoona menepuk pelan pantan anak kebarnya itu. "kalian tidak ke kampus, sekarang sudah pukul 7." Perlahan mereka membuka matanya. Cukup terkejut melihat sang ibu membangunkan mereka tetapi mereka berhasil menyembunyikan rasa terkejutnya.

"aku tak akan pergi." Ibunya terlihat memandang lisa setelah ia betkata seperti itu. Tatapannya terfokus padanya, lisa yang merasa ditatap seperti itu tergagap.

"wae?" bukan menjawab ibunya itu malah menyentuh kelopak bawah mata lisa.

"kau menangis?" pertanyaan ibunya itu berhasil membuat chaeyong memandang lisa.

"eoh? Apa bengkak? Yak unnie sudah kukatakan jangan menonton drama itu. Aish jinjja." Seruan lisa membuat chaeyong bingung sesaat sampai dia tersadar apa maksud lisa akhirnya dia masuk pada sandiwara yang lisa buat.

"wah daebak lisa wajahmu seperti panda. Hahah" mendengar itu lisa mencebik.

Yoona yang melihat interaksi putri kembarnya itu tersenyum. Sudah sangat lama rasanya ia tidak melihat mereka seperti ini karena dia menyibukan dirinya sampai lupa pada mereka.

Yoona memfokuskan kembali tatapannya pada lisa yang masih mengerucutkan bibirnya.

"eoh kiyowo" yoona mencubit hidung lisa pelan.

"segera bersiap, eomma tunggu dibawah untuk sarapan eoh?" setelah mengatakannya yoona melangkah keluar kamar tapi sebelum itu yoona mengelus rambut chaeyong.

"huft" helaan nafas itu terdengar saat yoona sudah menghilang di balik pintu. Lisa bernafas lega karena tamparan kakak sulungnya itu tak membekas jadi ia hanya perlu membuat alasan untuk matanya yang bengkak.

"aku akan mandi." Lisa beranjak dari kasurnya.

"lisa" panggilan chaeyong membuat lisa membalikan badannya.

Terlihat chaeyong juga beranjak melangkah mendekati lisa lalu melingkarkan lengannya pada leher lisa dengan senyum lebar. Lisa yang melihatnya merasa kakaknya itu dengan horor.

"kajja kita mandi bersama." Belum sempat protes chaeyong lebih dulu membawanya masuk kekamar mandi.

Sementara itu dimeja makan yoona kembali ke tempatnya.

"mereka tak bangun?" pertanyaan itu terlontar dari jennie.

"eomma menyuruh mereka untuk bersiap lebih dulu. Kalian sudah selesai?." Tatapannya iya alihkan pada ke dua putrinya.

"belum, kami menunggu mereka." Yoona hanya mengganguk dan tersenyum.

"appa akan kembali nanti malam. Ia ingin membicarakan sesuatu pada kalian." Tak mengeluarkan suara sebagai jawaban, Jennie dan jisoo hanya menggangguk mengerti.

.

.

.

.

.

To be contineu....

I'm back!!!









MY OLDER SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang