Disebuah rumah tua jauh dari keramaian kota, Tiffany duduk dengan angkuh menatap dua orang yang bersimpuh dihadapannya. Tangan keduanya diikat didepan dan wajahnya yang kotor dan dipenuhi keringat.
“Gue gak nyangka lo jadi gini.” Desis Jiyong.
Jiyong dan Chaerin, mereka tertangkap setelah kepergok melihat perdagangan ilegal Tiffany di sebuah pelabuhan dan malah dibawa kesini.
Tiffany tertawa mengejek, “Uang itu nomer satu Jiyong.” Ujarnya lalu melirik meja dimana banyak barang barang terlarang yang tak seharusnya disana.
Rumah yang terlihat tak terawat itu nampak terang dengan adanya cahaya matahari yang masuk melewati jendela serta atap yang beberapa gentingnya sudah hilang.
“Nyonya, gawat ada polisi diluar!” ujar salah seorang anak buahnya membuat Tiffany terkejut. Ia menatap Jiyong serta Chaerin yang kini menatapnya mengejek. Untungnya Chaerin sempat menekan nomer cepat yang sebelumnya dia atur ke Taeyang sebelum ponselnya berhasil dirampas.
“Sialan!” umpat Tiffany. Dia mencoba kabur tapi Jiyong memegang tangannya hingga ia tak bisa bergerak.
Tangannya berusaha meraih sesuatu dari balik mantel mahalnya, tapi dia kalah cepat dengan Chaerin yang kini sudah menyodorkan pistol ke kepalanya. Entah sejak kapan ikatan di tangan Jiyong dan Chaerin lepas.
“Angkat tangan atau gue tembak.”
Tiffany menurut dan menatap keduanya tajam. Tapi ia menjadi makin terkejut kala melihat penampakan pria yang sangat ia kenal berjalan masuk dengan santainya.
“Seharusnya dari dulu gue gak percaya sama lo.”
“Lo emang bodoh.” Ucap si pria yang tak lain adalah Seungri. “Gampang percaya kalo ada uang.”
Tiffany mendecih, matanya menatap Jiyong dengan tatapan benci. Ia tak menyangka pria itu bisa berbuat demikian padanya.
Tak
Ia menyeringai membuat ketiga orang lainnya mengerutkan keningnya.
Brakk
Tak mau menyia nyiakan kesempatan, Tiffany segera berlari menuju tangga yang mengarah ke pintu belakang menuju hutan.
Jiyong, Chaerin, serta Seungri yang mencoba mengejar itu dibuat mengumpat kesal karna tiba tiba sekumpulan orang berpakaian kitam yang sepertinya anak buah Tiffany tiba tiba menghadang mereka dan mau tak mau mereka harus melawan.
M Y C L A R I T Y
Hari ini Rose dibuat kesal karna Jaehyun terus mendiaminya sejak Bangchan mendatangi rumahnya dan berniat mengajaknya berangkat bersama padahal saat itu juga Jaehyun ada di sana.
Tentu saja Rose menolaknya, tapi apalah dayanya jika Jaehyun tersinggung karna itu. Rose bahkan tak tau darimana Bangchan tau alamat rumahnya.
“Jae,” panggil Rose lagi. Entah sudah berapa kali Rose memanggil nama kekasihnya itu namun tetap tak digubris. Mereka kini sedang duduk berdua di rooftop sekolah setelah selesai mengambil nilai praktik Kimia bersama.
Memang begitu sistemnya, XII A1 dan XII A2 akan melakukan ujian praktik bersamaan untuk menghemat waktu. Begitu pula A3 dan A4, lalu A5 dan A6.
Jaehyun tak menjawab, menoleh pun tidak. Rose menjadi merasa bersalah sekarang.Rose menghela nafasnya lelah, “Maaf, aku lupa ngomong sama dia. Maafin aku ya?” gadis itu mengeluarkan ponselnya lalu mengirim pesan pada Bangchan agar menjaga jarak darinya, “Nih aku udah chat dia, sekarang maafin ya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] MY CLARITY | Jaerosé ft.97 Liners
FanfictionJaerose ft. 97 liners Siapa yang menyangka dibalik sikap dinginnya, Rose adalah gadis rapuh yang menyimpan trauma dalam dirinya. Hidup dalam ketakutan dan bersikap tertutup pada orang lain bukanlah hal yang Rose impikan. Namun kejadian dari masa lal...