“Sepatu aku mana? Jeno umpetin sepatu Lia ya?!” tuduh seorang balita perempuan berusia empat tahun sambil menunjuk balita laki laki yang seumuran dengannya yang kini duduk di sofa sebrangnya. Lia, nama gadis kecil itu.
“Mana ada?! Kamu lupa bawa kali.” Sanggah anak laki laki itu. Jeno namanya.
Lia merengut, “Lia inget kok bawa sepatu.”
“Ingetnya dalam mimpi.”
“Ih, ngeselin banget sih. Ndaaaa!”
“Kenapa sih?” tanya sang ibu dengan nada lembutnya. Rose, wanita itu berjalan menuruni satu persatu anak tangga tak lupa menutup pintu kecil yang dibuat Jaehyun agar anak anak mereka itu tidak naik turun tangga sendirian.
“Jeno ngumpetin sepatunya Lia.” Adu Lia sambil memeluk manja kaki jenjang sang ibu.
“Ck, aduan.” Decak Jeno tidak suka. Anak laki laki itupun ikut mendekat kearah sang ibu, “Jeno gak ngumpetin, Nda.”
Rose menaikkan sebelah alisnya, “Beneran?”
Jeno mengangguk cepat.
“Bohong! Maling mana ada yang ngaku!”
“Hush, Lia. Ngomong nya apa sih.” Tegur Rose membuat Lia makin merengut karna kesal. “Lia lupa kali naroh dimana.” Ujar Rose mencoba menengahi.
Lia menggeleng, “Lia inget udah dibawa turun tadi, Nda.”
“Dasar pelupa.”
“Jeno,”
Rose kembali menoleh kearah Lia, dia berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan sang putri itu. “Tadi abis dari kamar Lia kemana aja?” tanyanya lembut.
Lia nampak berfikir sejenak. “Habis mandi, turun, nonton tv, trus metik bunga ini, trus balik kesini lagi.” Ujarnya sambil menunjukkan setangkai bunga lavender spanyol yang sebelumnya dia taruh diatas sofa.
“Terus?” tanya Rose lagi.
Lia nampak berfkir lagi apakah ada yang dia lupakan?
“Trus makanin es krim di dapur, trus karna gak nyampe ke wastafel cuci tangan di taman. Eh sepatunya ketinggalan.” Ujar Jaehyun sambil membawa Lia kedalam gendongannya.
“Kan, bener. Lia pelupa.” Ejek Jeno.
“Ish! Yah, liat tuh Jeno nya.” Adu Lia dengan air mata bombay nya pada Jaehyun membuat Jeno mendengus kesal. Nasib jadi anak sulung, terlebih lagi saudara kembarnya itu perempuan membuatnya sering kali dijadikan bahan untuk disalahkan.
“Udah udah. Sekarang sepatunya di pake, bentar lagi mau berangkat.”Ujar Rose menengahi. Tangannya mulai bergerak untuk membenarkan pakaian yang Jeno pakai, sedangkan Lia dengan dibantu Jaehyun memakai sepatunya yang sempat hilang itu.
M Y C L A R I T Y
“Nda, ada Soobin ya nanti?”
Sontak Jaehyun dan Jeno menoleh, “Hah?!” tanya ayah dan anak itu kompak. Kini mereka sudah sampai di tempat yang mereka tuju, villa keluarga Rose, dan sekarang tengah berjalan kaki kesana setelah memarkirkan mobilnya. Villa yang menyimpan kenangan mereka dan teman temannya, serta tempat yang menjadi saksi dimana Jaehyun pernah melamarnya.
Rose terkekeh melihat wajah suami dan putranya itu, dia kemudian menunduk menatap Lia. “Iya, ada.” Kemudian tatapannya berhenti pada sebuah batang pohon kelapa yang sudah ambruk itu. “Lia, coba deh jalan disana. biar dipegangin sama Ayah.” Suruh Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] MY CLARITY | Jaerosé ft.97 Liners
FanfictionJaerose ft. 97 liners Siapa yang menyangka dibalik sikap dinginnya, Rose adalah gadis rapuh yang menyimpan trauma dalam dirinya. Hidup dalam ketakutan dan bersikap tertutup pada orang lain bukanlah hal yang Rose impikan. Namun kejadian dari masa lal...