28 Give Me

1.7K 218 9
                                    

Jisoo melangkah memasuki ruang rawat adik bungsunya, terlihat gadis berponi itu tengah duduk di tempat tidurnya dengan memandang arah jendela yang memperlihatkan taman diluar sana.

Hal itu menjadi kebiasaan lisa sejak ia dirumah sakit. Lisa selalu memandang kearah taman itu, bukan hanya taman tetapi orang orang yang berada disana. Anak anak kecil yang memakai pakaian rumah sakit yang ternyata adalah pasien yang mempunyai penyakit yang sepertinya.

Yayasan kanker, mereka merupakan bagian dari yayasan kanker yang didirikan kakeknya.

Jisoo melingkarkan tangannya pada ceruk leher adik bungsunya, meletakan dagunya pada pundak gadis berponi itu.

"Miane, kau sudah melarang unnie untuk tidak minum alkohol tetapi unnie tetap melakukannya. Miane hmm?" Lisa mengalihkan pandangannya untuk melihat kakak sulungnya itu.

Jisoo melepas lingkaran tangan pada ceruk leher adiknya itu, berjalan memutar agar dapat berhadapan dengan lisa.

"Kau sudah 2 kali mengulangi hal yang sama." Lisa menatap jisoo malas.

Jisoo menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia bingung harus berkata apa karena yang lisa katakan memang benar. Sudah 2 kali ia datang kerumah sakit dengan keadaan ia habis minuman memabukan itu.

"Jeongmal miane, unnie janji tidak akan mengulanginya lagi kali ini lisa-ya." Jisoo menggenggam tangan lisa erat, seolah ia mengatakan jika ia benar benar tidak akan melakukannya lagi.

"Arraso, tapi unnie jika kau melakukannya lagi aku benar benar akan marah pada mu." Jisoo tersenyum lebar lalu memeluk lisa erat.

"Tunggu dimana semua orang, mengapa kau sendirian?" Tersadar akan lisa yang hanya seorang firi diruang rawat itu jisoo melepaskan pelukannya.

"Eomma dan jennie unnie pulang ke mansion untuk mengambil beberapa barang, dan chayeong aku menyuruhnya untuk pergi ke caffetarian karena perutnya selalu saja berbunyi padahal ia telah menghabiskan kimbab yang jennie unnie bawa tadi." Jisoo terkekeh mendengar penuturan adiknya tentang chaeyong.

Jisoo ikut mendudukan dirinya di samping adik bungsunya itu, membuat ia juga ikut memandang ke arah taman rumah sakit.

"Appa selalu mengunjungi mereka setiap akhir pekan."lisa melihat kearah kakaknya yang masih memandang kearah taman.

"Benarkah?"

"Em kurasa sejak appa tau tentang penyakitmu. Karena tidak mungkit hal tersebut telah berlangsung lama." Jisoo memandang wajah adiknya yang pucat, ia tersenyum lalu membelai surai adiknya itu.

Senyuman jisoo seketika menghilang ketika surai adiknya itu lumayan banyak terbawa oleh tangannya yang bergerak turun. Jisoo kembali menarik senyumnya ketika matanya bertemu dengan mata bulat lisa.

"Aku tahu unnie." Lisa meraih tangan jisoo dan mengambil helaian rambutnya yang ada ditangan kakak sulungnya itu.

"Perlahan rambutku akan hilang seperti mereka" jisoo memandang adiknya yang tersenyum sambil memandang anak anak yayasan kanker dibawah sana.

"Unnie...Belikan aku beannie kuning saat hal itu tiba"

"Mengapa harus kuning?" Jisoo mencoba ikut mencoba mengangapnya itu bukan hal apa apa, seperti lisa sekarang walau sebenarnya hal itu sangat mencubit hatinya.

"Karena aku menyukainya." Ucap lisa sembari memamerkan deretan gigi putihnya.

"Aigo~~" jisoo mencubit gemas pipi tirus lisa. "Arraso akan aku belikan berapapun yang kau mau." Lisa memeluk pinggang jisoo dan meletakan kepalanya pada dada kakak sulungnya itu.

MY OLDER SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang