Hari ini Rose terpaksa berangkat bersama ayahnya karna mobilnya belum diambil. Dia baru menyuruh supir ayahnya untuk mengambilnya beberapa menit yang lalu, jadi sekarang dia berangkat bersama ayahnya dengan ayahnya yang menyetir mobil.
Matanya masih terfokus pada layar iPad dihadapannya sambil melihat kenaikan drastis saham agensi semenjak pengumuman akan debutnya boy group baru kemarin.
Ia beruntung ayahnya sedang pergi saat ia pulang semalam, jadi ayahnya tak tau dan tak bertanya kenapa bisa mabuk.
“Kamu masuk duluan. Papa mau ketemu Om Taeyang di akademi.”
Rose tersenyum lalu mengangguk. “Papa hati-hati.” Ujarnya lalu keluar dari mobil. Setelah mobil sang ayah menjauh, Rose berjalan hendak memasuki gedung kantornya.
Grep
Rose menoleh.
“Rose? Ini Rose kan?”
Rose mengangguk menatap wanita paruh baya di depannya, “Maaf, siapa ya?”
Wanita itu tersenyum, “Boleh tante ngomong sama kamu? Sebentar aja kok.”
“Tante mohon.”
Dengan ragu Rose mengangguk dan membiarkan wanita paruh baya itu menariknya ke cafe yang terletak tepat di seberang kantornya dan duduk di bangku dimana ada pria paruh baya yang sudah duduk disana.
“Ini Rose?” tanya pria itu pada wanita yang asing bagi Rose itu.
Wanita itu mengangguk lalu beralih menatap Rose, “Ini suami saya.” Ujarnya sambil menunjuk pria di sampingnya.
“Terimakasih.” Ujar wanita itu pada pelayan yang mengantarkan dua cangkir kopi untuk mereka.
“Maaf, tapi saya sedang sibuk. Ada keperluan apa ya?”
Wanita itu tersenyum lagi hingga membuatnya teringat sosok mendiang ibunya.
“Kamu cantik.”
Rose mengerutkan kedua alisnya tak mengerti.
“Maafin tante ya,"
“Maaf? Buat apa ya? Bukannya ini kali pertama kita ketemu?”
Wanita itu mengangguk, “Meskipun kita belum pernah ketemu sebelumnya, tapi tante pernah lakuin hal yang buruk sama kamu. Tante minta maaf,” ujarnya sambil menggenggam kedua tangan Rose.
Wanita itu menatap perban ditangan kiri Rose yang sudah ia ganti pagi ini dan mengelusnya pelan, “Kamu pasti tersiksa banget ya. Maafin tante,” ujarnya hampir menangis. Sedangkan pria asing itu hanya menatapnya tanpa berbicara.
Rose hanya mengangguk kecil dan mengelus pelan kedua tangan wanita itu padahal ia sendiri tak mengerti atas dasar apa wanita itu minta maaf padanya.
“Kalau begitu saya pamit dulu, sekertaris saya sudah menelfon.” Pamit Rose sembari menunjukkan ponselnya dimana menunjukkan sebuah panggilan dengan nama ‘Umji’ disana.
Wanita itu mengangguk, “Maaf ganggu kamu.”
Rose menggeleng lalu pamit dan segera kembali ke kantornya. Ia tak menggubris sapaan sapaan yang terlontar dari mulut para karyawan dan sibuk melihat pesan yang Umji kirim padanya.
Kakinya melangkah cepat menuju ruangannya dan ternyata Umji sudah disana duduk di single sofa dengan gusar bersama tuan Choi.
“Ada yang terjadi?” tanya Rose datar.
Umji berdiri, “Nona, bagaimana ini? Orang tua Kang Haemin dan Lee Juyeon datang dan mengamuk di gedung pelatihan.”
Tuan Choi mendekat, “Mereka meminta agar anaknya dimasukkan dalam daftar peserta.”
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] MY CLARITY | Jaerosé ft.97 Liners
FanfictionJaerose ft. 97 liners Siapa yang menyangka dibalik sikap dinginnya, Rose adalah gadis rapuh yang menyimpan trauma dalam dirinya. Hidup dalam ketakutan dan bersikap tertutup pada orang lain bukanlah hal yang Rose impikan. Namun kejadian dari masa lal...